Perwali Turunkan Penggunaan Kantong Plastik 75 Persen
Pemkot Denpasar jalin kerja sama dengan perusahaan jasa pengantar makanan terbesar di Asia.
DENPASAR, NusaBali
Dalam rangka mendukung Peraturan Walikota Nomor 36 tahun 2018, Pemerintah Kota Denpasar yang bekerja sama dengan perusahaan jasa antar makanan, Go-Food, menggelar sebuah pelatihan yang bertajuk ‘Pengurangan Plastik dalam Bisnis Makanan.’ Pelatihan yang digelar pada Kamis (4/4) bertempat di Sector Bar & Restaurant, Jalan Hang Tuah No.58, Sanur Kaja, Denpasar, tersebut melibatkan 100 mitra pedagang terbaik dari Go-Food Bali.
Dalam pelatihan yang dikemas santai tersebut, hadir pula beberapa narasumber yang terdiri dari Walikota Denpasar, yang pada saat itu diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, I Ketut Adi Wiguna, Kepala Wilayah GOJEK Bali-Nursa, Leo Wibisono Arifin, Perwakilan dari Plastik Detox, dan Pengusaha Sukses dari Warung Kecil dan Gelato Secret. Inti dari pelatihan tersebut adalah bagaimana para pebisnis makanan dapat secara bijak memanfaatkan plastik sehingga dapat menekan penggunaan plastik dalam pengemasan makanan. Komitmen tersebut dibuktikan dengan pemanfaatan limbah spanduk yang diolah menjadi tas ramah lingkungan yang dapat dipergunakan mitra driver untuk mengantar pesanan.
Sejalan dengan program Pemkot Denpasar, Leo Wibisono Arifin, selaku Kepala Wilayah GOJEK Bali-Nursa, mengaku sangat mendukung Pemkot Denpasar dalam memerangi sampah plastik di Kota Denpasar. ”Kami sangat antusias dalam mendukung program Pemkot Denpasar dalam memerangi sampah plastik ini. Apa yang kami lakukan hari ini merupakan wujud nyata GOJEK Bali bersama para Merchant Go-Food dalam mendukung Bali yang lebih ramah lingkungan,” paparnya saat ditemui NusaBali di lokasi pelatihan.
Meski baru pertama kali diadakan, nyatanya program ini mendulang dukungan dari Pemkot Denpasar dalam rangka membantu kampanye pengurangan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. “Dengan adanya pelatihan pengurangan sampah plastik melalui bisnis makanan ini, pemerintah sangat-sangat dibantu karena pemerintah tidak akan bisa bekerja sendiri tanpa dibantu oleh kalangan usaha swasta. Sehingga, peran dari Go-Food untuk mempercepat pengurangan sampah plastik ini kami apresiasi setinggi-tingginya,” ungkap I Ketut Adi Wiguna.
Sejak diberlakukan Perwali Nomor 36 Tahun 2018 pada awal Januari 2019, Pemkot Denpasar mengambil contoh 95 toko modern dan supermarket di Denpasar untuk didata intensitas penggunaan kantong plastiknya. Hasil menunjukkan, penurunan penggunaan kantong plastik 95 toko modern dan supermarket di kawasan Kota Denpasar yang sebelumnya berjumlah 1.086.114 lembar kini berangsur menurun menjadi 9.255 lembar, atau bila dirata-ratakan menjadi 99,15 persen. Ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kesadaran dari para pedagang untuk mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja.
Selain itu, dika dirata-ratakan kembali, Kota Denpasar telah berhasil menghemat penggunaan plastik sebanyak 75 persen, meski 25 persen yang berasal dari pasar tradisional dan warung-warung kecil belum dapat ditertibkan secara merata. Hal tersebut dikarenakan sebuah kendala yakni, para pedagang tradisional takut kehilangan pelanggannya jika tidak menyediakan kantong plastik. “Di pasar rakyat masih dalam proses sosialisasi untuk mengenalkan substitusi plastik berupa tas ramah lingkungan. Kendalanya, ada beberapa pedagang yang masih takut hilang langganannya karena ia tidak menyediakan kantong plastik,” sambung Adi Wiguna.
Kendati telah banyak hadir varian tas belanja ramah lingkungan, seperti tas berbahan singkong yang mulai banyak beredar di pasaran, Pemkot mengaku belum berani menginstruksikan penggunaan substitusi kantong plastik tersebut karena harganya yang jauh lebih mahal. Saat ini, solusi yang dapat ditawarkan pemerintah yakni mengadakan sosialisasi secara terus-menerus dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk mengarahkan para pembelinya membawa tas belanja sendiri dari rumah. *cr41
1
Komentar