Gunung Agung Lontarkan Lava Pijar, 8 KK Ngungsi
Gunung Agung di Karangasem kembali erupsi, Minggu (21/4) pukul 18.56 Wita, ditandai lontaran lava pijar sejauh 3.000 meter dari puncak kawah ke arah selatan.
AMLAPURA, NusaBali
Walhasil, sebanyak 8 kepala keluarga (KK) dari Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi, Kecamatan Selat terpaksa mengungsi karena panik. Berdasarkan laporan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Agung PVMBG Kementerian ESDM di Banjar Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, I Dewa Mertayasa, dalam erupsi tadi malam, terlihat batu-batu menyala yang merupakan lava pijar terlontar di lereng selatan Gunung Agung. Menurut Dewa Mertayasa, erupsi tadi malam terekam seismogram dengan amplitudo 25 mm dan durasi 1 menit 22 detik.
Lava pijar yang terlontar itu, kata dia, hanya mengenai bagian lereng selatan Gunung Agung yang gundul, sehingga bencana kebakaran terhindarkan. Namun, ekses dari erupsi Gunung Agung itu, terjadi hujan abu dan hujan pasir di sejumlah lokasi.
Hujan abu intensitas tebal terjadi di Banjar Temukus, Desa Besakih, Keca-matan Rendang. Sedangkan hujan abu dan hujan pasir juga terjadi di Banjar Pura, Desa Sebudi, Kecamatan Selat yang merupakan Kawasan rawan Bencana (KRB) III. Sementara di Banjar Lebih, Desa Sebudi terjadi hujan abu tebal bercampur bau belerang.
Bukan hanya itu, ada 8 KK dengan 20 jiwa asal Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi yang terpaksa mengungsi karena panik pasca erupsi Gunung Agung tadi malam. Mereka mengungsi ke Bale Banjar Lusuh Kangin, Desa Peringsari, Kecamatan Selat yang berjarak 4 kilometer arah selatan dari rumahnya. Maklum, Banjar Badeg Dukuh paling dekat dengan Gunung Agung di KRB III.
Kedatangan pengungsi dari Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi tadi malam disambut Perbekel Peringsari, I Wayan Bawa. Pengungsi diarahkan ke Bale Banjar Lusuh Kangin untuk istirahat malam. "Kami langsung ajak warga yang ngungsi ini ke Bale Banjar Lusuh Kangin, karena mereka merasa kurang nyaman tinggal di kampungnya (Banjar Badeg Dukuh, Red) setelah Gunung Agung erupsi," jelas Perbekel Wayan Bawa saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Dari 20 warga 8 KK yang mengungsi ke Bale Banjar Lusuh Kangin, beberapa orang di antaranya anak-anak. Menurut sejumlah warga Banjar Badeg Dukuh, mereka mengungsi karena melihat lava pijar letusan Gunung Agung dari sebelah utara embung di Banjar Sogra, Desa Sebudi. "Makanya, kami cepat-cepat melakukan antisipasi mengungsi ke Bale Banjar Lusuh Kangin," ungkap seorang warga, I Ketut Sampik.
Sementara itu, akibat terjadinya hujan abu dan hujan pasir, relawan Pasebaya Agung Karangasem yang dipimpin langsung ketuanya, I Gede Pawana, langsung turun menemui masyarakat yang terpapar hujan abu. Mereka membagikan masker bersama Satgas TRC-IKB Rapi Wilayah 04 Karangasem yang dipimpin Jro Wayan Gede Astika dan petugas BPBD Karangasem ke Banjar Sogra, Banjar Sebun, dan Banjar Bukit Galah di Desa Sebudi.
Berdasarkan catatan NusaBali, ini untuk ketiga kalinya terjadi erupsi Gunung Agung disertai lontaran lava pijar dalam kurun setahun terakhir. Sebelumnya, sudah sempat terjadi erupsi disertai lontaran lava pijar pada 2 Juli 2018 dan 19 Januari 2019). *K16
Lava pijar yang terlontar itu, kata dia, hanya mengenai bagian lereng selatan Gunung Agung yang gundul, sehingga bencana kebakaran terhindarkan. Namun, ekses dari erupsi Gunung Agung itu, terjadi hujan abu dan hujan pasir di sejumlah lokasi.
Hujan abu intensitas tebal terjadi di Banjar Temukus, Desa Besakih, Keca-matan Rendang. Sedangkan hujan abu dan hujan pasir juga terjadi di Banjar Pura, Desa Sebudi, Kecamatan Selat yang merupakan Kawasan rawan Bencana (KRB) III. Sementara di Banjar Lebih, Desa Sebudi terjadi hujan abu tebal bercampur bau belerang.
Bukan hanya itu, ada 8 KK dengan 20 jiwa asal Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi yang terpaksa mengungsi karena panik pasca erupsi Gunung Agung tadi malam. Mereka mengungsi ke Bale Banjar Lusuh Kangin, Desa Peringsari, Kecamatan Selat yang berjarak 4 kilometer arah selatan dari rumahnya. Maklum, Banjar Badeg Dukuh paling dekat dengan Gunung Agung di KRB III.
Kedatangan pengungsi dari Banjar Badeg Dukuh, Desa Sebudi tadi malam disambut Perbekel Peringsari, I Wayan Bawa. Pengungsi diarahkan ke Bale Banjar Lusuh Kangin untuk istirahat malam. "Kami langsung ajak warga yang ngungsi ini ke Bale Banjar Lusuh Kangin, karena mereka merasa kurang nyaman tinggal di kampungnya (Banjar Badeg Dukuh, Red) setelah Gunung Agung erupsi," jelas Perbekel Wayan Bawa saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Dari 20 warga 8 KK yang mengungsi ke Bale Banjar Lusuh Kangin, beberapa orang di antaranya anak-anak. Menurut sejumlah warga Banjar Badeg Dukuh, mereka mengungsi karena melihat lava pijar letusan Gunung Agung dari sebelah utara embung di Banjar Sogra, Desa Sebudi. "Makanya, kami cepat-cepat melakukan antisipasi mengungsi ke Bale Banjar Lusuh Kangin," ungkap seorang warga, I Ketut Sampik.
Sementara itu, akibat terjadinya hujan abu dan hujan pasir, relawan Pasebaya Agung Karangasem yang dipimpin langsung ketuanya, I Gede Pawana, langsung turun menemui masyarakat yang terpapar hujan abu. Mereka membagikan masker bersama Satgas TRC-IKB Rapi Wilayah 04 Karangasem yang dipimpin Jro Wayan Gede Astika dan petugas BPBD Karangasem ke Banjar Sogra, Banjar Sebun, dan Banjar Bukit Galah di Desa Sebudi.
Berdasarkan catatan NusaBali, ini untuk ketiga kalinya terjadi erupsi Gunung Agung disertai lontaran lava pijar dalam kurun setahun terakhir. Sebelumnya, sudah sempat terjadi erupsi disertai lontaran lava pijar pada 2 Juli 2018 dan 19 Januari 2019). *K16
1
Komentar