Eksekutor Mayat Dalam Koper Ditangkap
Dimutilasi di warung kopi Kediri, motifnya hubungan asmara sejenis
BLITAR, NusaBali
Menginjak hari ke 9 misteri penemuan kasus mutilasi mayat dalam koper, Budi Hartanto (28), terkuak. Polisi berhasil menangkap dua pelaku pembunuhnya di dua tempat yang berbeda. AP, salah satu pelaku pembunuhan sadis terhadap guru honorer yang jasadnya ditemukan tanpa kepala di bawah Jembatan Udanawu, Kabupaten Blitar, diciduk di Jakarta. AP diciduk dengan bantuan anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Setelah menerima informasi dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Jawa Timur, penangkapan pun dilakukan.
"Informasi dari Ditreskrimum Jatim, terduga pelaku mutilasi segera akan ke Jakarta dengan ciri-ciri menggunakan bus dan sebagainya," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusuf saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (12/4). Dari informasi tersebut, Ditlantas Polda Metro Jaya melakukan penyekatan di jalan tol. Termasuk di pintu masuk Cikarang Utama pun dijaga.
Pada saat situasi memungkinkan, polisi langsung menghentikan bus di Tol Dalam Kota. Ciri-ciri AP dicari dan ditemukan ada di dalam bus yang ditumpanginya itu. "Kemudian pelaku dibawa ke SPKT untuk selanjutnya akan dilimpahkan ke Polda Jatim," katanya menjelaskan.
Selain AP, polisi juga telah menciduk satu pelaku lagi yaitu AJ. Berbeda dengan AP, AJ diciduk Kamis malam (11/4) di kawasan Kediri. "Ada dua pelaku. Satu berinisial AP dari Jakarta, satunya inisial AJ kita tangkap malam di Kediri," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim Surabaya, Jumat (12/4).
Keduanya juga orang terdekat korban. "Dua-duanya orang Kediri. Orang terdekat korban," lanjutnya.
Barung menambahkan sejak awal kasus, polisi menyakini kasus ini bukanlah pembunuhan tunggal. Namun minimal ada dua pelaku yang membantu melancarkan aksinya.
Barung mengatakan Budi dibunuh di warung kopi di Jalan Surya Kabupaten Kediri yang disewa AP, dan selanjutnya dibuang di suatu tempat di Blitar. di Warung kopi inilah, pelaku juga melakukan mutilasi korban hingga mayat dalam koper ditemukan.
Polisi mengungkap motif pembunuhan dilatarbelakangi hubungan asmara. Hubungan korban dengan kedua pelaku AP dan AJ memang cukup dekat.
"Jadi perjalanan almarhum ini berhubungan asmara yang berbeda spesifiknya. Polisi akan menggali motif sebenarnya dari pembunuhan ini," kata Barung.
Barung menambahkan dugaan awal ini juga dikuatkan dengan keterangan beberapa saksi yang sudah diperiksa sebelumnya. Dari keterangan 10 saksi, mengatakan ada dugaan kuat motif asmara. Namun, hubungan asmara ini berbeda dengan kebanyakan masyarakat pada umumnya.
"Dari awal polisi mengatakan bahwa ada hubungan asmara terhadap kasus ini. Asmara yang berorientasi pada perbedaan umumnya orang," pungkasnya. Polisi juga memastikan kepala mayat dalam koperyang sempat terpisah dengan jasadnya telah ditemukan di Kediri.
Aksi pembunuhan kepada pemilik sanggar tari di Kediri ini disebut sadis, karena setelah korban dibunuh, pelaku memisahkan kepala dengan tubuhnya. Tubuh Budi dimasukkan dalam koper dan bagian kepalanya dibuang ke tempat lain. "Motif pemisahan bagian tubuh ini juga sedang didalami, apakah disengaja agar tubuhnya muat dimasukkan ke dalam koper atau bagaimana, ini masih didalami," ujar dia dilansir kompas.
AP, eksekutor mayat dalam koper diketahui pernah menikah dengan wanita asal Jawa Tengah. Fakta inilah yang membuat ibu kandungnya tak menyangka, jika anak lelakinya mengalami penyimpangan orientasi seksual.
"Mosok to. Lha dulu pernah nikah sama wanita Jawa Tengah lho. Tapi sudah cerai memang," kata ibunda AP, NG (55) usai diminta keterangan di Mapolresta Blitar, Jumat (12/4). Sebelumnya diberitakan, sebuah koper hitam berisi mayat tanpa kepala ditemukan warga di Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Rabu (3/4).*
Menginjak hari ke 9 misteri penemuan kasus mutilasi mayat dalam koper, Budi Hartanto (28), terkuak. Polisi berhasil menangkap dua pelaku pembunuhnya di dua tempat yang berbeda. AP, salah satu pelaku pembunuhan sadis terhadap guru honorer yang jasadnya ditemukan tanpa kepala di bawah Jembatan Udanawu, Kabupaten Blitar, diciduk di Jakarta. AP diciduk dengan bantuan anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Setelah menerima informasi dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Jawa Timur, penangkapan pun dilakukan.
"Informasi dari Ditreskrimum Jatim, terduga pelaku mutilasi segera akan ke Jakarta dengan ciri-ciri menggunakan bus dan sebagainya," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusuf saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (12/4). Dari informasi tersebut, Ditlantas Polda Metro Jaya melakukan penyekatan di jalan tol. Termasuk di pintu masuk Cikarang Utama pun dijaga.
Pada saat situasi memungkinkan, polisi langsung menghentikan bus di Tol Dalam Kota. Ciri-ciri AP dicari dan ditemukan ada di dalam bus yang ditumpanginya itu. "Kemudian pelaku dibawa ke SPKT untuk selanjutnya akan dilimpahkan ke Polda Jatim," katanya menjelaskan.
Selain AP, polisi juga telah menciduk satu pelaku lagi yaitu AJ. Berbeda dengan AP, AJ diciduk Kamis malam (11/4) di kawasan Kediri. "Ada dua pelaku. Satu berinisial AP dari Jakarta, satunya inisial AJ kita tangkap malam di Kediri," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim Surabaya, Jumat (12/4).
Keduanya juga orang terdekat korban. "Dua-duanya orang Kediri. Orang terdekat korban," lanjutnya.
Barung menambahkan sejak awal kasus, polisi menyakini kasus ini bukanlah pembunuhan tunggal. Namun minimal ada dua pelaku yang membantu melancarkan aksinya.
Barung mengatakan Budi dibunuh di warung kopi di Jalan Surya Kabupaten Kediri yang disewa AP, dan selanjutnya dibuang di suatu tempat di Blitar. di Warung kopi inilah, pelaku juga melakukan mutilasi korban hingga mayat dalam koper ditemukan.
Polisi mengungkap motif pembunuhan dilatarbelakangi hubungan asmara. Hubungan korban dengan kedua pelaku AP dan AJ memang cukup dekat.
"Jadi perjalanan almarhum ini berhubungan asmara yang berbeda spesifiknya. Polisi akan menggali motif sebenarnya dari pembunuhan ini," kata Barung.
Barung menambahkan dugaan awal ini juga dikuatkan dengan keterangan beberapa saksi yang sudah diperiksa sebelumnya. Dari keterangan 10 saksi, mengatakan ada dugaan kuat motif asmara. Namun, hubungan asmara ini berbeda dengan kebanyakan masyarakat pada umumnya.
"Dari awal polisi mengatakan bahwa ada hubungan asmara terhadap kasus ini. Asmara yang berorientasi pada perbedaan umumnya orang," pungkasnya. Polisi juga memastikan kepala mayat dalam koperyang sempat terpisah dengan jasadnya telah ditemukan di Kediri.
Aksi pembunuhan kepada pemilik sanggar tari di Kediri ini disebut sadis, karena setelah korban dibunuh, pelaku memisahkan kepala dengan tubuhnya. Tubuh Budi dimasukkan dalam koper dan bagian kepalanya dibuang ke tempat lain. "Motif pemisahan bagian tubuh ini juga sedang didalami, apakah disengaja agar tubuhnya muat dimasukkan ke dalam koper atau bagaimana, ini masih didalami," ujar dia dilansir kompas.
AP, eksekutor mayat dalam koper diketahui pernah menikah dengan wanita asal Jawa Tengah. Fakta inilah yang membuat ibu kandungnya tak menyangka, jika anak lelakinya mengalami penyimpangan orientasi seksual.
"Mosok to. Lha dulu pernah nikah sama wanita Jawa Tengah lho. Tapi sudah cerai memang," kata ibunda AP, NG (55) usai diminta keterangan di Mapolresta Blitar, Jumat (12/4). Sebelumnya diberitakan, sebuah koper hitam berisi mayat tanpa kepala ditemukan warga di Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, pada Rabu (3/4).*
1
Komentar