Danau Buyan Masuk Prioritas Nasional
Diperkirakan penanganan oleh pihak kementerian dimulai 2020, dan menjadikan sebagai kawasan konservasi sekaligus pariwisata.
SINGARAJA, NusaBali
Penanganan kerusakan Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, akhirnya masuk prioritas nasional. Itu berarti, penataan Danau Buyan dan kawasannya mulai mendapat kepastian dari Pemerintah Pusat. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng pun diminta segera menyiapkan perencanaan terkait penataan danau dan kawasannya.
Kepastian Danau Buyan masuk prioritas nasional diungkapkan oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Jumat (12/4). Dikatakan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan di Desa Munduk, Kecamatan Banjar sudah ditetapkan sebagai Danau Prioritas Nasional II oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
”Ini berarti penanganan dan penataan danau dan kawasannya sudah ada kepastian. Nantinya selain selain sebagai kawasan konservasi alam, Danau Buyan dan Tamblingan juga dapat bermanfaat dalam pengembangan sektor tersier, salah satunya sektor pariwisata,” katanya.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, dengan ditetapkannya Danau Buyan masuk dalam prioritas nasional II, diperkirakan penanganan oleh pihak kementerian akan dilakukan mulai tahun 2020. Bupati pun meminta agar DLH lebih proaktif dalam menyiapkan kajian-kajian, baik menyangkut administrasi maupun aspek lainnya yang sifatnya teknis. Dirinya meminta Kepala DLH beserta jajarannya untuk membuat perencanaan secara detil dan terukur. Sehingga hal itu bisa dijadikan acuan nantinya oleh pihak pemerintah pusat dalam melaksanakan kegiatan penataan dua danau itu.
“DLH agar mulai memikirkan alternatif-alternatif desainnya. Dalam desain itu juga agar dipikirkan tidak saja manyangkut desain fisik, tetapi dalam desain itu juga agar lebih ramah terhadap lingkungan,” katanya.
Data menyebut, luas Danau Buyan telah menyempit dengan pendangkalan parah. Pada tahun 1987 silam, luas danau mencapai 3,7 kilometer dengan kedalaman 86,7 meter, dan luas daerah tangkapan 24,1 kilometer persegi. Namun pada tahun 2015 kedalaman danau diperkirakan hanya sekitar 79 meter dengan luas yang sudah menyusut jauh. Belakangan hampir seperempat permukaan danau terututup gulma seperti kafu-kafu dan enceng gondok.
Danau Buyan alami sindemen yang parah akibat perubahan pola tanam petani di bagian atas kawasan danau. Dulu banyak tanaman keras seperti kopi, kemudian diganti dengan tanaman musiman seperti bunga dan sayur-mayur. Sehingga ketika hujan, tanah yang gembur mudah hanyut ke dalam danau. Belum lagi, bertambahnya permukiman warga seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga limbah permukiman juga masuk ke dalam danau.*k19
Kepastian Danau Buyan masuk prioritas nasional diungkapkan oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Jumat (12/4). Dikatakan, Danau Buyan dan Danau Tamblingan di Desa Munduk, Kecamatan Banjar sudah ditetapkan sebagai Danau Prioritas Nasional II oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
”Ini berarti penanganan dan penataan danau dan kawasannya sudah ada kepastian. Nantinya selain selain sebagai kawasan konservasi alam, Danau Buyan dan Tamblingan juga dapat bermanfaat dalam pengembangan sektor tersier, salah satunya sektor pariwisata,” katanya.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, dengan ditetapkannya Danau Buyan masuk dalam prioritas nasional II, diperkirakan penanganan oleh pihak kementerian akan dilakukan mulai tahun 2020. Bupati pun meminta agar DLH lebih proaktif dalam menyiapkan kajian-kajian, baik menyangkut administrasi maupun aspek lainnya yang sifatnya teknis. Dirinya meminta Kepala DLH beserta jajarannya untuk membuat perencanaan secara detil dan terukur. Sehingga hal itu bisa dijadikan acuan nantinya oleh pihak pemerintah pusat dalam melaksanakan kegiatan penataan dua danau itu.
“DLH agar mulai memikirkan alternatif-alternatif desainnya. Dalam desain itu juga agar dipikirkan tidak saja manyangkut desain fisik, tetapi dalam desain itu juga agar lebih ramah terhadap lingkungan,” katanya.
Data menyebut, luas Danau Buyan telah menyempit dengan pendangkalan parah. Pada tahun 1987 silam, luas danau mencapai 3,7 kilometer dengan kedalaman 86,7 meter, dan luas daerah tangkapan 24,1 kilometer persegi. Namun pada tahun 2015 kedalaman danau diperkirakan hanya sekitar 79 meter dengan luas yang sudah menyusut jauh. Belakangan hampir seperempat permukaan danau terututup gulma seperti kafu-kafu dan enceng gondok.
Danau Buyan alami sindemen yang parah akibat perubahan pola tanam petani di bagian atas kawasan danau. Dulu banyak tanaman keras seperti kopi, kemudian diganti dengan tanaman musiman seperti bunga dan sayur-mayur. Sehingga ketika hujan, tanah yang gembur mudah hanyut ke dalam danau. Belum lagi, bertambahnya permukiman warga seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga limbah permukiman juga masuk ke dalam danau.*k19
Komentar