Partai Golkar Bali Kehilangan Suantina
Sakit, Tetap Ngantor Walaupun Pakai Tongkat
DENPASAR,NusaBali
Partai Golkar Bali kehilangan kader seniornya, I Made Suantina, 55. Politisi asal Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan ini meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Sanglah Denpasar, Minggu (14/4) pukul 20.14 Wita. Suantina yang terakhir menjadi staf ahli Fraksi Golkar DPRD Bali, namun karena alasan kesehatan akhirnya diminta istirahat sejak empat bulan lalu. Suantina meninggal dunia karena sakit komplikasi akibat kencing manis yang diderita sejak lama.
Menurut putri almarhum Suantina, Ni Made Helina Putri Laksmi, 22, yang dihubungi NusaBali, Minggu malam mengatakan ayahnya sempat dirawat di RS Bhakti Rahayu Tabanan. Namun sejak, Jumat (12/4) drop dan dirujuk ke RS Sanglah Denpasar. "Kondisi bapak drop ketika perawatan di RS Bhakti Rahayu. Akhirnya dirujuk ke Sanglah. Cuman sempat dirawat tiga hari aja. Tadi pukul 20.14 Wita beliau meninggalkan kami. Mohon doanya nggih," ujar gadis yang saat ini sebagai staf di Sekretariat DPRD Bali ini.
Helina mengatakan proses upacara masih menunggu kepastian dari rapat keluarga. Apalagi di Desa kelahiran Suantina di Desa Bengkel sedang ada karya (upacara). "Sementara jenazah ayah tiyang di RS Sanglah disemayamkan sambil menunggu keputusan keluarga," ujar Helina.
Sementara Wakil Ketua DPRD Bali yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry dihubungi NusaBali, Minggu malam membenarkan meninggalnya Suantina. Sugawa mengatakan Suantina meninggal dunia di RS Sanglah Denpasar. "Ya saya baru dapat kabar dari kader dan staf. Beliau kan sejak lama memang sakit. Dulu sempat jadi staf ahli Fraksi Golkar DPRD Bali. Tetapi karena beliau kesehatannya terus menurun maka akhirnya kita minta istirahat," ujar Sugawa Korry.
Sugawa Korry menyebutkam Suantina sosok kader loyal di Partai Golkar. Suantina pernah aktif di KNPI ketika Sugawa menjadi Ketua KNPI Bali Tahun 1992. Era Ketua DPD I Golkar Bali dipimpin Cokorda Gede Budi Suryawan, Suantina menjadi Wakil Ketua Bidang Infokom. "Suantina ini orang akademisi juga. Jadi dia kader berkualitas. Kami sangat kehilangan," tegas politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.
Sementara kader senior Golkar, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, juga dapat kabar meninggalnya Suantina semalam. " Pak Suantina yang mengajak saya terjun ke politik ketika dia minta saya menjadi Ketua Fokusmaker (Forum Komunikasi Mahasiswa Karya Kekaryaan) dulu. Beliau juga yang saya pernah ajak bersaing jadi Sekretaris SOKSI Bali," kenang Sri Wigunawati.
Ketika Sri Wigunawati menjadi Ketua KPPG Bali di era kepemimpinan Ketua DPD Golkar Bali Cok Budi Suryawan, saat itu Suantina menjadi Wakil Ketua Bidang Infokom. "Saya salut sama beliau. Walaupun tidak pernah menikmati menjadi anggota dewan dan pejabat eksekutif, loyalitas kepada organisasi sangat tinggi. Kami kehilangan tokoh yang punya dedikasi terhadap organisasi. Kami kehilangan senior dan sekaligus kolega di dunia politik," ujar mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali yang kini Calon DPD RI ini.
Sementara I Nyoman Suardika, adik kandung Suantina, mengisahkan sang kakak di keluarga adalah panutan. Made Suantina anak kedua dari 5 bersaudara pasangan I Wayan Seber dan Ni Wayan Setiawati (alm). Selain menjadi panutan Suantina adalah sosok kakak yang selalu menjadi penyemangat buat adik-adiknya. "Kami bersaudara 5 orang sejak kecil kami saling menguatkan dan kakak adalah panutan kami," kenangnya.
Pantauan NusaBali, selama ini Suantina yang merupakan akademisi di FISIP Universitas Warmadewa memang empat bulan lalu masih aktif ikut menghadiri kegiatan DPRD Bali. Walaupun kadang menggunakan tongkat dan dipapah anaknya Ni Made Helina yang notabene sebagai pegawai kontrak di Sekretariat DPRD Bali.
Suantina yang merupakan tokoh Golkar belum pernah menikmati kursi dewan meskipun pernah nyaleg DPRD Bali Tahun 1999 silam dari dapil Tabanan. Suami dari Linda Suryana, 50, ini aktif sebagai dosen dan host dalam sebuah televisi swasta dan menjadi staf ahli Fraksi Golkar DPRD Bali. *nat, des
Menurut putri almarhum Suantina, Ni Made Helina Putri Laksmi, 22, yang dihubungi NusaBali, Minggu malam mengatakan ayahnya sempat dirawat di RS Bhakti Rahayu Tabanan. Namun sejak, Jumat (12/4) drop dan dirujuk ke RS Sanglah Denpasar. "Kondisi bapak drop ketika perawatan di RS Bhakti Rahayu. Akhirnya dirujuk ke Sanglah. Cuman sempat dirawat tiga hari aja. Tadi pukul 20.14 Wita beliau meninggalkan kami. Mohon doanya nggih," ujar gadis yang saat ini sebagai staf di Sekretariat DPRD Bali ini.
Helina mengatakan proses upacara masih menunggu kepastian dari rapat keluarga. Apalagi di Desa kelahiran Suantina di Desa Bengkel sedang ada karya (upacara). "Sementara jenazah ayah tiyang di RS Sanglah disemayamkan sambil menunggu keputusan keluarga," ujar Helina.
Sementara Wakil Ketua DPRD Bali yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry dihubungi NusaBali, Minggu malam membenarkan meninggalnya Suantina. Sugawa mengatakan Suantina meninggal dunia di RS Sanglah Denpasar. "Ya saya baru dapat kabar dari kader dan staf. Beliau kan sejak lama memang sakit. Dulu sempat jadi staf ahli Fraksi Golkar DPRD Bali. Tetapi karena beliau kesehatannya terus menurun maka akhirnya kita minta istirahat," ujar Sugawa Korry.
Sugawa Korry menyebutkam Suantina sosok kader loyal di Partai Golkar. Suantina pernah aktif di KNPI ketika Sugawa menjadi Ketua KNPI Bali Tahun 1992. Era Ketua DPD I Golkar Bali dipimpin Cokorda Gede Budi Suryawan, Suantina menjadi Wakil Ketua Bidang Infokom. "Suantina ini orang akademisi juga. Jadi dia kader berkualitas. Kami sangat kehilangan," tegas politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.
Sementara kader senior Golkar, Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, juga dapat kabar meninggalnya Suantina semalam. " Pak Suantina yang mengajak saya terjun ke politik ketika dia minta saya menjadi Ketua Fokusmaker (Forum Komunikasi Mahasiswa Karya Kekaryaan) dulu. Beliau juga yang saya pernah ajak bersaing jadi Sekretaris SOKSI Bali," kenang Sri Wigunawati.
Ketika Sri Wigunawati menjadi Ketua KPPG Bali di era kepemimpinan Ketua DPD Golkar Bali Cok Budi Suryawan, saat itu Suantina menjadi Wakil Ketua Bidang Infokom. "Saya salut sama beliau. Walaupun tidak pernah menikmati menjadi anggota dewan dan pejabat eksekutif, loyalitas kepada organisasi sangat tinggi. Kami kehilangan tokoh yang punya dedikasi terhadap organisasi. Kami kehilangan senior dan sekaligus kolega di dunia politik," ujar mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali yang kini Calon DPD RI ini.
Sementara I Nyoman Suardika, adik kandung Suantina, mengisahkan sang kakak di keluarga adalah panutan. Made Suantina anak kedua dari 5 bersaudara pasangan I Wayan Seber dan Ni Wayan Setiawati (alm). Selain menjadi panutan Suantina adalah sosok kakak yang selalu menjadi penyemangat buat adik-adiknya. "Kami bersaudara 5 orang sejak kecil kami saling menguatkan dan kakak adalah panutan kami," kenangnya.
Pantauan NusaBali, selama ini Suantina yang merupakan akademisi di FISIP Universitas Warmadewa memang empat bulan lalu masih aktif ikut menghadiri kegiatan DPRD Bali. Walaupun kadang menggunakan tongkat dan dipapah anaknya Ni Made Helina yang notabene sebagai pegawai kontrak di Sekretariat DPRD Bali.
Suantina yang merupakan tokoh Golkar belum pernah menikmati kursi dewan meskipun pernah nyaleg DPRD Bali Tahun 1999 silam dari dapil Tabanan. Suami dari Linda Suryana, 50, ini aktif sebagai dosen dan host dalam sebuah televisi swasta dan menjadi staf ahli Fraksi Golkar DPRD Bali. *nat, des
1
Komentar