Penderita Kanker Tetap Semangat Nyoblos
Ni Nyoman Tepi, penderita kanker serviks dan TBC bahkan tidak mampu duduk. Namun karena semangatnya, sang cucu, Adit, membantunya agar bisa menunaikan kewajibannya sebagai warga negara.
DENPASAR, NusaBali
Betapa bahagianya Ni Wayan Ratmini, 57, asal Banjar Sakenan Baleran, Desa Delod Peken, Tabanan. Wajahnya yang pucat dan rambutnya yang sudah habis akibat menjalani kemoterapi, seketika tersenyum ketika mendapat kesempatan nyoblos di atas tempat tidurnya. Pada pemilu serentak Rabu (17/4) kemarin, petugas KPPS dari TPS 14, Kelurahan Dauh Puri Kelod, Denpasar Barat menyambangi sejumlah pasien di RSUP Sanglah untuk bisa menyalurkan hak suaranya sebagai warga negara.
“Kita harus memperjuangkan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia. Sebagai masyarakat, saya merasakan negara hadir dengan fasilitas jaminan kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan. Ini saja saya kemo pakai BPJS Kesehatan,” tuturnya usai nyoblos kemarin di Ruang Angsoka RSUP Sanglah Denpasar.
Ratmini adalah satu dari sekian penderita kanker yang harus menjalani kemoterapi. Dia menderita kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening yang tergolong langka. Tahun 2016, sebenarnya sudah lumayan pulih. Namun karena kelelahan bekerja sebagai penata rambut di salon, dua tahun kemudian ia harus mendapat perawatan lagi. Sampai saat ini, terhitung sudah 14 kali menjalani kemoterapi. Wajahnya pucat, lemas, dan rambutnya kian lama kian habis.
Namun cita-cita dan harapan agar negara ini menjadi lebih baik dengan tidak bisa ia abaikan begitu saja. Ratmini harus berpartisipasi memberikan hak suara agar pemimpin yang terpilih nanti bisa memimpin negara besar Indonesia menuju arah yang lebih baik. “Saya berharap pemimpin yang terpilih nantinya orang yang jujur, merakyat, mengerti aspirasi masyarakat, dan secara pelan tapi pasti memberikan hasil kerjanya kepada rakyat,” harapnya.
Ratmini meski sedang dalam perawatan kemoterapi, syukurnya masih bisa duduk untuk mencoblos pilihannya. Namun lain halnya dengan Ni Nyoman Tepi, 73, asal Sanur. Penderita kanker serviks dan TBC ini tidak mampu duduk bahkan tangannya lemas. Namun karena semangatnya, sang cucu, Adit, akhirnya yang membantu sang nenek agar bisa menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. “Tadi saya tanya nenek apa mau nyoblos? Nenek bilang mau, tapi tangannya lemas dan gak bisa duduk. Saya bantu akhirnya,” tutur Adit.
Seharusnya sang nenek dan keluarga nyoblos di TPS 30 Sanur. Namun karena sejak tiga hari lalu sudah dirawat di RSUP Sanglah, surat pindah memilihnya pun diurus. Meski dalam keadaan sakit, ternyata semangat Nyoman Tepi tidak pudar untuk nyoblos. “Karena semangat nenek ini, harapannya siapapun yang terpilih agar benar-benar bisa mengurus wilayah dan negara,” tandasnya.
Komisioner Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kota Denpasar, Made Windia, mengatakan, ada sebanyak 26 surat suara yang dibawa oleh petugas KPPS TPS 14 setelah menyesuaikan dengan umlah pemilih DPT di TPS tersebut. Pemilih pindahan ini berdasarkan form A5 yang telah diurus di KPU beberapa waktu lalu. Pemungutan suara di RSUP Sangah dimulai pukul 12.00-13.00 Wita. “Untuk pemilih yang ada di rumah sakit, sesuai dengan peraturan KPU, KPPS terdekat yang mendatangi rumah sakit. Pemilih yang berhak memilih di rumah sakit adalah pemilih yang sudah mengurus A5 atau sudah mengurus surat perpindahan memilih (A5 KPU),” terangnya.
“Kita harus memperjuangkan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia. Sebagai masyarakat, saya merasakan negara hadir dengan fasilitas jaminan kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan. Ini saja saya kemo pakai BPJS Kesehatan,” tuturnya usai nyoblos kemarin di Ruang Angsoka RSUP Sanglah Denpasar.
Ratmini adalah satu dari sekian penderita kanker yang harus menjalani kemoterapi. Dia menderita kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening yang tergolong langka. Tahun 2016, sebenarnya sudah lumayan pulih. Namun karena kelelahan bekerja sebagai penata rambut di salon, dua tahun kemudian ia harus mendapat perawatan lagi. Sampai saat ini, terhitung sudah 14 kali menjalani kemoterapi. Wajahnya pucat, lemas, dan rambutnya kian lama kian habis.
Namun cita-cita dan harapan agar negara ini menjadi lebih baik dengan tidak bisa ia abaikan begitu saja. Ratmini harus berpartisipasi memberikan hak suara agar pemimpin yang terpilih nanti bisa memimpin negara besar Indonesia menuju arah yang lebih baik. “Saya berharap pemimpin yang terpilih nantinya orang yang jujur, merakyat, mengerti aspirasi masyarakat, dan secara pelan tapi pasti memberikan hasil kerjanya kepada rakyat,” harapnya.
Ratmini meski sedang dalam perawatan kemoterapi, syukurnya masih bisa duduk untuk mencoblos pilihannya. Namun lain halnya dengan Ni Nyoman Tepi, 73, asal Sanur. Penderita kanker serviks dan TBC ini tidak mampu duduk bahkan tangannya lemas. Namun karena semangatnya, sang cucu, Adit, akhirnya yang membantu sang nenek agar bisa menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. “Tadi saya tanya nenek apa mau nyoblos? Nenek bilang mau, tapi tangannya lemas dan gak bisa duduk. Saya bantu akhirnya,” tutur Adit.
Seharusnya sang nenek dan keluarga nyoblos di TPS 30 Sanur. Namun karena sejak tiga hari lalu sudah dirawat di RSUP Sanglah, surat pindah memilihnya pun diurus. Meski dalam keadaan sakit, ternyata semangat Nyoman Tepi tidak pudar untuk nyoblos. “Karena semangat nenek ini, harapannya siapapun yang terpilih agar benar-benar bisa mengurus wilayah dan negara,” tandasnya.
Komisioner Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kota Denpasar, Made Windia, mengatakan, ada sebanyak 26 surat suara yang dibawa oleh petugas KPPS TPS 14 setelah menyesuaikan dengan umlah pemilih DPT di TPS tersebut. Pemilih pindahan ini berdasarkan form A5 yang telah diurus di KPU beberapa waktu lalu. Pemungutan suara di RSUP Sangah dimulai pukul 12.00-13.00 Wita. “Untuk pemilih yang ada di rumah sakit, sesuai dengan peraturan KPU, KPPS terdekat yang mendatangi rumah sakit. Pemilih yang berhak memilih di rumah sakit adalah pemilih yang sudah mengurus A5 atau sudah mengurus surat perpindahan memilih (A5 KPU),” terangnya.
Terkait pengurusan form A5, kata dia, sudah jauh hari disosialisasikan secara gencar melalui media massa, baik cetak, elektronik dan online. “Kalau dilihat saat penutupan pendaftaran A5 beberapa hari lalu, ada sekitar 4.000 pindah memilih, baik keluar masuk di Kota Denpasar. Pergerakan pindah memilih masuk ke Denpasar sangat banyak,” pungkasnya. *aind
Komentar