Ciptakan Sepatu Powerbank, Empat Pelajar SMAN 4 Denpasar Raih Beasiswa Perguruan Tinggi di AS
Pasca sabet posisi Runner Up Pertama di Kompetisi Bisnis se-Asia Pasifik 2019 di Manila, Filipina.
DENPASAR, NusaBali
Pasca menyabet peringkat kedua di ajang 2019 Junior Achievement Asia Pacific Company of the Year (JA APCOY) Competition, keempat perwakilan Zeal Student Company (Zeal-SC) SMAN 4 Denpasar (Foursma) diberi apresiasi berupa beasiswa kuliah di AS oleh International University Alliance (IUA). Ajang yang diinisiasi oleh Prestasi Junior Indonesia (PJI) Pasifik ini berlangsung sejak 10-14 Maret di Manila, Filipina. Saat itu, Indonesia mengirim 2 perwakilan, yakni SMAN 3 Semarang dan SMAN 4 Denpasar.
“Beasiswa ini adalah bantuan kami untuk anak-anak internasional yang berprestasi untuk selanjutnya belajar di Amerika Serikat. Awalnya mereka mengikuti kompetisi yang bernama 2019 Junior Achievement Asia Pacific Company of the Year (JA APCOY) Competition dan pemenangnya dibiayai untuk kuliah di AS,” papar Sandi Yudistira, selaku Indonesian Partnership Manager di International University Alliance, pada NusaBali, Selasa (16/4) saat acara Penyerahan Beasiswa secara Simbolis pada keempat pelajar di Student Common Room SMAN 4 Denpasar.
Program beasiswa ini merupakan hasil kerja sama antara IUA – sebuah asosiasi universitas ternama di AS – dan PJI – anggota organisasi non profit di dunia (JA Worldwide) untuk mengedukasi gererasi muda soal wirausaha – yang bertujuan untuk menciptakan lebih banyak kesempatan bagi pelajar untuk mengenyam pendidikan di luar negeri dan menginspirasi pertukaran lintas budaya antar pemuda di seluruh dunia. Masing-masing pelajar yang terpilih berhak mendapat dana sebesar USD 60.000 untuk 4 tahun. Ada 6 pilihan universitas di bawah naungan International University Alliance (IUA) yang dapat dipilih, yaitu University of Illinois at Chicago, University of Utah, University of Kansas, Adelphi University, University of Dayton, dan University of the Pasific.
Foursma di bawah kepemimpinan Dr I Ketut Kerta MPd, merupakan salah satu sekolah yang menerima kesempatan untuk mendapatkan program edukasi ‘Youth Sociopreneurship Initiative’ PJI. Melalui kegiatan ini, pelajar SMA/SMK di 5 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar, dibina untuk mendirikan dan mengoperasikan sebuah perusahaan (Student Company-SC) di sekolah masing-masing. Tiap tahunnya, PJI rutin mengadakan kompetisi yang bertajuk ‘Indonesia Student Company Competition (ISCC)’ untuk mendorong generasi Z terjun menjadi wirausaha muda. Dari ajang yang digelar pada Agustus 2018, Tim Zeal-SC Foursma keluar sebagai juara kedua dan bersama SMAN 3 Semarang yang pada saat itu menyabet juara pertama, berhak mewakili Indonesia ke Manila di ajang yang lebih besar.
Di Manila, Tim Zeal-SC yang diwakili oleh Ni Nyoman Dea Intan Sari, 17, Yulia Ayu Tri Anindita, 17, Putu Azmellya Putri Sanjaya, 17, dan Yusuf Akbar Santoso, 17, tersebut berhasil menyabet peringkat kedua mengalahkan SMAN 3 Semarang yang harus puas dengan peringkat ketiga. Saat itu, Tim Zeal-SC berkompetisi dengan 17 perusahaan dari 12 negara lainnya di regional Asia Pasifik, yakni Australia, Brunei Darussalam, Guam, Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Tiongkok. “Jadi kita dinilai dari final report yang telah berjalan selama 7 bulan operasionalnya, baik dari keuangan dan segala macam kegiatan dari HR, PR, juga CSR. Lalu, kita kirim laporan tersebut ke penyelenggara lomba yang saat ini ada di Manila, Filipina. Akhirnya, kita dipanggil untuk presentasi di tanggal 10-14 ke Manila,” Dea, selaku Presiden Direktur di Zeal-SC Foursma.
Saat berkompetisi di Manila, Tim Zeal-SC membawa produk unggulan mereka yang bernama ‘Gunny Footwear’ dalam bentuk sepatu siap pakai. Dengan mengedepankan prinsip sociopreneurship, Tim Zeal-SC bekerja sama dengan pengerajin lokal demi meningkatkan taraf ekonomi mereka. “Mengapa kita pilih Gunny Footwear karena kita melihat sepatu sudah jadi kebutuhan pokok bagi orang-orang saat ini. Setelah menemukan peluang, kita membuka mata lebih jauh, ternyata banyak pengerajin lokal di Denpasar memiliki pendapatan yang tidak pasti. Jadi, kita coba bantu menaikkan ekonomi mereka dengan bekerja sama dalam proyek ini, yang menjadi salah satu nilai sosial produk kita,” sambung buah hati dari pasangan I Nyoman Sujana dan Ni Ketut Suryani itu.
Menurut riset yang telah dilakukan melalui berbagai sumber artikel, Tim Zeal-SC melihat adanya penurunan jumlah produksi rosella yang merupakan bahan utama karung goni seiring dengan digunakannya karung plastik. Berangkat dari latar belakang tersebut, Tim Zeal-SC ingin mengaplikasikan karung goni kembali menjadi salah satu bahan utama sepatu. Bahan lainnya merupakan kain endek yang menjadi ikon khas Bali. Selain bahan-bahan itu, kelompok wirausaha yang berjumlah 20 orang tersebut juga menemukan kenyataan bahwa Indonesia sebagai negara nomor 1 yang penduduknya malas berjalan kaki. Alhasil, Tim Zeal-SC berinovasi dengan varian sepatu keempatnya bernama E-Pro Shoes yang dilengkapi dengan sepasang powerbank yang masing-masing berdaya 3200 mAh. Sepatu tersebut dilengkapi dengan Piezoelectric, yang mengubah setiap langkah kaki menjadi daya listrik. Powerbank akan terisi penuh saat si pemakai berjalan kaki sebanyak 10.000 langkah atau sejauh 8 kilometer.
Gunny Footwear memiliki 3 varian bentuk yang masing-masing terdiri dari, Gunny Avalee, Gunny Chroma, Gunny Gurt, dan Gunny E-Pro Shoes. Harganya pun bervariasi, untuk jenis slip on yang terdiri dari Gunny Avalee dan Gunny Chroma dipatok masing-masing Rp 129 ribu dan Rp 149 ribu. Sedangkan jenis sepatu bertali seperti Gunny Gurt dan Gunny E-Pro Shoes, dijual dengan harga Rp 165 ribu dan Rp 450 ribu. E-Pro Shoes sendiri dirilis bulan Agustus 2018 setelah dilombakan di nasional. Untuk saat ini, produk terbaru Zeal-SC tersebut baru terjual sebanyak 7 pasang.
Ide untuk mengembangkan produk itu sendiri didapat dari pembina Student Company yang pertama dan kini telah menginjak generasi keempat. Ada pun keunggulan yang ditawarkan Gunny Footwear rancangan Tim Zeal-SC seperti dipaparkan oleh Yulia, salah satu anggota tim, “Produk kami memiliki harga yang lebih murah dibanding kompetitor sepatu lain, unisex (bisa dipakai segala gender), memiliki nilai sociopreneur, dan dapat mengaplikasikan produk dengan teknologi. Sebelum mengaplikasikan teknologi, produk diriset terlebih dahulu untuk memastikan keamanan dan kenyamanan ketika dikenakan,” jelasnya.
Sambung gadis kelahiran Denpasar, 28 Juli 2002 itu, kesulitan yang ditemui Zeal-SC saat ini adalah membranding produk mereka agar bisa bersaing dengan sepatu-sepatu bermerk yang marak di pasaran. Selain itu, Gunny Footwear masih diproduksi terbatas dan masih menggunakan sistem pre-order agar dapat sampai ke tangan konsumen. Fokus penjualan dari produk Gunny Footwear kebanyakan menyasar kalangan muda di Denpasar. Selain penjualan secara offline, brand tersebut juga menjajaki pasar online melalui kanal instagram. Peminat produk Zeal-SC pun tidak hanya orang lokal, melainkan beberapa produk telah terbang ke luar negeri, seperti ke Australia, Hawaii, dan Saudi Arabia.
Selama 7 bulan, Gunny Footwear telah terjual sebanyak 320 pasang dengan total pendapatan sebanyak Rp 48 juta dari modal awal sebesar Rp 1,5 juta. Namun, saat ini Zeal-SC telah melikuidasi perusahaannya, yakni telah menutup operasional perusahaan dengan membereskan utang piutang dan pengembalian saham pada masing-masing investor. Sementara ini, Tim Zeal-SC yang terdiri dari kelas XI ini tengah hiatus untuk menghadapi ulangan umum yang akan datang. Mereka pun berencana akan melanjutkan bisnis mereka jika keadaan sudah terkendali. *cr41
1
Komentar