Panen Raya, Harga Gabah Anjlok
Harga gabah di tingkat petani anjlok, menyusul musim panen raya Maret-April.
DENPASAR, NusaBali
Data Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, harga gabah di tingkat petani/GKP, hanya Rp 4.407 per kilogram. Sedang harga gabah kering giling di penggilingan Rp 4.585 perkilogram. Padahal di lapangan harga sempat Rp 4.600 perkilogram.
“Harga memang fluktuatif,” ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana, Minggu (7/4). Meski demikian, Mardiana menyatakan fluktuasi harga gabah tak berimbas pada ketersediaan pangan, khususnya beras. Hal itu ditandai, relatif stabilnya harga beras.
Khususnya beras medium hasil penggilingan yang kisaran harganya Rp 9.326 per kilogram.Sedang di tingkat grosir harga beras medium Rp 9.500 per kilogram dan beras termurah Rp 9.000 per kilogram. “Jadi stok pangan, dalam hal ini beras terjaga,” ujar Mardiana.
Sebelmnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat gabah merupakan satu-satunya komoditas dari kelompok pada yang mengalami penurunan harga pada Maret lalu. Harga gabah mengalami penurunan -1,01 persen. Kabid Statistik Distrtibusi BPS Bali I Gede Nyoman Subadri menjelaskan, penurunan harga gabah ini berimbas pada menurunnya indeks nilai tukar petani di Sub Sektor Tanaman Pangan, yang secara keseluruhan sebesar -0,85 persen. Penurunan dengan prosentase yang sama -0,85 juga terjadi pada sub sektor peternakan.“Sebaliknya kelompok palawija mengalami peningkatan,” kata Subadri. Peningkatan tersebut 1,74 persen.
Namun demikian secara keseluruhan prospek usaha di sektor pertanian, masih menunjukkan trend positif, pada Maret 2019 lalu. Karena dari perhitungan BPS, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Bali naik 0,15 persen. “Dari 103,98 persen manjadi 104,13 persen,” kata Subadri. NTP yang berada di atas 100 persen tersebut, mengisyaratkan usaha pertanian masih tumbuh positif.
Sebelumnya Bali pada Januari-April 2019, menargetkan 278.381 ton gabah. Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (PTHP) I Wayan Sunarta mengatakan, target tersebut dibagi dalam empat fase. Masing-masing 42.344 ton pada Januari, 44.436 ton pada Februari. Dan 91.499 ton pada bulan Maret. Puncaknya pada April, yakni 109.065 ton. *k17
“Harga memang fluktuatif,” ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana, Minggu (7/4). Meski demikian, Mardiana menyatakan fluktuasi harga gabah tak berimbas pada ketersediaan pangan, khususnya beras. Hal itu ditandai, relatif stabilnya harga beras.
Khususnya beras medium hasil penggilingan yang kisaran harganya Rp 9.326 per kilogram.Sedang di tingkat grosir harga beras medium Rp 9.500 per kilogram dan beras termurah Rp 9.000 per kilogram. “Jadi stok pangan, dalam hal ini beras terjaga,” ujar Mardiana.
Sebelmnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat gabah merupakan satu-satunya komoditas dari kelompok pada yang mengalami penurunan harga pada Maret lalu. Harga gabah mengalami penurunan -1,01 persen. Kabid Statistik Distrtibusi BPS Bali I Gede Nyoman Subadri menjelaskan, penurunan harga gabah ini berimbas pada menurunnya indeks nilai tukar petani di Sub Sektor Tanaman Pangan, yang secara keseluruhan sebesar -0,85 persen. Penurunan dengan prosentase yang sama -0,85 juga terjadi pada sub sektor peternakan.“Sebaliknya kelompok palawija mengalami peningkatan,” kata Subadri. Peningkatan tersebut 1,74 persen.
Namun demikian secara keseluruhan prospek usaha di sektor pertanian, masih menunjukkan trend positif, pada Maret 2019 lalu. Karena dari perhitungan BPS, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) di Bali naik 0,15 persen. “Dari 103,98 persen manjadi 104,13 persen,” kata Subadri. NTP yang berada di atas 100 persen tersebut, mengisyaratkan usaha pertanian masih tumbuh positif.
Sebelumnya Bali pada Januari-April 2019, menargetkan 278.381 ton gabah. Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (PTHP) I Wayan Sunarta mengatakan, target tersebut dibagi dalam empat fase. Masing-masing 42.344 ton pada Januari, 44.436 ton pada Februari. Dan 91.499 ton pada bulan Maret. Puncaknya pada April, yakni 109.065 ton. *k17
1
Komentar