Harga Bawang Menanjak, Omset Pedagang Anjlok
Harga beberapa jenis bumbu menanjak sejak sepekan belakangan ini. Bawang merah dan bawang putih, yang mengalami peningkatan harga signifikan.
DENPASAR, NusaBali
Dari awalnya berkisar antara Rp 20-an ribu, meningkat hampir 100 persen, sehingga menjadi Rp 40-an ribu per kilogram. Para pedagang mengaku, kenaikan harga menyebabkan omset penjualan menurun. “Karena rata-rata warga mengurangi pembelian,” ujar Eko Suryanto, seorang pedagang bumbu di Pasar Kreneng, Denpasar, Rabu (17/4).
Dia mengiyakan ada keluhan dari konsumen akibat kenaikan harga bawang merah, bawang putih tersebut. Namun pembeli paham, setelah dijelaskan penyebab kenaikan harga tersebut karena faktor musim. “Terutama langganan saya paham,” ujar Eko. Walaupun kata Eko, memang rata- rata mengurangi pembelian.
Pasokan bawang sekarang ini kebanyakan berasal dari Sumbawa. Pedagang dari Jawa juga ikut mengambil barang Sumbawa yang tiba di Bali. “Sekarang terbalik, pedagag dari Jawa yang ambil bawang di Bali, untuk dibawa ke Jawa,” tambah Eko. Itu biasanya setelah, mereka menurunkan barang lain seperti cabe. Saat balik itulah, yang diangkut bawang. “Kalau produksi bawang lokal Bali tidak banyak,” kata Eko Suryanto.
Hal senada utarakan pedagang bumbu di Pasar Kumbasari, Denpasar. “Bawang merah dan kesuna (bawang putih) naik. Sedang cabe turun,” ujar salah seorang pedagang. Harga perkilo cabe merah, berkisar Rp 18.000 per kilogram dari awalnya berkisar Rp 23.000 perkilogram.
Beruntung kenaikan harga bawang merah dan bawang putih tidak dalam jelang atau pada masa rerahinan, seperti Galungan dan Kuningan. “Masih dalam masa tenggang,” ujar Nyoman Pita, seorang warga. Jika harga bumbu naik, pas jelang rerahinan tentu uang untuk beli bumbu harus lebih banyak disediakan. “Memberatkan jelas,” ujarnya.
Sebagaimana warga, dia berharap harga bumbu khususnya bawang merah dan bawang putih kembali dengan harga yang wajar.
Pantauan harga bawang merah dan bawang merah di pasaran, memang lumayan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Bawang merah misalnya harganya Rp 44.750 per kilo. Sedang bawang putih Rp 41.500 dari awalnya Rp 38.000 per kilogram. *k17
Dia mengiyakan ada keluhan dari konsumen akibat kenaikan harga bawang merah, bawang putih tersebut. Namun pembeli paham, setelah dijelaskan penyebab kenaikan harga tersebut karena faktor musim. “Terutama langganan saya paham,” ujar Eko. Walaupun kata Eko, memang rata- rata mengurangi pembelian.
Pasokan bawang sekarang ini kebanyakan berasal dari Sumbawa. Pedagang dari Jawa juga ikut mengambil barang Sumbawa yang tiba di Bali. “Sekarang terbalik, pedagag dari Jawa yang ambil bawang di Bali, untuk dibawa ke Jawa,” tambah Eko. Itu biasanya setelah, mereka menurunkan barang lain seperti cabe. Saat balik itulah, yang diangkut bawang. “Kalau produksi bawang lokal Bali tidak banyak,” kata Eko Suryanto.
Hal senada utarakan pedagang bumbu di Pasar Kumbasari, Denpasar. “Bawang merah dan kesuna (bawang putih) naik. Sedang cabe turun,” ujar salah seorang pedagang. Harga perkilo cabe merah, berkisar Rp 18.000 per kilogram dari awalnya berkisar Rp 23.000 perkilogram.
Beruntung kenaikan harga bawang merah dan bawang putih tidak dalam jelang atau pada masa rerahinan, seperti Galungan dan Kuningan. “Masih dalam masa tenggang,” ujar Nyoman Pita, seorang warga. Jika harga bumbu naik, pas jelang rerahinan tentu uang untuk beli bumbu harus lebih banyak disediakan. “Memberatkan jelas,” ujarnya.
Sebagaimana warga, dia berharap harga bumbu khususnya bawang merah dan bawang putih kembali dengan harga yang wajar.
Pantauan harga bawang merah dan bawang merah di pasaran, memang lumayan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Bawang merah misalnya harganya Rp 44.750 per kilo. Sedang bawang putih Rp 41.500 dari awalnya Rp 38.000 per kilogram. *k17
Komentar