Setelah Dirawat 3 Pekan, Penyu Selundupan Dilepas
Seekor penyu selundupan yang mengalami luka-luka saat diamankan Satpolairud di perairan perbatasan Desa Pejarakan dengan Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng akhirnya dilepas ke alam liar, Selasa (9/4) sore.
SINGARAJA, NusaBali
Hewan langka spesies Penyu Hijau itu dilepas bersama-sama oleh Pokmaswas Pantai Penimbangan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Buleleng, mahasiswa Undiksha dan Indonesia Power, setelah menjalani perawatan intensif pasca operasi ringan luka di bagian flipper kiri, di perairan Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Sebelumnya, penyu malang itu sempat mendapat penanganan medis dan menjalani operasi di bagian flipper kiri, karena mengalami pembusukan akibat luka tusuk dan robekan saat diselundupkan orang tak bertanggung jawab. Penyu Hijau ini pun terpaksa harus menunggu kondisinya pulih, di penangkaran penyu Pantai Penimbangan. drh I Made Merdana, dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana (Unud), ditemui di Pantai Penimbangan, mengatakan penyu malang itu cukup cepat melakukan proses penyembuhan luka pasca operasi. Lebih cepat dari standar penyembuhan yang biasanya baru maksimal dalam satu bulan penuh. “Jadi kemarin tindakan yang kami lakukan jika pada manusia itu dari jari hingga pergelangan tangan kami hilangkan untuk mencegah merambatnya pembusukan. Respon penyembuhannya cukup bagus, tadi lukanya sudah tertutup maksimal jadi sudah bisa dilepas kembali ke alamnya,” ujar drh Mertada.
Mahasiswa Undiksha dan Pokmaswas Pantai Penimbangan memang bekerjasama melakukan perawatan penyu tersebut. Mulai dengan memberikan antibiotik melalui suntikan dan salep pada luka pasca operasi dua kali sehari. Selain juga menjagaa kebersihan air yang diganti setiap hari dan asupan makanan yang cukup. Kondisi pasca perawatan menurut Mertada tak mempengaruhi ketahanan penyu hidup kembali di alam liat. Penyu malang itu hanya perlu beradaptasi sedikit untuk menyesuikan bentuk tubuhnya yang kini tak sempurna.
Kepala Resort BKSDA Kabupaten Buleleng Putu Citra Suda Armaya, menegaskan terus akan memaksimlakan pencegahan pemburuan hewan yang dilindungi undang-undang. Pihaknya pun mengapresiasi kinerja seluruh element dan relawan yang maksimal ikut berpartisipasi melindungi dan melestarikan hewan langka ini. “Penyelundup memang selalu mencari celah, kemarin juga sempat ditemukan sudah dalam bentuk daging di Padang Bai, jadi peluang penyelundupan itu terus kami awasi. Komitmen masyarakat dan relawan serta pihak terkait sangat membantu melakukan pencegahan. Konservasi sangat penting bagi hidup yang berkelanjutan,” jelas Citra.
Sebelumnya, Satpolairud Polres Buleleng, Minggu (17/3) lalu, mengamankan tiga ekor Penyu Hijau dalam keramba tak terpakai di perairan perbatasan Desa Pejarakan dengan Sumberkima, Kecamatan Gerokgak. Penyu yang ditemukan dalam kondisi luka-luka dua diantaranya setelah menjalani perawatan di penangkaran penyu Pantai Penimbangan sudah dilepas kembali pada Selasa (20/3) lalu. Seekor sisanya harus menjalani perawatan intensif dan dioperasi karena lukanya cukup parah. *k23
Sebelumnya, penyu malang itu sempat mendapat penanganan medis dan menjalani operasi di bagian flipper kiri, karena mengalami pembusukan akibat luka tusuk dan robekan saat diselundupkan orang tak bertanggung jawab. Penyu Hijau ini pun terpaksa harus menunggu kondisinya pulih, di penangkaran penyu Pantai Penimbangan. drh I Made Merdana, dosen Fakultas Peternakan Universitas Udayana (Unud), ditemui di Pantai Penimbangan, mengatakan penyu malang itu cukup cepat melakukan proses penyembuhan luka pasca operasi. Lebih cepat dari standar penyembuhan yang biasanya baru maksimal dalam satu bulan penuh. “Jadi kemarin tindakan yang kami lakukan jika pada manusia itu dari jari hingga pergelangan tangan kami hilangkan untuk mencegah merambatnya pembusukan. Respon penyembuhannya cukup bagus, tadi lukanya sudah tertutup maksimal jadi sudah bisa dilepas kembali ke alamnya,” ujar drh Mertada.
Mahasiswa Undiksha dan Pokmaswas Pantai Penimbangan memang bekerjasama melakukan perawatan penyu tersebut. Mulai dengan memberikan antibiotik melalui suntikan dan salep pada luka pasca operasi dua kali sehari. Selain juga menjagaa kebersihan air yang diganti setiap hari dan asupan makanan yang cukup. Kondisi pasca perawatan menurut Mertada tak mempengaruhi ketahanan penyu hidup kembali di alam liat. Penyu malang itu hanya perlu beradaptasi sedikit untuk menyesuikan bentuk tubuhnya yang kini tak sempurna.
Kepala Resort BKSDA Kabupaten Buleleng Putu Citra Suda Armaya, menegaskan terus akan memaksimlakan pencegahan pemburuan hewan yang dilindungi undang-undang. Pihaknya pun mengapresiasi kinerja seluruh element dan relawan yang maksimal ikut berpartisipasi melindungi dan melestarikan hewan langka ini. “Penyelundup memang selalu mencari celah, kemarin juga sempat ditemukan sudah dalam bentuk daging di Padang Bai, jadi peluang penyelundupan itu terus kami awasi. Komitmen masyarakat dan relawan serta pihak terkait sangat membantu melakukan pencegahan. Konservasi sangat penting bagi hidup yang berkelanjutan,” jelas Citra.
Sebelumnya, Satpolairud Polres Buleleng, Minggu (17/3) lalu, mengamankan tiga ekor Penyu Hijau dalam keramba tak terpakai di perairan perbatasan Desa Pejarakan dengan Sumberkima, Kecamatan Gerokgak. Penyu yang ditemukan dalam kondisi luka-luka dua diantaranya setelah menjalani perawatan di penangkaran penyu Pantai Penimbangan sudah dilepas kembali pada Selasa (20/3) lalu. Seekor sisanya harus menjalani perawatan intensif dan dioperasi karena lukanya cukup parah. *k23
1
Komentar