Hartanya Minus, Cawabup Jembrana Protes
Calon Wakil Bupati (Cawabup) Jembrana yang diusung Hanura-NasDem-PKB, I Gusti Agung Ketut Sudanayasa alias Gung Joyo, kontan menjadi sorotan publik pasca diumumkannya Laporan Hasil Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Denpasar, Kamis (29/10).
Gung Joyo mengakui, selepas menjadi anggota DPRD Jembrana tahun 2004, dirinya mengantungkan hidup dari berkebun di tanah seluas 1 hekatare yang tepat berada di belakang rumahnya itu. Di tanah kebunnya ini pula, Gung Joyo menanam Kakao, Manggis, dan Kelapa yang sudah beberapa kali panen.
“Dari hasil kebun itu saja, saya kalkulasi biasa mendapat hasil puluhan juta rupiah setiap tahun. Ini sudah kelihatan hasilnya nyata. Dari tanaman Manggis yang setahun sekali panen saja, saya dapat Rp 60 juta. Kemudian dari Kelapa yang panen dua bulan sekali, bisa jualan Rp 2 juta. Belum lagi Kakao yang enam bulan sekali panen,” beber Gung Joyo.
Karena melihat hasil panen itulah, Gung Joyo kemudian memberanikan diri pinjam uang Rp 100 juta ke LPD Desa Pakraman Pohsanten tahun 2014 lalu. Utang di LPD ini dicicil selama 3 tahun dan diyakini bisa lunas dengan hasil 3 kali panen dari kebunnya.
“Dulu saya sengaja mengambil utang, karena memang mau jalankan bisnis hasil bumi ini. Mungkin kalau benar-benar dihitung, khususnya harga tanah, tidak mungkinlah harta kekayaan saya sampai minus. Paling tidak, ada lebihnya. Tapi, tidak mungkin saya sampai jual tanah karena ada keanehan hitung-hitungan itu,” katanya.
Gung Joyo pun mengimbau masyarakat lebih bijak melihat pengumuman harta kekayaan kandidat untuk Pilkada 2015 ini. Jangan ditelan mentah-mentah, apalagi sampai membuat kesan negatif, karena laporan kekayaan yang minus dan dipandang hasil perhitungannya tidak sesuai fakta itu.
“Saya memang tidak memasalahkan lebih jauh soal harta kekayaan yang minus Rp 5 juta ini, apalagi sampai mau menuntut dilakukan penghitungan ulang. Tapi, saya harap melalui kesempatan ini, saya sampaikan semua kebenaran. Soalnya, harta minus Rp 5 juta ini memberi kesan negatif bagi saya sebagai calon pemimpin. Bisa dipikir saya tidak memiliki kredibilitas. Pasti masyarakat berpikir macam-macam. Saya harap ini semua diluruskan. Jangan pikir nanti kalau saya terpilih, saya malah korupsi,” pinta Gung Joyo.
Selanjutnya...
Komentar