Gakkumdu Buleleng Dalami Dugaan Money Politics
Sentra Gakkumdu Kabupaten Buleleng, tengah mendalami laporan dugaan money politics yang terjadi menjelang coblosan.
SINGARAJA, NusaBali
Pelapor dan terlapor telah dimintai keterangan sejak, Selasa (16/4) malam, hingga Rabu (17/4). Rencananya, Sentra Gakkumdu akan mengundang pihak yang disebutkan menerima uang.
Dugaan money politics mencuat setelah adanya laporan dari warga asal Desa Sudaji, Kecamatan Sawan atas nama Nengah Karya. Informasinya, Nengah Karya yang disebut-sebut tim dari salah satu Caleg NasDem untuk DPRD Buleleng asal Desa Sudaji, mengaku menemukan adanya dugaan money politics yang dilakukan oleh Gede Sarjana alias Loteng, warga Desa Sudaji juga. Loteng yang bekerja sebagai tukang ojek diduga memberikan uang kepada salah satu warga di Desa Sudaji, Ketut Kertya, sambil menyerahkan kartu caleg atas nama Ni Luh Sri Seniwi. Peristiwa penyerahan uang itu diketahui, Selasa (16/4) pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Nengah Karya kemudian melaporkan kejadian itu kepada Panwas Kecamatan Sawan, Selasa malam. Karena ada laporan itu, Sentra Gakkumdu kemudian turun ke Panwascam sambil memeriksa Nengah Karya sebagai pelapor. Pemeriksaan berlangsung hingga Selasa pukul 23.30 Wita.
Dalam keterangannya, Nengah Karya mengaku melihat Loteng mampir di sebuah bengkel sepeda motor milik Ketut Kertya. Merasa curiga, Nengah Karya mendatangi Ketut Kertya sambil bertanya maksud kedatangan Loteng. Oleh Kertya dikatakan, Loteng datang memberikan uang sebesar Rp 50.000 dan kartu caleg.
“Kalau melihat langsung tidak pak, saya hanya curiga makanya saya tanya langsung ke pemilik Bengkel, katanya dikasih uang Rp 50.000. Kemudian saya lapor ke sini (Panwascam Sawan, red),” ujarnya.
Sementara Loteng yang diperiksa di Kantor Bawaslu Buleleng, Jalan Bisma Singaraja, Rabu (17/4) sekitar pukul 10.00 Wita, mengaku tidak menyangka akan terseret dalam kasus money politics. Loteng mengakui memberikan uang kepada Kertya atas inisiatifnya.
Loteng mengaku, sebelumnya menerima uang sebesar Rp 250.000 dari Caleg Sri Seniwi pada 13 April lalu. Saat itu, Loteng tengah mengantar muatan ke rumah Caleg Sri Seniwi di Desa Bungkulan. Muatan yang dibonceng adalah saksi yang akan mengikuti pelatihan saksi di rumah Sri Seniwi. Saat itu, Sri Seniwi memberikan uang kepada dirinya.
“Besoknya kebetulan saya lewat ke bengkel langganan, saya kenal orangnya tapi tidak tahu namanya. Nah dia (pemilik bengkel, red) cerita kalau ibunya sakit. Makanya saya kasih uang Rp 100 ribu ke dia,” tuturnya. Saat memberikan uang itu, Loteng juga memberikan tiga buah kartu caleg atas nama Sri Seniwi. "Itu uang saya, inisiatif sendiri memberikan sambil juga memberikan kartu caleg. Kalau mengajak untuk memilih saya tidak pernah ngomong begitu, saya cuma bilang, tulungin masi tiang nggih,” tegasnya.
Ketua Bawaslu Buleleng, Putu Sugiardana menerangkan syarat laporan itu adalah harus memenuhi syarat formal dan material. Syarat formal meliputi identitas pelapor dan siapa yang dilaporkan, sedangkan syarat material berupa bukti-bukti pendukung baik itu dokumentasi, saksi, dan juga barang bukti.
“Terlapor ini hanya membawa bukti berupa kartu nama peserta pemilu Caleg, kalau uang tidak ada,” ujarnya. Meski demikian, pihaknya mengaku masih mendalami keterangan dari pihak terkait. *k19
Dugaan money politics mencuat setelah adanya laporan dari warga asal Desa Sudaji, Kecamatan Sawan atas nama Nengah Karya. Informasinya, Nengah Karya yang disebut-sebut tim dari salah satu Caleg NasDem untuk DPRD Buleleng asal Desa Sudaji, mengaku menemukan adanya dugaan money politics yang dilakukan oleh Gede Sarjana alias Loteng, warga Desa Sudaji juga. Loteng yang bekerja sebagai tukang ojek diduga memberikan uang kepada salah satu warga di Desa Sudaji, Ketut Kertya, sambil menyerahkan kartu caleg atas nama Ni Luh Sri Seniwi. Peristiwa penyerahan uang itu diketahui, Selasa (16/4) pagi sekitar pukul 06.00 Wita.
Nengah Karya kemudian melaporkan kejadian itu kepada Panwas Kecamatan Sawan, Selasa malam. Karena ada laporan itu, Sentra Gakkumdu kemudian turun ke Panwascam sambil memeriksa Nengah Karya sebagai pelapor. Pemeriksaan berlangsung hingga Selasa pukul 23.30 Wita.
Dalam keterangannya, Nengah Karya mengaku melihat Loteng mampir di sebuah bengkel sepeda motor milik Ketut Kertya. Merasa curiga, Nengah Karya mendatangi Ketut Kertya sambil bertanya maksud kedatangan Loteng. Oleh Kertya dikatakan, Loteng datang memberikan uang sebesar Rp 50.000 dan kartu caleg.
“Kalau melihat langsung tidak pak, saya hanya curiga makanya saya tanya langsung ke pemilik Bengkel, katanya dikasih uang Rp 50.000. Kemudian saya lapor ke sini (Panwascam Sawan, red),” ujarnya.
Sementara Loteng yang diperiksa di Kantor Bawaslu Buleleng, Jalan Bisma Singaraja, Rabu (17/4) sekitar pukul 10.00 Wita, mengaku tidak menyangka akan terseret dalam kasus money politics. Loteng mengakui memberikan uang kepada Kertya atas inisiatifnya.
Loteng mengaku, sebelumnya menerima uang sebesar Rp 250.000 dari Caleg Sri Seniwi pada 13 April lalu. Saat itu, Loteng tengah mengantar muatan ke rumah Caleg Sri Seniwi di Desa Bungkulan. Muatan yang dibonceng adalah saksi yang akan mengikuti pelatihan saksi di rumah Sri Seniwi. Saat itu, Sri Seniwi memberikan uang kepada dirinya.
“Besoknya kebetulan saya lewat ke bengkel langganan, saya kenal orangnya tapi tidak tahu namanya. Nah dia (pemilik bengkel, red) cerita kalau ibunya sakit. Makanya saya kasih uang Rp 100 ribu ke dia,” tuturnya. Saat memberikan uang itu, Loteng juga memberikan tiga buah kartu caleg atas nama Sri Seniwi. "Itu uang saya, inisiatif sendiri memberikan sambil juga memberikan kartu caleg. Kalau mengajak untuk memilih saya tidak pernah ngomong begitu, saya cuma bilang, tulungin masi tiang nggih,” tegasnya.
Ketua Bawaslu Buleleng, Putu Sugiardana menerangkan syarat laporan itu adalah harus memenuhi syarat formal dan material. Syarat formal meliputi identitas pelapor dan siapa yang dilaporkan, sedangkan syarat material berupa bukti-bukti pendukung baik itu dokumentasi, saksi, dan juga barang bukti.
“Terlapor ini hanya membawa bukti berupa kartu nama peserta pemilu Caleg, kalau uang tidak ada,” ujarnya. Meski demikian, pihaknya mengaku masih mendalami keterangan dari pihak terkait. *k19
Komentar