Pasutri Gantung Diri Saling Berhadapan
Diduga Karena Terlilit Utang
MALANG, NusaBali
Pasangan suami istri SP (52) dan TS (52) warga Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang ditemukan tewas gantung diri dalam posisi berhadap-hadapan. Utang yang melilit keduanya diduga menjadi penyebab pasutri itu nekat gantung diri.
Seberapa besar utang yang dimiliki almarhum, tak seorang pun mengetahuinya. "Yang kami dengar, apakah itu benar atau tidak, banyak utangnya. Berapa jumlahnya saya tidak tahu," terang Sukardi Ketua RW setempat di lokasi, Selasa (9/4) seperti dilansir detik.
Sukardi bahkan sempat mendengar isu jika pasutri gantung diri itu tengah diburu bank untuk melunasi utang-utangnya. “Apakah itu menyebabkan usahanya bangkrut, kami tidak tahu," jelas Sukardi.
Keduanya ditemukan pertama kali gantung diri di lantai dua tempat tinggalnya. "Posisi kedua korban bunuh diri dengan cara gantung diri di dalam rumah, lantai atas dari rumah yang ditempati korban," ungkap Kanitreskrim Polsek Tumpang Ipda Sigit Hernadi, Selasa (9/4).
Kedua bagian leher mereka terikat tali tambang. Bagian kepala sang suami masih memakai hoodie warna hitam, sementara sang istri terlihat memakai jaket dan kaki sebelah kanan masih tergantung di sebuah kursi plastik.
"Ditemukan gantung diri di lantai atas rumah. Posisinya saling berhadapan dengan tali berbeda mengikat leher kedua korban," terang Sigit Hernadi.
Dari hasil pemeriksaan dipastikan keduanya murni bunuh diri. Polisi juga tak menemukan adanya kejanggalan dari kematian kedua korban.
"Hasil olah TKP dan pemeriksaan medis oleh dokter memastikan bahwa kematian korban murni bunuh diri," terang Kapolsek Tumpang AKP Bambang Sidik Ahmadi di Mapolsek Jalan Raya Tumpang, Selasa (9/4).
Dia mengatakan, tim dokter yang didatangkan untuk memeriksa kondisi pasutri gantung diri itu mengungkap, bahwa kematian korban diakibatkan kekurangan oksigen.
"Karena tersumbatnya pernafasan di bagian leher, akibat jeratan tali plastik (tampar) menjadi penyebab kedua korban meninggal," ungkap Bambang.
Bukti lain memastikan kedua korban murni bunuh diri dengan gantung diri, kata kapolsek, dikuatkan dari ciri-ciri kematian kedua korban.
"Lidah menjulur, mengeluarkan kotoran, air liur keluar ditemukan pada jasad kedua korban. Bukti kekerasan juga tidak ditemukan. Ciri-ciri itu, menguatkan dan menambah bukti kuat penyebab kematian korban murni bunuh diri," bebernya.
Dia mengatakan pasutri ini telah dikaruniai satu orang anak. Kematian korban sangat mengejutkan keluarga dan tetangga. "Anaknya satu, dikatakan tidak ada persoalan. Dan ini sangat mengejutkan ketika kedua korban ditemukan bunuh diri," ungkapnya.
Dia mengatakan selama ini keduanya tinggal bersama sang cucu. Sementara, putra si mata wayang korban tinggal di Bandung. "Anaknya satu tinggal di Bandung, kini dalam perjalanan pulang," ungkap warga itu. *
Pasangan suami istri SP (52) dan TS (52) warga Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang ditemukan tewas gantung diri dalam posisi berhadap-hadapan. Utang yang melilit keduanya diduga menjadi penyebab pasutri itu nekat gantung diri.
Seberapa besar utang yang dimiliki almarhum, tak seorang pun mengetahuinya. "Yang kami dengar, apakah itu benar atau tidak, banyak utangnya. Berapa jumlahnya saya tidak tahu," terang Sukardi Ketua RW setempat di lokasi, Selasa (9/4) seperti dilansir detik.
Sukardi bahkan sempat mendengar isu jika pasutri gantung diri itu tengah diburu bank untuk melunasi utang-utangnya. “Apakah itu menyebabkan usahanya bangkrut, kami tidak tahu," jelas Sukardi.
Keduanya ditemukan pertama kali gantung diri di lantai dua tempat tinggalnya. "Posisi kedua korban bunuh diri dengan cara gantung diri di dalam rumah, lantai atas dari rumah yang ditempati korban," ungkap Kanitreskrim Polsek Tumpang Ipda Sigit Hernadi, Selasa (9/4).
Kedua bagian leher mereka terikat tali tambang. Bagian kepala sang suami masih memakai hoodie warna hitam, sementara sang istri terlihat memakai jaket dan kaki sebelah kanan masih tergantung di sebuah kursi plastik.
"Ditemukan gantung diri di lantai atas rumah. Posisinya saling berhadapan dengan tali berbeda mengikat leher kedua korban," terang Sigit Hernadi.
Dari hasil pemeriksaan dipastikan keduanya murni bunuh diri. Polisi juga tak menemukan adanya kejanggalan dari kematian kedua korban.
"Hasil olah TKP dan pemeriksaan medis oleh dokter memastikan bahwa kematian korban murni bunuh diri," terang Kapolsek Tumpang AKP Bambang Sidik Ahmadi di Mapolsek Jalan Raya Tumpang, Selasa (9/4).
Dia mengatakan, tim dokter yang didatangkan untuk memeriksa kondisi pasutri gantung diri itu mengungkap, bahwa kematian korban diakibatkan kekurangan oksigen.
"Karena tersumbatnya pernafasan di bagian leher, akibat jeratan tali plastik (tampar) menjadi penyebab kedua korban meninggal," ungkap Bambang.
Bukti lain memastikan kedua korban murni bunuh diri dengan gantung diri, kata kapolsek, dikuatkan dari ciri-ciri kematian kedua korban.
"Lidah menjulur, mengeluarkan kotoran, air liur keluar ditemukan pada jasad kedua korban. Bukti kekerasan juga tidak ditemukan. Ciri-ciri itu, menguatkan dan menambah bukti kuat penyebab kematian korban murni bunuh diri," bebernya.
Dia mengatakan pasutri ini telah dikaruniai satu orang anak. Kematian korban sangat mengejutkan keluarga dan tetangga. "Anaknya satu, dikatakan tidak ada persoalan. Dan ini sangat mengejutkan ketika kedua korban ditemukan bunuh diri," ungkapnya.
Dia mengatakan selama ini keduanya tinggal bersama sang cucu. Sementara, putra si mata wayang korban tinggal di Bandung. "Anaknya satu tinggal di Bandung, kini dalam perjalanan pulang," ungkap warga itu. *
Komentar