Bhakti Karya Panca Walikrama Diakhiri Nunas Tirta Panglebar
PHDI Bali menetapkan tata cara nunas Tirta Panglebar di Pura Dalem Puri Besakih, Banjar Kedundung, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Sukra Paing Ugu, Jumat (12/4), pukul 10.00 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Tirta ini menyusul akhir Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih.
Pemohon tirta dimaksud perwakilan dari kabupaten, kecamatan dan desa dengan membawa sarana banten peras, dan pejati. Tirtha yang telah didapatkan nanti agar dibagikan kepada krama di desa masing-masing untuk dipercikkan di setra.
Ketua Panitia Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih Jro Mangku Widiartha mengungkapkan hal itu di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (9/4).
Pemohon tirta dimaksud perwakilan dari kabupaten, kecamatan dan desa dengan membawa sarana banten peras, dan pejati. Tirtha yang telah didapatkan nanti agar dibagikan kepada krama di desa masing-masing untuk dipercikkan di setra.
Ketua Panitia Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih Jro Mangku Widiartha mengungkapkan hal itu di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (9/4).
Disebutkan, PHDI Bali menerbitlkan surat Nomor 071/PHDI-Bali/IV/2019, per 4 April 2019, perihal mohon sosialisasi tata cara nunas Tirta Panglebar, ditandatangani Ketua Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi dan Sekretaris Ir Putu Wirata Dwikora SH. Dijelaskan, Tirta Panglebar mesti didapatkan di Pura Dalem Puri Besakih. Selanjutnya dipercikkan di setra dengan upakara pejati, soda putih kuning dan canang burat wangi. Juga disertai mencabut penjor yang dipasang sebelumnya. Sisa-sisa upakara dalam penjor dan sanggah penjor dibakar, abunya dimasukkan ke dalam klungah nyuh gading dan dipendem di belakang palinggih rong tiga.
Sedangkan katanya, sisa upakara di halaman rumah juga dibakar dan abunya ditanam di lebuh disertai canang satu tanding. "Nanti upacara nunas Tirta Panglebar dilaksanakan di Pura Dalem Puri, sebelum Nyineb di Pura Penataran Agung Besakih," jelas Jro Mangku Widiartha.
Usai nyiratan tirtha di setra katanya, barulah krama bisa menggelar upacara atiwa-tiwa, atau ngaben. Di bagian lain Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana membenarkan, nunas Tirta Panglebar, di Pura Dalem Puri, Jumat (12/4) pukul 10.00 Wita. "Setelah menggelar upacara panglebar di setra, maka upacara atiwa-tiwa baru bisa dilaksanakan, setelah Jumat (12/4)," jelas guru besar yang berasal dari Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, Karangasem.
Sebelumnya, larangan menggelar ngaben sejak Redite Kliwon Pujut, Minggu (20/1) hingga Sukra Paing Ugu, Jumat (12/4). Hal itu sesuai hasil Pesamuan Madya PHDI Provisi Bali No 1/Pesamuan-Madya/PHDI-Bali/VIII/2018. Khusus di Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, larangan ngaben berlaku paling lama. Sebab, sebelum Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, digelar Karya Tabuh Gentuh, yang puncaknya Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3). Sehingga lebih awal melaksanakan upacara nyengker di sembilan setra dan tunon (kuburan keluarga brahmana). Nyengker dilakukan, Wraspati Wage Sungsang, Kamis (20 Desember 2018). Justru ngembaknya dilaksanakan, Saniscara Pon Ugu, Sabtu (13/4) pagi. "Kan mohon Tirta Panglebar, di Pura Dalem Puri Besakih, Sukra Paing Ugu, Jumat (12/4), selanjutnya digunakan Saniscara Pon Ugu," kata Bendesa Adat Duda I Komang Sujana. *k16
Sedangkan katanya, sisa upakara di halaman rumah juga dibakar dan abunya ditanam di lebuh disertai canang satu tanding. "Nanti upacara nunas Tirta Panglebar dilaksanakan di Pura Dalem Puri, sebelum Nyineb di Pura Penataran Agung Besakih," jelas Jro Mangku Widiartha.
Usai nyiratan tirtha di setra katanya, barulah krama bisa menggelar upacara atiwa-tiwa, atau ngaben. Di bagian lain Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana membenarkan, nunas Tirta Panglebar, di Pura Dalem Puri, Jumat (12/4) pukul 10.00 Wita. "Setelah menggelar upacara panglebar di setra, maka upacara atiwa-tiwa baru bisa dilaksanakan, setelah Jumat (12/4)," jelas guru besar yang berasal dari Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, Karangasem.
Sebelumnya, larangan menggelar ngaben sejak Redite Kliwon Pujut, Minggu (20/1) hingga Sukra Paing Ugu, Jumat (12/4). Hal itu sesuai hasil Pesamuan Madya PHDI Provisi Bali No 1/Pesamuan-Madya/PHDI-Bali/VIII/2018. Khusus di Desa Adat Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, larangan ngaben berlaku paling lama. Sebab, sebelum Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Penataran Agung Besakih, digelar Karya Tabuh Gentuh, yang puncaknya Buda Kliwon Matal, Rabu (6/3). Sehingga lebih awal melaksanakan upacara nyengker di sembilan setra dan tunon (kuburan keluarga brahmana). Nyengker dilakukan, Wraspati Wage Sungsang, Kamis (20 Desember 2018). Justru ngembaknya dilaksanakan, Saniscara Pon Ugu, Sabtu (13/4) pagi. "Kan mohon Tirta Panglebar, di Pura Dalem Puri Besakih, Sukra Paing Ugu, Jumat (12/4), selanjutnya digunakan Saniscara Pon Ugu," kata Bendesa Adat Duda I Komang Sujana. *k16
1
Komentar