Aktivitas Penerbangan Tidak Terdampak
AP I dan stakeholder terkait kembali melakukan paper test pada Minggu (21/4) pukul 08.36 – 09.55 Wita, hasilnya sudah tidak ada sebaran abu vulkanik di bandara.
Sebaran Abu Vulkanik Gunung Agung Hingga Bandara Ngurah Rai
MANGUPURA, NusaBali
Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem kembali erupsi pada Minggu (21/4) sekitar pukul 03.21 Wita. Semburan abu vulkanik Gunung Agung yang mencapai ketinggian 2.000 meter, terbawa angin hingga ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Meski terpapar abu, aktivitas di bandara tidak mengalami gangguan.
Communication and Legal Section Head Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsannurohim, mengungkapkan sesaat setelah adanya informasi terkait Gunung Agung erupsi, berbagai stakeholder seperti, TNI AU, Airnav, Otoritas Bandara Wilayah IV, pihak AoC, Ground Handling, dan maskapai serta Angkasa Pura (AP) I langsung menggelar rapat dengan agenda pembahasan operasional bandara. Rapat yang digelar pada Minggu (21/4) pukul 10.00 Wita tersebut menyikapi dampak erupsi Gunung Agung, terutama langkah yang harus ditempuh untuk keselamatan penerbangan. Apalagi, menurut Arie, sebaran abu sampai di Bandara Ngurah Rai.
“Memang setelah erupsi, semuanya langsung bergerak dan berkoordinasi untuk menyikapi hal itu. Meski sebaran abu yang masuk di bandara sangat tipis, tapi perlu dilakukan evaluasi mendalam terkait operasional bandara. Nah, memang hasil evaluasi itu, abu yang sangat tipis itu tidak mengganggu aktivitas penerbangan. Sehingga semuanya masih berjalan normal,” tutur Arie saat dikonfirmasi, Minggu (21/4) siang.
Arie merinci, Gunung Agung erupsi pada Minggu sekitar pukul 03.21 Wita. Akibat erupsi dengan tinggi letusan 2.000 meter dan warna asap kelabu terpantau selama 2 menit 55 detik. Pasca erupsi, sekitar pukul 05.30 Wita, pihaknya langsung merilis laporan aktivitas Gunung Agung yang terdiri dari info volcano observatory noticer for aviation (VONA) terakhir dalam kategori orange. Sementara Sigmet/perubahan cuaca/arah angin yang menunjukkan sebaran abu vulkanik di sekitar wilayah tenggara pulau Bali. Untuk arah angin 3.000 ft dari timur – tenggara dengan kecepatan 00 – 17 knots, arah angin 10.000 ft dari timur laut – timur dengan kecepatan 00 – 07 knots, arah angin 19.000 ft dari barat – barat laut dengan kecepatan 00 – 07 knots. “Berdasarkan citra satelit Himawari 8 pada 20 April 2019 pukul 05.00 Wita, abu bergerak ke arah tenggara – selatan. Nah, pada pukul 06.00 Wita hingga pukul 08.00 Wita, terpantau hasil paper test di Bandara Ngurah Rai memang positif abu vulkanik yang sangat tipis. Artinya bahwa Bandara Ngurah Rai terdapat tanda-tanda temuan sebaran abu vulkanik,” kata Arie.
Setelah dilakukan rangkaian itu, pihak AP I dan stakeholder terkait kembali melakukan paper test pada pukul 08.36 Wita hingga pukul 09.55 Wita, hasilnya sudah tidak ada sebaran abu vulkanik. Untuk memastikan kondisi penerbangan, pihaknya juga melakukan pengecekan pesawat yang baru landing. Namun, semuanya dalam kondisi aman dan terkendali. Meski demikian, Arie berharap semua maskapai saling menginformasikan ada atau tidaknya abu vulkanik. “Pemantauan hingga pukul 10.00 Wita itu tidak ada perkembangan signifikan. Bahkan abu tipis sudah tidak ada lagi. Sehingga operasional bandara tetap normal. Kami juga akan selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait situasi dan perkembangan terkini dari Gunung Agung,” tuturnya. *dar
Komentar