Sabet Dua Medali di Ajang Special Olympic World Game 2019
Kadek Firma Kharisma Yanti berhasil mempersembahkan medali emas melalui nomor bergengsi lari 100 meter putri, selain juga medali perak dari lompat jauh putri
Atlet Disabilitas dari SLB Negeri 2 Singaraja Tampil Gemilang di Abu Dhabi
SINGARAJA, NusaBali
Seorang atlet disabilitas penyandang tuna grahita, tuna rungu, tuna wicara asal Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Singaraja, Buleleng, Kadek Firma Kharisma Yanti, 16, mencatat prestasi gemilang dalam ajang Special Olympic World Game di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 14-21 Marer 2019 lalu. Kadek Firma Kharisma Yanti sukses menyabet 1 medali emas dan 1 perak dari cabang atletik dalam event tingkat dunia tersebut.
Medali emas dipersembahkan Kadek Firma Yanti melalui nomor bergengsi lari ‘sprint’ 100 meter putri. Sedangkan medali perak diperoleh Kadek Firma Yanti melalui nomor lompat jauh putri. Selain itu, siswi Kelas IX SLB Negeri 2 Singaraja ini juga berhasil menempati peringkat lima nomor lari estafet 4x100 meter putri.
Dalam pesta olahraga Special Olympic World Game 2019 di Abu Dhabi tersebut, kontingen Indonesia menerjunkan 140 atlet disabilitas. Kadek Firma Yanti merupakan satu-satunya atlet asal Bali yang dipercaya membela kontingen Indonesia.
Kepada NusaBali, Kadek Firma Yanti mengaku sangat bahagia bisa mewakili Indonesia dan pulang pulang dari Special Olympic World Game 2019 dengan membawa dua medali. “Dari Indonesia saat itu dikirim 140 atlet. Saya satu-satunya atlet dari Bali. Sungguh, saya bangga bisa menyumbangkan dua medali,” tutur Kadek Firma Yanti melalui guru pembinanya, Kadek Yudi Putra Atmaja, saat ditemui NusaBali di SLB Negeri 2 Singaraja, Sabtu (13/4).
Kadek Firma Yanti dipercaya membela kontingen Indonesia ke ajang Special Olympic World Game 2019 di Abu Dhabi, setelah lolos seleksi nasional yang digelar di Riau. Saat seleksi nasional, Kadek Firma Yanti berpacu bersama 13 atlet disabilitas asal Bali lainnya. Namun, hanya Kadek Firma yanti yang lolos seleksi.
Selanjutnya, Kadek Firma Yanti mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Jakarta selama sebulan. Saat di Pelatnas, dia disampingi oleh guru pembinanya dari Singaraja, Kadek Yudi Putra Atmaja. Namun, sang guru pembina tidak ikut berangkat ke Abu Dhabi.
“Jadi, kami dari sekolah hanya mengantarkan Yanti sampai di Jakarta. Selanjutnya, saat berangkat ke Abu Dhabi dia didampingi pelatih nasional,” ungkap Kadek Yudi Putra Atmaja.
Menurut Yudi Putra, Kadek Firma Yanti merupakan salah satu atlet disabilitas andal yang dimiliki SLB Negeri 2 Singaraja. Anak ini adalah atlet disibilitas asal SLB Negeri 2 Singaraja kedua yang menguki prestasi tingkat dunia di ajang Special Olympic World Game. Sebelumnya, seorang siswanya juga sempat sukses meraih medali perak cabang basket dalam Special Olympic World Game 2015.
Kadek Firma Yanti sendiri merupakan siswi penyandang disabilitas asal Lingkungan Banyuning Timur, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng. Penyandang disabilitas kelahiran 22 Maret 2003 ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan Ketut Ariasa dan Luh Ratna Dewi.
Kadek Firma Yanti sudah dilatih dan diarahkan menjadi atlet oleh sekolahnya sejak Kelas I SD. Dia pertama kali diturunkan mengikui kejuaraan saat duduk di Kelas IV SD. Yudi Putra sebagai guru olahraga biasa melakukan seleksi kepada anak-anak disabilitas yang dinilainya memenuhi kriteria untuk dibina menjadi atlet. “Biasanya, saat mereka masuk, kami lihat. Kalau fisiknya bagus dan ada potensi dari keberminatannya ikut latihan, kami arahkan,” papar Yudi Putra.
Membina atlet disabilitas memang tidak egampang melatih atlet normal. Dengan segala keterbatasannya, atlet disabilitas harus ditangani secara khusus, terutama soal kesabaran. Pasalnya, mereka seringkali lupa dan lambat untuk mengerti dan memaami intruksi pelatih. Makanya, bagi Yudi Putra, menjadi pelatih atlet disabilitas merupakan tantangan khusus.
Disebutkan, Kadek Firma Yanti selama ini sudah langganan juara di Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Bali dan tingkat Nasional. Kadek Firma Yanti rutin menjalani latihan minimal 3 kali seminggu. Untuk menjaga agar mood-nya tetap bagus, proses latihan pun harus didampingi. Bahkan, dia juga harus diantar jemput ke rumahnya di Kelurahan Banyuniang. Materi latihan yang diberikan kepada Kadek Yanti juga harus disesuaikan dengan kemapuanya, baik dari segi fisik, teknik, maupun mental.
Sebagai guru pembinanya di SLB Negeri 2 Singaraja, Yudi Putra berharap prestasi tingkat dunia yang telah diterolehkan Kadek Firma Yanti bisa mengetuk perhatian pemerintah. “Minimal, setelah tamat nanti, Yanti diberi kesempatan untuk diangkat menjadi PNS di lingkup Pemkab Buleleng,” harap Yudi Putra.
Yudi Putra menyebutkan, Kadek Firma Yanti selama ini sudah kerap mengharumkan nama daerah. Kadek selain langganan juara O2SN, Kadek Yanti juga sempat mengharumkan nama Kabupaten Buleleng dengan menyabet dua medali emas dalam ajang Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) Bali 2018 lalu. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Seorang atlet disabilitas penyandang tuna grahita, tuna rungu, tuna wicara asal Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Singaraja, Buleleng, Kadek Firma Kharisma Yanti, 16, mencatat prestasi gemilang dalam ajang Special Olympic World Game di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 14-21 Marer 2019 lalu. Kadek Firma Kharisma Yanti sukses menyabet 1 medali emas dan 1 perak dari cabang atletik dalam event tingkat dunia tersebut.
Medali emas dipersembahkan Kadek Firma Yanti melalui nomor bergengsi lari ‘sprint’ 100 meter putri. Sedangkan medali perak diperoleh Kadek Firma Yanti melalui nomor lompat jauh putri. Selain itu, siswi Kelas IX SLB Negeri 2 Singaraja ini juga berhasil menempati peringkat lima nomor lari estafet 4x100 meter putri.
Dalam pesta olahraga Special Olympic World Game 2019 di Abu Dhabi tersebut, kontingen Indonesia menerjunkan 140 atlet disabilitas. Kadek Firma Yanti merupakan satu-satunya atlet asal Bali yang dipercaya membela kontingen Indonesia.
Kepada NusaBali, Kadek Firma Yanti mengaku sangat bahagia bisa mewakili Indonesia dan pulang pulang dari Special Olympic World Game 2019 dengan membawa dua medali. “Dari Indonesia saat itu dikirim 140 atlet. Saya satu-satunya atlet dari Bali. Sungguh, saya bangga bisa menyumbangkan dua medali,” tutur Kadek Firma Yanti melalui guru pembinanya, Kadek Yudi Putra Atmaja, saat ditemui NusaBali di SLB Negeri 2 Singaraja, Sabtu (13/4).
Kadek Firma Yanti dipercaya membela kontingen Indonesia ke ajang Special Olympic World Game 2019 di Abu Dhabi, setelah lolos seleksi nasional yang digelar di Riau. Saat seleksi nasional, Kadek Firma Yanti berpacu bersama 13 atlet disabilitas asal Bali lainnya. Namun, hanya Kadek Firma yanti yang lolos seleksi.
Selanjutnya, Kadek Firma Yanti mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Jakarta selama sebulan. Saat di Pelatnas, dia disampingi oleh guru pembinanya dari Singaraja, Kadek Yudi Putra Atmaja. Namun, sang guru pembina tidak ikut berangkat ke Abu Dhabi.
“Jadi, kami dari sekolah hanya mengantarkan Yanti sampai di Jakarta. Selanjutnya, saat berangkat ke Abu Dhabi dia didampingi pelatih nasional,” ungkap Kadek Yudi Putra Atmaja.
Menurut Yudi Putra, Kadek Firma Yanti merupakan salah satu atlet disabilitas andal yang dimiliki SLB Negeri 2 Singaraja. Anak ini adalah atlet disibilitas asal SLB Negeri 2 Singaraja kedua yang menguki prestasi tingkat dunia di ajang Special Olympic World Game. Sebelumnya, seorang siswanya juga sempat sukses meraih medali perak cabang basket dalam Special Olympic World Game 2015.
Kadek Firma Yanti sendiri merupakan siswi penyandang disabilitas asal Lingkungan Banyuning Timur, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng. Penyandang disabilitas kelahiran 22 Maret 2003 ini merupakan anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan Ketut Ariasa dan Luh Ratna Dewi.
Kadek Firma Yanti sudah dilatih dan diarahkan menjadi atlet oleh sekolahnya sejak Kelas I SD. Dia pertama kali diturunkan mengikui kejuaraan saat duduk di Kelas IV SD. Yudi Putra sebagai guru olahraga biasa melakukan seleksi kepada anak-anak disabilitas yang dinilainya memenuhi kriteria untuk dibina menjadi atlet. “Biasanya, saat mereka masuk, kami lihat. Kalau fisiknya bagus dan ada potensi dari keberminatannya ikut latihan, kami arahkan,” papar Yudi Putra.
Membina atlet disabilitas memang tidak egampang melatih atlet normal. Dengan segala keterbatasannya, atlet disabilitas harus ditangani secara khusus, terutama soal kesabaran. Pasalnya, mereka seringkali lupa dan lambat untuk mengerti dan memaami intruksi pelatih. Makanya, bagi Yudi Putra, menjadi pelatih atlet disabilitas merupakan tantangan khusus.
Disebutkan, Kadek Firma Yanti selama ini sudah langganan juara di Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Bali dan tingkat Nasional. Kadek Firma Yanti rutin menjalani latihan minimal 3 kali seminggu. Untuk menjaga agar mood-nya tetap bagus, proses latihan pun harus didampingi. Bahkan, dia juga harus diantar jemput ke rumahnya di Kelurahan Banyuniang. Materi latihan yang diberikan kepada Kadek Yanti juga harus disesuaikan dengan kemapuanya, baik dari segi fisik, teknik, maupun mental.
Sebagai guru pembinanya di SLB Negeri 2 Singaraja, Yudi Putra berharap prestasi tingkat dunia yang telah diterolehkan Kadek Firma Yanti bisa mengetuk perhatian pemerintah. “Minimal, setelah tamat nanti, Yanti diberi kesempatan untuk diangkat menjadi PNS di lingkup Pemkab Buleleng,” harap Yudi Putra.
Yudi Putra menyebutkan, Kadek Firma Yanti selama ini sudah kerap mengharumkan nama daerah. Kadek selain langganan juara O2SN, Kadek Yanti juga sempat mengharumkan nama Kabupaten Buleleng dengan menyabet dua medali emas dalam ajang Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) Bali 2018 lalu. *k23
Komentar