Istri Gubernur Ikut Menari Rejang Pala
Krama Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Karangasem, persembahkan Tari Rejang Pala, saat menggelar karya Ngusaba Dalem, Ida Bhatara Dalem Memasar di Pura Pesamuhan Agung, Soma Pon Ugu, Senin (8/4).
AMLAPURA, NusaBali
Tari sakral berumur ratusan tahun yang baru direkonstruksi ini dibawakan oleh kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa. Tak ketinggalan, istri Gubernur Bali, Nyonya Putri Suastini Koster ikut menarikan tarian sakral ini bersama 200 penari lainnya.
Nyonya Putri Koster memberikan apresiasi tinggi terhadap rekontruksi tarian sakral ini. Menurutnya, membangkitkan kembali seni budaya yang hampir punah merupakan wujud nyata kepedulian terhadap warisan leluhur. “Saya minta kepada para generasi muda di Bali mari membangkitkan dan melestarikan seni budaya yang hampir punah,” seru Nyonya Putri Suastini Koster.
Salah seorang anggota tim rekontruksi tari Rejang Pala, Wayan Arya Satyani, mengatakan tarian ini berasal dari peninggalan Pura Pan Balang Tamak di Desa Nongan. Awalnya, di masyarakat desa beredar cerita bahwa Rejang tersebut hanya berupa gelungan berisi buah-buahan dan dikeluarkan pada saat ada upacara. Namun tidak ditarikan karena masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara menarikannya. Selanjutnya, ia beserta tim dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menelusuri sejarah dan melakukan renkontruksi.
Tarian ini bertujuan memohon keselamatan, kesuburan sehingga para penari dihiasi dengan gelungan yang berisi buah-buahan lokal. “Saya berharap tarian ini dapat mewakili sejarah khususnya di Pura Pan Balak Tamak sehingga sejarah yang ada dapat diketahui, dinikmati oleh generasi muda saat ini,” harapnya. *
Tari sakral berumur ratusan tahun yang baru direkonstruksi ini dibawakan oleh kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa. Tak ketinggalan, istri Gubernur Bali, Nyonya Putri Suastini Koster ikut menarikan tarian sakral ini bersama 200 penari lainnya.
Nyonya Putri Koster memberikan apresiasi tinggi terhadap rekontruksi tarian sakral ini. Menurutnya, membangkitkan kembali seni budaya yang hampir punah merupakan wujud nyata kepedulian terhadap warisan leluhur. “Saya minta kepada para generasi muda di Bali mari membangkitkan dan melestarikan seni budaya yang hampir punah,” seru Nyonya Putri Suastini Koster.
Salah seorang anggota tim rekontruksi tari Rejang Pala, Wayan Arya Satyani, mengatakan tarian ini berasal dari peninggalan Pura Pan Balang Tamak di Desa Nongan. Awalnya, di masyarakat desa beredar cerita bahwa Rejang tersebut hanya berupa gelungan berisi buah-buahan dan dikeluarkan pada saat ada upacara. Namun tidak ditarikan karena masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara menarikannya. Selanjutnya, ia beserta tim dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menelusuri sejarah dan melakukan renkontruksi.
Tarian ini bertujuan memohon keselamatan, kesuburan sehingga para penari dihiasi dengan gelungan yang berisi buah-buahan lokal. “Saya berharap tarian ini dapat mewakili sejarah khususnya di Pura Pan Balak Tamak sehingga sejarah yang ada dapat diketahui, dinikmati oleh generasi muda saat ini,” harapnya. *
Komentar