Kersos Universitas Dwijendra di Cemagi
Wabup Suiasa Ajak Elemen Masyarakat Perangi Sampah Plastik
MANGUPURA, NusaBali
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa membuka kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa kerja sosial (kersos) bertema ‘Peduli Lingkungan Bebas Sampah Plastik’ yang di selenggarakan Universitas Dwijendra di Wantilan Desa Adat Cemagi, Kecamatan Mengwi, Minggu (7/4). Wabup Suiasa didampingi oleh Camat Mengwi I Gusti Ngurah Jaya Saputra beserta unsur tripika kecamatan, Perbekel Desa Adat Cemagi Si Ketut Wirama, Bendesa Adat Seseh Wayan Bawa, Wakil Rektor III Universitas Dwijendra Ida Bagus Rai beserta pembina, pengurus, pengawas Yayasan Dwijendra, mahasiswa dan mahasiswi akademika Universitas Dwijendra, dan tokoh masyarakat Desa Adat Cemagi.
Ketua Panitia Kersos I Made Wahyu Candra Satriana melaporkan, kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian civitas akademika Univesitas Dwijendra terhadap pelestarian lingkungan dalam mendukung program pemerintah dan merupakan salah satu bentuk dari Tridarma Perguruan Tinggi.
“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Adat Cemagi ini melibatkan 350 peserta yang terdiri dari dosen, pegawai, dan mahasiswa serta masyarakat di Desa Adat Cemagi,” jelasnya.
Wabup Suiasa menyampaikan rasa bangga kepada Universitas Dwijendra dan memberikan apresiasi karena beberapa kali sudah menyelengarakan kegiatan sosial. Menurutnya, mengurangi dan menanggulangi sampah plastik merupakan kewajiban masyarakat, mahasiswa bersama pemerintah untuk menjaga lingkungan.
“Ini merupakan momentum hari yang ditetapkan oleh Gubernur Bali dalam kegiatan resik semesta di Provinsi Bali. Resik yang berarti kegiatan bersih-bersih dan itu dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat yang ada di Bali khususnya atensi terhadap penanganan sampah plastik tersebut,” ujarnya.
Dijelaskannya, Kabupaten Badung memiliki tiga inovasi terhadap penanganan sampah plasik, yakni Gerakan Anti Sampah Plastik (Gelantik). Inovasi yang kedua adalah Gojek Sampah Plastik (Gotik) yang ditujukan kepada masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik di rumah dan kemudian bisa menghubungi pihak pemerintah, nantinya sampah plastik itu akan dijemput, ditimbang, dan dibayar oleh pemerintah. “Gojek sampah plastik ini sudah mendapankan penghargaan internasional,” ungkap Wabup Suiasa.
Berikutnya, Badung Anti Sampah Plastik (Batik) yang ditujukan kepada masyarakat pada saat melakukan segala aktivitas sosial dan keagamaan. “Jika masyarakat Badung ke pura membawa sampah plastik, pemerintah sudah siapkan penggantinya seperti tempat canang yang digantikan dengan tamas kemudian plastik tersebut diminta dan dibuang di tempat sampah,” katanya.
“Di tahun 2019 ini Batik akan diusulkan jadi inovasi daerah sebagai upaya mendorong dan memerangi sampah plastik. Saya mengharapkan dengan adanya inovasi ini bisa memerangi penggunaan sampah plastik dan mengingakatkan kesadaran masyarakat dari 3 program inovasi yang sudah dilakukan,” ujarnya.
Di akhir acara diisi dengan pemberian cenderamata kepada Wabup Suiasa oleh Wakil Rektor III Universitas Dwijendra Ida Bagus Rai, dan dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih sampah plastik oleh Wabup Suiasa di pesisir Pantai Kramat Desa Adat Seseh. *asa
Ketua Panitia Kersos I Made Wahyu Candra Satriana melaporkan, kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian civitas akademika Univesitas Dwijendra terhadap pelestarian lingkungan dalam mendukung program pemerintah dan merupakan salah satu bentuk dari Tridarma Perguruan Tinggi.
“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Adat Cemagi ini melibatkan 350 peserta yang terdiri dari dosen, pegawai, dan mahasiswa serta masyarakat di Desa Adat Cemagi,” jelasnya.
Wabup Suiasa menyampaikan rasa bangga kepada Universitas Dwijendra dan memberikan apresiasi karena beberapa kali sudah menyelengarakan kegiatan sosial. Menurutnya, mengurangi dan menanggulangi sampah plastik merupakan kewajiban masyarakat, mahasiswa bersama pemerintah untuk menjaga lingkungan.
“Ini merupakan momentum hari yang ditetapkan oleh Gubernur Bali dalam kegiatan resik semesta di Provinsi Bali. Resik yang berarti kegiatan bersih-bersih dan itu dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat yang ada di Bali khususnya atensi terhadap penanganan sampah plastik tersebut,” ujarnya.
Dijelaskannya, Kabupaten Badung memiliki tiga inovasi terhadap penanganan sampah plasik, yakni Gerakan Anti Sampah Plastik (Gelantik). Inovasi yang kedua adalah Gojek Sampah Plastik (Gotik) yang ditujukan kepada masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik di rumah dan kemudian bisa menghubungi pihak pemerintah, nantinya sampah plastik itu akan dijemput, ditimbang, dan dibayar oleh pemerintah. “Gojek sampah plastik ini sudah mendapankan penghargaan internasional,” ungkap Wabup Suiasa.
Berikutnya, Badung Anti Sampah Plastik (Batik) yang ditujukan kepada masyarakat pada saat melakukan segala aktivitas sosial dan keagamaan. “Jika masyarakat Badung ke pura membawa sampah plastik, pemerintah sudah siapkan penggantinya seperti tempat canang yang digantikan dengan tamas kemudian plastik tersebut diminta dan dibuang di tempat sampah,” katanya.
“Di tahun 2019 ini Batik akan diusulkan jadi inovasi daerah sebagai upaya mendorong dan memerangi sampah plastik. Saya mengharapkan dengan adanya inovasi ini bisa memerangi penggunaan sampah plastik dan mengingakatkan kesadaran masyarakat dari 3 program inovasi yang sudah dilakukan,” ujarnya.
Di akhir acara diisi dengan pemberian cenderamata kepada Wabup Suiasa oleh Wakil Rektor III Universitas Dwijendra Ida Bagus Rai, dan dilanjutkan dengan aksi bersih-bersih sampah plastik oleh Wabup Suiasa di pesisir Pantai Kramat Desa Adat Seseh. *asa
Komentar