Pasca Terbakar, Warung Bank Sampah Kembali Dibuka
Pasca terbakar, Warung Bank Sampah Bali Kumara (WBSBK) kembali dibuka, namun pindah lokasi ke Jalan Nenas, Amlapura.
AMLAPURA, NusaBali
Pengelola WBSBK menyatakan tidak trauma atas kebakaran yang dialami. Ketua Yayasan Bali Kumara yang mengelola WBSBK Ni Made Laba Dwikarini mengungkapkan hal itu di Sekretariat Yayasan Bali Kumara, Jalan Nenas Amlapura, Senin (15/4). WBSBK berlokasi satu areal dengan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Cempaka Kids di Lingkungan Dukuh, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, membawahi TK (Taman Kanak-Kanak) dan TPA (tempat penitipan anak) terbakar, Senin (8 Oktober 2018), terbakar. Seluruh barang-barang terutama terdiri dari beragam jenis sampah yang telah terkumpul, hangus.
Yayasan Bali Kumara, jelas Dwikarini, kembali memberdayakan masyarakat, agar kembali menabung sampah terdiri dari sampah plastik, karton, buku-buku, pipa, koran, dan sejenisnya. Dari sampah itu, juga bisa digunakan untuk berbelanja gunakan sampah, atau berdonasi menggunakan sampah. Sebab, di sekretariat telah ada petugas yang menimbang dan menilai setiap sampah dibawa masyarakat. Harga dari sampah itu tergantung jenis sampah yang dibawa.
Petugas katanya melayani masyarakat yang hendak menabung, berbelanja atau berdonasi gunakan sampah, setiap Jumat-Minggu, pukul 08.00 Wita-12.00 Wita.
Di secretariat, jelas dia, ada petugas yang menerima dan menjemput untuk mengangkut sampah milik masyarakat dilayani I Wayan Putra. Sedangkan tenaga administrasi Ketut Puspayanti.
Yayasan Bali Kumara tersebut didukung pengurus yakni Wakil Ketua Putu Suri Darmayanti, Sekretaris Wayan Suastawa, Bendahara Jro Erna Yudi Adnyani. ‘’Sampah yang kami kumpulkan, kemudian dijual kepada rekanan, nantinya hasilnya disumbangkan untuk anak yatim, anak miskin, atau anak miskin yang memerlukan biaya perawatan. Siswa miskin yang terima bantuan wajib membuka rekening di bank sampah,” kata Ni Made Laba Dwi Karini.
Sumbangan itu, tambah dia, bisa untuk membiayai kelangsungan pendidikan, ada bantuan berupa santunan, dan keperluan sosial lainnya. Jadi anak-anak miskin yang dibantu tersebut, jadi anak angkat Yayasan Bali Kumara. “Kami telah sosialisasikan agar ibu-ibu rumah tangga membiasakan diri memilah sampah. Sampah yang dimaksud: botol plastik, kaleng bekas, karton, koran dan kardus dikumpulkan. Ada nilai tersendiri setiap jenis-jenis sampahnya,” pintanya.
Berikut dibeberkan jenis-jenis sampah dan harga jualnya per kilogram, antara lain gelas plastik bening Rp 1.800, botol plastik Rp 1.000, gelas warna Rp 1.300, ember plastik cat Rp 1.000, ember hitam Rp 700, jirigen oli Rp 1.500, pipa paralon Rp 400, kardus Rp 1.000, kertas HVS putih Rp 1.000, dan sebagainya. *k16
Yayasan Bali Kumara, jelas Dwikarini, kembali memberdayakan masyarakat, agar kembali menabung sampah terdiri dari sampah plastik, karton, buku-buku, pipa, koran, dan sejenisnya. Dari sampah itu, juga bisa digunakan untuk berbelanja gunakan sampah, atau berdonasi menggunakan sampah. Sebab, di sekretariat telah ada petugas yang menimbang dan menilai setiap sampah dibawa masyarakat. Harga dari sampah itu tergantung jenis sampah yang dibawa.
Petugas katanya melayani masyarakat yang hendak menabung, berbelanja atau berdonasi gunakan sampah, setiap Jumat-Minggu, pukul 08.00 Wita-12.00 Wita.
Di secretariat, jelas dia, ada petugas yang menerima dan menjemput untuk mengangkut sampah milik masyarakat dilayani I Wayan Putra. Sedangkan tenaga administrasi Ketut Puspayanti.
Yayasan Bali Kumara tersebut didukung pengurus yakni Wakil Ketua Putu Suri Darmayanti, Sekretaris Wayan Suastawa, Bendahara Jro Erna Yudi Adnyani. ‘’Sampah yang kami kumpulkan, kemudian dijual kepada rekanan, nantinya hasilnya disumbangkan untuk anak yatim, anak miskin, atau anak miskin yang memerlukan biaya perawatan. Siswa miskin yang terima bantuan wajib membuka rekening di bank sampah,” kata Ni Made Laba Dwi Karini.
Sumbangan itu, tambah dia, bisa untuk membiayai kelangsungan pendidikan, ada bantuan berupa santunan, dan keperluan sosial lainnya. Jadi anak-anak miskin yang dibantu tersebut, jadi anak angkat Yayasan Bali Kumara. “Kami telah sosialisasikan agar ibu-ibu rumah tangga membiasakan diri memilah sampah. Sampah yang dimaksud: botol plastik, kaleng bekas, karton, koran dan kardus dikumpulkan. Ada nilai tersendiri setiap jenis-jenis sampahnya,” pintanya.
Berikut dibeberkan jenis-jenis sampah dan harga jualnya per kilogram, antara lain gelas plastik bening Rp 1.800, botol plastik Rp 1.000, gelas warna Rp 1.300, ember plastik cat Rp 1.000, ember hitam Rp 700, jirigen oli Rp 1.500, pipa paralon Rp 400, kardus Rp 1.000, kertas HVS putih Rp 1.000, dan sebagainya. *k16
Komentar