Lahan Persawahan di Denpasar Menyempit 239 Hektare
Lahan persawahan di Denpasar menyempit sebanyak 239 hektare dalam kurun waktu satu tahun dari 2.409 hektare di tahun 2017 menjadi 2.170 di tahun 2018.
DENPASAR, NusaBali
Penyempitan tersebut terjadi karena sebagian besar lahan di Kota Denpasar berubah menjadi pemukiman. Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar mulai mengantisipasi kondisi tersebut dengan membentuk Lahan, Pertanian, Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Kepala Dinas Pertanian, I Gede Ambara Putra, didampingi Kasi Hortikultura, Distan Kota Denpasar, AA Made Jaya Yudadnyana, saat dikonfirmasi, baru-baru ini mengungkapkan, pengurangan lahan persawahan tersebut merupakan data sementara yang didapat dari pekaseh subak yang ada diseluruh Kota Denpasar. Penurunan tersebut sangat signifikan dari sebelumnya yang hanya berkurang setiap tahunnya paling besar 30 persen.
Hal itu dipengaruhi karena tingkat penduduk yang ada di Denpasar dengan kebutuhan pemukiman sebagai tempat tinggal. Dengan kebutuhan tersebut, lahan persawahan juga menjadi sasaran untuk dijadikan tempat pemukiman. Sehingga akan berpengaruh pada produksi padi kedepannya. "Ini sekarang sangat signifikan menurunya, sampai 239 hektar yang sebelumnya paling banyak 30 hektar," jelas Ambara.
Penyempitan lahan terbesar di Denpasar ada di kawasan Denpasar Selatan yang sebelumnya sawah dimiliki di tahun 2017 seluas 800 hektare menjadi 631 hektare, mengalami penurunan hingga 169 hektare. Sedangkan Denpasar Barat mengalami penurunan seluas 2 hektare dari 242 hektare menjadi 240 hektare. Denpasar Timur mengalami penurunan seluas 42 hektare dari 690 hektare menjadi 648 hektare. Sedangkan Denpasar Barat mengalami penurunan seluas 26 hektare dari 677 hektare menjadi 651 hektare.
Total keseluruhan mengalami oenurunan sebesar 239 hektare dalam kurun waktu satu tahun. Total luasan tersebut lebih sedikit dari hitungan Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebelumnya yang menyatakan luasan lahan persawahan di Denpasar hanya seluas 2.094 hektare. Hal itu disebabkan penggunaan satelit oleh kementerian. Sehingga, luasan lahan persawahan di Denpasar sebagian hilang dan bahkan ada yang bertambah.
"Kemarin data globalnya dari BPN seluar 2.094 hektare. Mereka memakai sistem teknologi satelit. Kami cek secara langsung ke pekaseh yang kami kumpulkan dapatnya 2.170 hektare. Jadi kami masih pakai data yang kami terima, karena data dari satelit banyak perubahan. Seperti di Denpasar Timur malah bertambah hingga 12 hektare yang seharusnya berkurang karena pembangunan," imbuhnya.
Total tersebut juga dikhawatirkan akan berpengaruh pada besaran subsidi yang akan diterima petani di Denpasar. Jika total angka global lebih kecil dari angka sebenarnya di lapangan, dikhawatirkan akan mengurangi pasokan subsidi pupuk oleh pemerintah ke petani. Padahal, pengginaan pupuk saat ini lebih tinggi dari prediksi penghabisan setiap sawah.
Dikatakan Ambara, untuk menyesuaikan jumlah yang tepat, pihaknya saat ini melakukan pengecekan ulang dengan membentuk tim LP2B. Mereka nantinya kembali akan menyisir jumlah pasti subak yang ada di Kota Denpasar. Sebab jika tidak dilakukan pengecekan ulang dikhawatirkan data tersebut tidak akan valid.*mis
Penyempitan tersebut terjadi karena sebagian besar lahan di Kota Denpasar berubah menjadi pemukiman. Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar mulai mengantisipasi kondisi tersebut dengan membentuk Lahan, Pertanian, Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Kepala Dinas Pertanian, I Gede Ambara Putra, didampingi Kasi Hortikultura, Distan Kota Denpasar, AA Made Jaya Yudadnyana, saat dikonfirmasi, baru-baru ini mengungkapkan, pengurangan lahan persawahan tersebut merupakan data sementara yang didapat dari pekaseh subak yang ada diseluruh Kota Denpasar. Penurunan tersebut sangat signifikan dari sebelumnya yang hanya berkurang setiap tahunnya paling besar 30 persen.
Hal itu dipengaruhi karena tingkat penduduk yang ada di Denpasar dengan kebutuhan pemukiman sebagai tempat tinggal. Dengan kebutuhan tersebut, lahan persawahan juga menjadi sasaran untuk dijadikan tempat pemukiman. Sehingga akan berpengaruh pada produksi padi kedepannya. "Ini sekarang sangat signifikan menurunya, sampai 239 hektar yang sebelumnya paling banyak 30 hektar," jelas Ambara.
Penyempitan lahan terbesar di Denpasar ada di kawasan Denpasar Selatan yang sebelumnya sawah dimiliki di tahun 2017 seluas 800 hektare menjadi 631 hektare, mengalami penurunan hingga 169 hektare. Sedangkan Denpasar Barat mengalami penurunan seluas 2 hektare dari 242 hektare menjadi 240 hektare. Denpasar Timur mengalami penurunan seluas 42 hektare dari 690 hektare menjadi 648 hektare. Sedangkan Denpasar Barat mengalami penurunan seluas 26 hektare dari 677 hektare menjadi 651 hektare.
Total keseluruhan mengalami oenurunan sebesar 239 hektare dalam kurun waktu satu tahun. Total luasan tersebut lebih sedikit dari hitungan Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebelumnya yang menyatakan luasan lahan persawahan di Denpasar hanya seluas 2.094 hektare. Hal itu disebabkan penggunaan satelit oleh kementerian. Sehingga, luasan lahan persawahan di Denpasar sebagian hilang dan bahkan ada yang bertambah.
"Kemarin data globalnya dari BPN seluar 2.094 hektare. Mereka memakai sistem teknologi satelit. Kami cek secara langsung ke pekaseh yang kami kumpulkan dapatnya 2.170 hektare. Jadi kami masih pakai data yang kami terima, karena data dari satelit banyak perubahan. Seperti di Denpasar Timur malah bertambah hingga 12 hektare yang seharusnya berkurang karena pembangunan," imbuhnya.
Total tersebut juga dikhawatirkan akan berpengaruh pada besaran subsidi yang akan diterima petani di Denpasar. Jika total angka global lebih kecil dari angka sebenarnya di lapangan, dikhawatirkan akan mengurangi pasokan subsidi pupuk oleh pemerintah ke petani. Padahal, pengginaan pupuk saat ini lebih tinggi dari prediksi penghabisan setiap sawah.
Dikatakan Ambara, untuk menyesuaikan jumlah yang tepat, pihaknya saat ini melakukan pengecekan ulang dengan membentuk tim LP2B. Mereka nantinya kembali akan menyisir jumlah pasti subak yang ada di Kota Denpasar. Sebab jika tidak dilakukan pengecekan ulang dikhawatirkan data tersebut tidak akan valid.*mis
1
Komentar