Hirup Gas Beracun, 1 Tewas, 1 Kritis
Musibah maut terjadi saat aktivitas gali sumur bor di sebuah rumah kawasan Banjar Buana Agung, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat, Rabu (25/5) siang.
Musibah Maut Saat Gali Sumur
DENPASAR, NusaBali
Dua penggali sumur diduga menghirup udara beracun, sehingga salah satunya tewas mengenaskan, sementara satu korban lagi masih kritis.
Pekerja yang tewas akibat hirup gas beracun saat menggali sumur bor, Rabu siang sekitar pukul 11.15 Wita, adalah I Ketut Risnawan, 17, pemuda yang tinbggal di Jalan Gunung Guntur Denpasar Barat. Sedangkan korban yang selamat dari maut, namun dalam kondisi kritis, adalah I Kadek Budi Adnyana, 54, asa Banjar Kelodan, Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng yang juga tinggal di Jalan Gunung Guntur Denpasar Barat.
TKP musibah maut ini terjadi di rumah keluarga AA Made Suarnawa, 50, yang berlokasi di Jalan Tangkuban Perahu, Gang Elang Nomor 1 Kelurahan Padangsambian. Sumur maut berdiameter 1,5 meter itu awalnya berkedalaman 15 meter. Menurut keterangan anak dari pemilik rumah, AA Ngurah Suka Wibawa, 30, sumur akan dibor lebih dalam hingga menjadi 50 meter.
Korban Ketut Risnawan dan Kadek Budi Adnyana sudah melakukan aktivitas penggalian sejak dua hari sebelumnya, Senin (23/5) lalu. Pada hari ketiga, Rabu kemarin, kedua korban melakukan penyedotan air karena sumur akan dibor ulang hingga kedalamannya mencapai 50 meter. Mereka beraktivitas sejak pagi pukul 08.00 Wita.
Nah, saat musibah terjadi, kemarin siang pukul 11.15 Wita, korban Ketut Risnawan turun ke dalam sumur karena selang penyedot air kurang panjang dan tidak sampai ke tempat air yang akan disedot. Remaja berusia 17 tahun ini turun dengan membawa mesin diesel penyedot agar terjangkau ke air. Sedangkan korban Budi Adnyana nemantaunya dari atas.
Naas, beberapa saat setelah berada di dasar sumur, korban Ketut Risnawan malah jatuh pingsan, terbukti tidak menjawab panggilan dari rekannya yang memantau dari atas. Budi Adnyana pun berteriak minta tolong. Teriakan Budi Adnyana kemudian direspons oleh Jafar Mahruf Abduro-hman, 51, buruh bangunan yang sedang mengecat rumah di lokasi TKP.
Saksi Jafar pun langsung memanggil temannya, Agus, untuk membantu pekerja yang alami musibah di dalam sumur. Sedangkan korban Budi Adnyana yang panik langsung turun ke dalam sumur hanya menggunakan seutas tali yang dipegangi oleh Jafar dan Agus. Budi Adnyana sempat merangkul korban Ketut Risnawa yang sudah sekarat, lalu ditarik ke atas oleh Jafar dan Agus. Namun, karena Budi Adnyana ikut lemas lantaran menghirup udara berancun, pekerja berusia 54 tahun ini akhirnya terjatuh juga ke dasar sumur.
“Budi Adnyana bersama Ketut Risnawan yang meninggal itu sampai dua kali kecebur ke dasar sumur, mungkin karena tidak kuat tangannya menahan korban sambil memegang tali. Lagipula, dia juga ikut lemas,” terang Suka Wibawa kepada NusaBali di lokasi TKP, Rabu kemarin.
Laporan atas musibah maut di dalam sumur ini akhirnya sampai ke polisi. Tak lama berselang, Tim Basarnas yang dipimpin Koordinator Teknis Lapangan, Made Eka Setyawan, dan Tim Polda Bali yang dipimpin Iptu Eddy pun tiba di lokasi TKP sekitar pukul 12.00 Wita, untuk melakukan evakuasi terhadap kedua korban. "Saat dievakuasi itu, korban Ketut Risnawan sudah tewas, sementara Budi Adnyana dalam masih bernyawa," ungkap Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana.
Begitu dievakuasi, korban Budi Adnyana yang pingsan langsung dibawa ke RS Bali Med, Denpasar Barat untuk diberikan tindakan sementara. Kemudian, korban dirujuk IGD RSUP Sanglah, sekitar pukul 13.00 Wita. Sedangkan jasad Ketut Risnawan kemarin langsung dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah menggunakan ambulans PMI Kota Denpasar.
Hingga kemarin sore, korban Budi Adnyana masih dirawat intensif di Area Medik IGD RS Sanglah, ditemani istrinya, Ni Made Armini, 50. Beberapa kerabat lainnya juga ikut menungguoi, termasuk keponakan korban, I Komang Darmawan, 29. Sebaliknya, keluarga korban tewas Ketut Risnawan belum satu pun terlihat datang ke Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah.
Kepada NusaBali, Komang Darmawan menyatakan keluarganya shock mendengar sang paman, Budi Adnyana, kena musibah di dalam sumur. “Semua orang di rumah sempat menangis, karena dikira Bapak (Budi Adnyana) juga meninggal. Syukurlah, Bapak selamat dan tadi sudah siuman pukul 15.00 Wita. Bapak mengaku sempat merangkul Ketut Risnawan. Tapi, karena lemas, akhirnya jatuh dan tidak ingat apa-apa lagi,” terang Darmawan yang bersama Budi Adnyana dan korban Ketut Risnawan tinggal di Jalan Gunung Guntur Denpasar Barat.
Menurut Darmawan, korban Ketut Risnawa bekerja bersama pamannya, Budi Adnyana, sejak setengah tahun lalu. Korban yang tewas ini orangnya rajin, tidak pernah mengeluh, tak pernah menentang. “Orangnya polos. Jika dimarahi atas kesalahannya, anak itu selalu diam,’ terang Darmawan. 7 da,cr63
Komentar