Pedanda Siwa-Buda Se Nusantara Paruman di Sanur
Sebanyak 500-an pedanda, berkumpul dalam acara Paruman Agung Dharma Ghosana se-Nusantara di jaba Pura Tanjung Sari, Griya Santrian, Sanur, Sabtu (6/4).
DENPASAR, NusaBali
Para pedanda tersebut, yakni Ida Pedanda Siwa dan Ida Pedanda Buda lanang-istri se Nusantara, antara lain dari seluruh kabupaten/kota di Bali dan luar Bali, seperti NTB, Pulau Jawa dan lainnya. Dharma Ghosana sendiri merupakan semacam majelis para Pedanda Siwa-Budha. Majelis ini merupakan bagian atau organ dari Dharmopadesa, sebuah organisasi sosial keagamaan yang didirikan pada 28 Juli 1999 lalu.
Ketua Harian Dharmopadesa Pusat, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, menyatakan salah satu tujuan paruman Dharmogosana, menyamakan persepsi tentang aspek-aspek ajaran agama Hindu yang diwariskan Ida Bethara Lelangit (leluhur), yakni Danghyang Nirarta dan Danghyang Astaka.
“Sehingga dalam implementasinya di lapangan dan di masyarakat satu visi dan misi,” ujarnya. Tujuan lain untuk mempererat jalinan persaudaraan, meningkatkan kualitas SDM. Hal senada disampaikan Ketua Panitia Pelaksana, Ida Bagus Agung Partha Adnyana. “Paruman dilaksanakan setiap 6 bulan sekali pada wuku Bala,” ungkap pengusaha pariwisata yang Ketua Bali Tourisme Board (BTB) ini. Dikatakan, untuk paruman Dharmagosana kali ini, Dharma Ghosana Kota Denpasar yang mendapat giliran sebagai penyelenggara.
“Ada 500 Ida Pedanda lanang dan istri, serta sekitar 1.000 walaka yang menghadiri paruman ini,” jelasnya. Secara khusus, ada dua hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yakni Utamaning Palebon Pedanda, Nyawa, Ngasthi Wedana dan Upakara Palebon Pedanda, Nyawa Ngastihi Widana. “Sastra soal palebon memang banyak. Namun secara khusus membahas (detil) palebon sadaka (pedanda) jarang,” ujar Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa Keniten, Ketua Dharmogosana Kota Denpasar.
Panglingsir sekaligus Plt Ketua Dharmoghosana Pusat, Ida Pedanda Jelantik Dwaja dari Griya Budakeling, Sidemen, Karangasem, mengapresiasi pelaksanaan paruman Dharmogosana ini. “Ini menunjukkan, jalinan persaudaraan yang semakin erat,” ujar Ida Pedanda Jelantik Dwija, sekaligus membuka paruman.
Paruman dihadiri sejumlah kalangan. Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, Wawali Kota Denpasar IGN Jayanegara, kalangan tokoh dan panglingsir puri dan griya di Bali dan lainnya. *k17
Ketua Harian Dharmopadesa Pusat, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, menyatakan salah satu tujuan paruman Dharmogosana, menyamakan persepsi tentang aspek-aspek ajaran agama Hindu yang diwariskan Ida Bethara Lelangit (leluhur), yakni Danghyang Nirarta dan Danghyang Astaka.
“Sehingga dalam implementasinya di lapangan dan di masyarakat satu visi dan misi,” ujarnya. Tujuan lain untuk mempererat jalinan persaudaraan, meningkatkan kualitas SDM. Hal senada disampaikan Ketua Panitia Pelaksana, Ida Bagus Agung Partha Adnyana. “Paruman dilaksanakan setiap 6 bulan sekali pada wuku Bala,” ungkap pengusaha pariwisata yang Ketua Bali Tourisme Board (BTB) ini. Dikatakan, untuk paruman Dharmagosana kali ini, Dharma Ghosana Kota Denpasar yang mendapat giliran sebagai penyelenggara.
“Ada 500 Ida Pedanda lanang dan istri, serta sekitar 1.000 walaka yang menghadiri paruman ini,” jelasnya. Secara khusus, ada dua hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yakni Utamaning Palebon Pedanda, Nyawa, Ngasthi Wedana dan Upakara Palebon Pedanda, Nyawa Ngastihi Widana. “Sastra soal palebon memang banyak. Namun secara khusus membahas (detil) palebon sadaka (pedanda) jarang,” ujar Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa Keniten, Ketua Dharmogosana Kota Denpasar.
Panglingsir sekaligus Plt Ketua Dharmoghosana Pusat, Ida Pedanda Jelantik Dwaja dari Griya Budakeling, Sidemen, Karangasem, mengapresiasi pelaksanaan paruman Dharmogosana ini. “Ini menunjukkan, jalinan persaudaraan yang semakin erat,” ujar Ida Pedanda Jelantik Dwija, sekaligus membuka paruman.
Paruman dihadiri sejumlah kalangan. Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace, Wawali Kota Denpasar IGN Jayanegara, kalangan tokoh dan panglingsir puri dan griya di Bali dan lainnya. *k17
Komentar