Terpilih 6 Duta Muda Bali setelah Melalui Seleksi Ketat
Kapal Pemuda Nusantara dan Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN)
DENPASAR, NusaBali
Seleksi final Kapal Pemuda Nusantara (KPN) dan Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) berlangsung sengit. Ke-16 finalis saling menunjukkan kemampuannya pada seleksi final yang digelar pada Sabtu (13/4) bertempat di Ruang Kepemudaan Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Dewan juri yang merupakan alumni program KPN dan PPAN dibuat dilema untuk menentukan 6 finalis yang berhak dinobatkan sebagai duta Bali di ajang KPN dan PPAN 2019.
“Final ini sebenarnya sungguh final yang paling sengit sepengalaman saya mengadakan seleksi dengan teman-teman PCMI karena finalis di tahun ini benar-benar kuat dan bagus-bagus. Jadi, kita benar-benar harus sampai ke detail terkecil untuk menentukan siapa yang berhak lolos,” ungkap Ngurah Agung Riski Restuaji, Ketua Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Bali periode 2017-2019 yang merupakan organisasi kepemudaan yang mewadahi para alumni program KPN dan PPAN saat ditemui NusaBali usai menggelar seleksi final.
Menurut Gung Riski, selain wawasan kebangsaan yang luas dan public speaking yang mumpuni, para finalis juga harus melandasi dirinya dengan etika dan moral yang baik. Sikap tersebut merupakan salah satu poin utama yang menjadi pertimbangan para juri dalam memberikan nilai. Selain etika dan moral yang baik, jiwa kepemimpinan juga menjadi poin penting bagi para finalis. “Kita kan juga punya focus group discussion, jadi di sana juga kita lihat gimana satu peserta dengan yang lain. Apakah saling berkontribusi, apakah pasif, apakah dia terlalu dominan? Dari sana juga menjadi catatan tersendiri, sehingga peserta itu bisa kita nobatkan sebagai duta atau juaranya,” lanjut pria asal Bondalem, Tejakula, Buleleng, ini.
Kali ini, para finalis akan memperebutkan posisi pada masing-masing program yang terdiri dari, Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) untuk 1 orang putri, Singapore Indonesia Youth Leadership Exchange Program (SIYLEP) untuk 1 orang putra, The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP) untuk satu orang putri, dan Kapal Pemuda Nusantara (KPN) ‘Sail Nias’ untuk 1 orang putra dan 2 orang putri. Masing-masing program juga memiliki kriteria yang patut dipenuhi, seperti, AIYEP lebih mengedepankan kepemimpinan, magang, dan kerja sama tim, SIYLEP lebih ke wirausaha dan kepemimpinan, SSEAYP mengedepankan kepemimpinan dan kerja sama tim, dan KPN lebih terfokus dalam bidang kelautan dan kebaharian.
Setelah melalui tahap final dan diskusi alumni yang begitu panjang, maka terpilihlah 6 nama yang berhak mewakili Bali di ajang nasional dan internasional. Mereka adalah, Ni Komang Ernayanti (AIYEP), I Gede Handika Kresna Wirawan (SIYLEP), Ni Luh Widiantari (SSEAYP), dan program KPN yang terdiri dari I Wayan Sugiarta, IGA Sintya Dewi Suteja, dan Ni Made Asri Wahyuni. Sebelum berangkat dengan program masing-masing, para pemenang akan menjalani program homestay terlebih dahulu selama 3 sampai 4 hari pada bulan Juni di salah satu kabupaten di Bali. Program tersebut dilaksanakan untuk memberi pembekalan pada para pemenang, guna lebih mengenal dan menambah wawasan mengenai budaya dan pariwisata Bali. *cr41
Seleksi final Kapal Pemuda Nusantara (KPN) dan Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) berlangsung sengit. Ke-16 finalis saling menunjukkan kemampuannya pada seleksi final yang digelar pada Sabtu (13/4) bertempat di Ruang Kepemudaan Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Dewan juri yang merupakan alumni program KPN dan PPAN dibuat dilema untuk menentukan 6 finalis yang berhak dinobatkan sebagai duta Bali di ajang KPN dan PPAN 2019.
“Final ini sebenarnya sungguh final yang paling sengit sepengalaman saya mengadakan seleksi dengan teman-teman PCMI karena finalis di tahun ini benar-benar kuat dan bagus-bagus. Jadi, kita benar-benar harus sampai ke detail terkecil untuk menentukan siapa yang berhak lolos,” ungkap Ngurah Agung Riski Restuaji, Ketua Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Bali periode 2017-2019 yang merupakan organisasi kepemudaan yang mewadahi para alumni program KPN dan PPAN saat ditemui NusaBali usai menggelar seleksi final.
Menurut Gung Riski, selain wawasan kebangsaan yang luas dan public speaking yang mumpuni, para finalis juga harus melandasi dirinya dengan etika dan moral yang baik. Sikap tersebut merupakan salah satu poin utama yang menjadi pertimbangan para juri dalam memberikan nilai. Selain etika dan moral yang baik, jiwa kepemimpinan juga menjadi poin penting bagi para finalis. “Kita kan juga punya focus group discussion, jadi di sana juga kita lihat gimana satu peserta dengan yang lain. Apakah saling berkontribusi, apakah pasif, apakah dia terlalu dominan? Dari sana juga menjadi catatan tersendiri, sehingga peserta itu bisa kita nobatkan sebagai duta atau juaranya,” lanjut pria asal Bondalem, Tejakula, Buleleng, ini.
Kali ini, para finalis akan memperebutkan posisi pada masing-masing program yang terdiri dari, Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) untuk 1 orang putri, Singapore Indonesia Youth Leadership Exchange Program (SIYLEP) untuk 1 orang putra, The Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP) untuk satu orang putri, dan Kapal Pemuda Nusantara (KPN) ‘Sail Nias’ untuk 1 orang putra dan 2 orang putri. Masing-masing program juga memiliki kriteria yang patut dipenuhi, seperti, AIYEP lebih mengedepankan kepemimpinan, magang, dan kerja sama tim, SIYLEP lebih ke wirausaha dan kepemimpinan, SSEAYP mengedepankan kepemimpinan dan kerja sama tim, dan KPN lebih terfokus dalam bidang kelautan dan kebaharian.
Setelah melalui tahap final dan diskusi alumni yang begitu panjang, maka terpilihlah 6 nama yang berhak mewakili Bali di ajang nasional dan internasional. Mereka adalah, Ni Komang Ernayanti (AIYEP), I Gede Handika Kresna Wirawan (SIYLEP), Ni Luh Widiantari (SSEAYP), dan program KPN yang terdiri dari I Wayan Sugiarta, IGA Sintya Dewi Suteja, dan Ni Made Asri Wahyuni. Sebelum berangkat dengan program masing-masing, para pemenang akan menjalani program homestay terlebih dahulu selama 3 sampai 4 hari pada bulan Juni di salah satu kabupaten di Bali. Program tersebut dilaksanakan untuk memberi pembekalan pada para pemenang, guna lebih mengenal dan menambah wawasan mengenai budaya dan pariwisata Bali. *cr41
1
Komentar