Jalan Penghubung Desa Nusasari-Ekasari Benyah
APBD Jembrana masih difokuskan untuk memperbaiki kerusakan pascabanjir bandang di Penyaringan dan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo pada 22 Desember 2018 lalu.
NEGARA, NusaBali
Jalan utama penghubung Desa Nusasari dengan Desa Ekasari di Kecamatan Melaya, Jembrana, kondisinya rusak parah. Selain bergelombang, jalan provinsi itu juga berlubang di sejumlah titik, dan sangat membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor.
Berdasar pemantauan pada Minggu (7/4), dari sejumlah lubang yang bertebaran di jalan tersebut, lubang paling parah tampak di wilayah Desa Nusasari. Jalan hotmix tersebut tampak bergelombang maupun berlubang hampir di seluruh badan jalan dengan panjang sekitar 50 meter. Bahkan, sejumlah kendaraan yang lewat, termasuk roda empat terpaksa harus lewat di pinggir badan jalan untuk menghindari lubang jalan. “Rusaknya sudah cukup lama. Dulu sempat ditambal cor-coran beton, tetapi sekarang sudah rusak lagi. Ada juga yang baru rusak, belum sempat ditambal,” ujar salah seorang warga di sekitar lokasi kerusakan jalan tersebut.
Menurutnya, kerusakan jalan sepanjang sekitar 50 meter itu juga sering membawa petaka bagi pengguna motor. Sepengetahuannya, sudah ada lebih dari 10 korban yang jatuh karena oleng setelah terperosok di jalan bergelombang serta berlubang itu. Untungnya, para korban yang sempat terjatuh itu tidak sampai meninggal dunia, dan rata-rata hanya mengalami sejumlah luka lecet. “Biasanya orang jatuh malam hari, karena situasi sekitar gelap. Kadang saya sampai kaget malam-malam dengar suara orang jatuh. Memang kalau tidak hati-hati, sudah pasti jatuh. Apalagi kalau jalan sedang licin kena hujan,” ungkapnya.
Sementara Perbekel Nusasari Wayan Ardana, saat dikonfirmasi pada Senin (8/4), menyatakan dirinya sudah mengajukan permohonan perbaikan. “Beberapa waktu lalu sudah kami ajukan permohonan perbaikan. Kami juga berharap segera diperbaiki, karena lubangnya banyak dan beberapa cukup lebar,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas (Kadis) Pekerja Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Darwin, dikonfirmasi secara terpisah pada Selasa (9/4), menegaskan jalan yang rusak parah tersebut merupakan jalan kabupaten. “Itu jalan kabupaten. Kami sudah terima laporan mengenai kerusakan jalan tersebut,” ujarnya.
Terkait perbaikan jalan tersebut, sambung Darwin, akan diusulkan menggunakan biaya dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat tahun 2020 nanti. Hal itu karena untuk perbaikan jalan itu akan membutuhkan anggaran cukup tinggi. Sementara dari APBD, rencananya masih akan tetap difokuskan untuk memperbaiki sejumlah kerusakan infrastruktur pascamusibah banjir bandang di wilayah Penyaringan dan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo pada 22 Desember 2018 lalu. “Untuk kondisi jalan-jalan kabupaten yang rusak, tetap kami perhatikan. Tetapi untuk perbaikan, tidak bisa segera, karena berkaitan dengan anggaran. Untuk jalan yang di Nusasari itu, kami upayakan masuk tahun 2020 nanti,” tandasnya. *ode
Berdasar pemantauan pada Minggu (7/4), dari sejumlah lubang yang bertebaran di jalan tersebut, lubang paling parah tampak di wilayah Desa Nusasari. Jalan hotmix tersebut tampak bergelombang maupun berlubang hampir di seluruh badan jalan dengan panjang sekitar 50 meter. Bahkan, sejumlah kendaraan yang lewat, termasuk roda empat terpaksa harus lewat di pinggir badan jalan untuk menghindari lubang jalan. “Rusaknya sudah cukup lama. Dulu sempat ditambal cor-coran beton, tetapi sekarang sudah rusak lagi. Ada juga yang baru rusak, belum sempat ditambal,” ujar salah seorang warga di sekitar lokasi kerusakan jalan tersebut.
Menurutnya, kerusakan jalan sepanjang sekitar 50 meter itu juga sering membawa petaka bagi pengguna motor. Sepengetahuannya, sudah ada lebih dari 10 korban yang jatuh karena oleng setelah terperosok di jalan bergelombang serta berlubang itu. Untungnya, para korban yang sempat terjatuh itu tidak sampai meninggal dunia, dan rata-rata hanya mengalami sejumlah luka lecet. “Biasanya orang jatuh malam hari, karena situasi sekitar gelap. Kadang saya sampai kaget malam-malam dengar suara orang jatuh. Memang kalau tidak hati-hati, sudah pasti jatuh. Apalagi kalau jalan sedang licin kena hujan,” ungkapnya.
Sementara Perbekel Nusasari Wayan Ardana, saat dikonfirmasi pada Senin (8/4), menyatakan dirinya sudah mengajukan permohonan perbaikan. “Beberapa waktu lalu sudah kami ajukan permohonan perbaikan. Kami juga berharap segera diperbaiki, karena lubangnya banyak dan beberapa cukup lebar,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas (Kadis) Pekerja Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Jembrana I Wayan Darwin, dikonfirmasi secara terpisah pada Selasa (9/4), menegaskan jalan yang rusak parah tersebut merupakan jalan kabupaten. “Itu jalan kabupaten. Kami sudah terima laporan mengenai kerusakan jalan tersebut,” ujarnya.
Terkait perbaikan jalan tersebut, sambung Darwin, akan diusulkan menggunakan biaya dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat tahun 2020 nanti. Hal itu karena untuk perbaikan jalan itu akan membutuhkan anggaran cukup tinggi. Sementara dari APBD, rencananya masih akan tetap difokuskan untuk memperbaiki sejumlah kerusakan infrastruktur pascamusibah banjir bandang di wilayah Penyaringan dan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo pada 22 Desember 2018 lalu. “Untuk kondisi jalan-jalan kabupaten yang rusak, tetap kami perhatikan. Tetapi untuk perbaikan, tidak bisa segera, karena berkaitan dengan anggaran. Untuk jalan yang di Nusasari itu, kami upayakan masuk tahun 2020 nanti,” tandasnya. *ode
1
Komentar