Pelanggan Keluhkan PDAM Gianyar
Jajaran managemen PDAM Gianyar agar lebih detail dalam menangani gangguan distribusi air.
GIANYAR, NusaBali
Kondisi air PDAM Gianyar dikeluhkan seorang pelanggan, di Banjar Rangkan, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. Saat jam-jam puncak pemakaian air, yakni mulai pukul 06.00 Wita hingga 08.00 Wita, air tidak mengalir alias mati. Kondisi itupun dirasakan hampir setiap hari.
"Pagi dan sore mulai jam 6 sampai jam 8, sama sekali tak ada air mengalir," keluh Wayan Sinar, Rabu (10/4). Ia pun heran di daerah rendah atau dekat pesisir air bisa macet. Kondisi ini tentu lebih parah di dataran agak tinggi. Menurutnya, di satu sisi banyak masyarakat mengambil air bawah tanah atau pengeboran untuk keperluan bisnis rumah kos tanpa izin. Di sisi lain, pihaknya yang membayar air yang dikelola pemerintah justru dapat air mati.
Dikonfirmasi terpisha, Dirut PDAM Gianyar I Made Sastra Kencana langsung memerintahkan petugas untuk melakukan pengecekan ke pelanggan tersebut. Dikatakan, aliran air di daerah sekitar Desa Ketewel, Sukawati tidak pernah berhenti. "Pompa tidak off, kecuali ada perbaikan," jelasnya. Setelah dicek petugas, sekitar pukul 12.55 Wita, kondisi air tampak normal. Termasuk di tetangga Wayan Sinar yang rumahnya agak tinggi, aliran air juga normal. "Tidak ada masalah," ujarnya. Terkait hasil pengecekan itu, Wayan Sinar mengakui bahwa air memang sudah mancur. Namun ia mengaku akan memantau kembali aliran air pada jam-jam puncak. "Tiyang (saya) akan cek dulu di jam-jam puncak, biasanya tidak ada air. Seperti paginya dari jam 6 sampai jam 8, kalau sorenya dari jam 5 sampai jam 8. Nanti tiyang akan infokan lagi," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi III DPRD Gianyar I Nyoman Artawa mengaku, dirinya telah mewanti-wanti kepada jajaran managemen PDAM Gianyar agar lebih detail dalam menangani gangguan distribusi air. Selain itu, kondisi fisik pipa distribusi serta daya dukung teknis lainnya agar dipetakan lebih rinci. ‘’Dengan demikian, petugas teknis akan lebih fokus dalam mengantisipasi gangguan distribusi air, terutama yang pipanya sudah sangat tua, atau zaman Belanda,’’ jelasnya.
Terkait maraknya penyedotan ABT (air bawah tanah) di Gianyar, Ketua Komisi I DPRD Gianyar Ngakan Ketut Putra mengatakan, dalam beberapa rapat dengar pendapat dengan eksekutif, dirinya telah menekankan kepada eksekutif untuk mendata penggunaan sumur ABT selama ini. Pendataan ini untuk mengetahui berapa ABT berizin dan berapa yang liar. ‘’PDAM sedang mendata keberadaan ABT ini. Jika data ini ada secara lengkap, maka kami bisa ambil langkah lebih lanjutan terhadap persoalan yang muncul,’’ tegasnya. *nvi,lsa
"Pagi dan sore mulai jam 6 sampai jam 8, sama sekali tak ada air mengalir," keluh Wayan Sinar, Rabu (10/4). Ia pun heran di daerah rendah atau dekat pesisir air bisa macet. Kondisi ini tentu lebih parah di dataran agak tinggi. Menurutnya, di satu sisi banyak masyarakat mengambil air bawah tanah atau pengeboran untuk keperluan bisnis rumah kos tanpa izin. Di sisi lain, pihaknya yang membayar air yang dikelola pemerintah justru dapat air mati.
Dikonfirmasi terpisha, Dirut PDAM Gianyar I Made Sastra Kencana langsung memerintahkan petugas untuk melakukan pengecekan ke pelanggan tersebut. Dikatakan, aliran air di daerah sekitar Desa Ketewel, Sukawati tidak pernah berhenti. "Pompa tidak off, kecuali ada perbaikan," jelasnya. Setelah dicek petugas, sekitar pukul 12.55 Wita, kondisi air tampak normal. Termasuk di tetangga Wayan Sinar yang rumahnya agak tinggi, aliran air juga normal. "Tidak ada masalah," ujarnya. Terkait hasil pengecekan itu, Wayan Sinar mengakui bahwa air memang sudah mancur. Namun ia mengaku akan memantau kembali aliran air pada jam-jam puncak. "Tiyang (saya) akan cek dulu di jam-jam puncak, biasanya tidak ada air. Seperti paginya dari jam 6 sampai jam 8, kalau sorenya dari jam 5 sampai jam 8. Nanti tiyang akan infokan lagi," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi III DPRD Gianyar I Nyoman Artawa mengaku, dirinya telah mewanti-wanti kepada jajaran managemen PDAM Gianyar agar lebih detail dalam menangani gangguan distribusi air. Selain itu, kondisi fisik pipa distribusi serta daya dukung teknis lainnya agar dipetakan lebih rinci. ‘’Dengan demikian, petugas teknis akan lebih fokus dalam mengantisipasi gangguan distribusi air, terutama yang pipanya sudah sangat tua, atau zaman Belanda,’’ jelasnya.
Terkait maraknya penyedotan ABT (air bawah tanah) di Gianyar, Ketua Komisi I DPRD Gianyar Ngakan Ketut Putra mengatakan, dalam beberapa rapat dengar pendapat dengan eksekutif, dirinya telah menekankan kepada eksekutif untuk mendata penggunaan sumur ABT selama ini. Pendataan ini untuk mengetahui berapa ABT berizin dan berapa yang liar. ‘’PDAM sedang mendata keberadaan ABT ini. Jika data ini ada secara lengkap, maka kami bisa ambil langkah lebih lanjutan terhadap persoalan yang muncul,’’ tegasnya. *nvi,lsa
Komentar