Jalan Menuju Objek Wisata Gelar Rusak Parah
Jalan di utara GOR Kresna Jvara, Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, mengalami kerusakan cukup parah.
NEGARA, NusaBali
Jalan yang merupakan akses menuju objek wisata Sungai Gelar —objek wisata sungai dengan jembatan gantung yang kerap dipakai lokasi selfie— itu tampak compang-camping di sejumlah titik. Termasuk di beberapa titik tanjakan, yang berpotensi membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara kendaraan roda dua.
Dari pemantauan pada Minggu (21/4), kerusakan jalan itu mulai terlihat dari utara GOR Kresna Jvara. Selain bergelombang, juga tampak beberapa lubang. Semakin ke utara, tepatnya mulai di depan SDN 2 Dauhwaru hingga di Bale Lingkungan Sawe Rangsasa, juga tampak kondisi serupa. Bahkan di salah satu titik tanjakan, terdapat lubang yang cukup lebar, dan sementara terpaksa diuruk menggunakan tanah untuk meminimalisir kecelakaan di titik tersebut.
Salah seorang warga setempat, Kade Suardika, kerusakan jalan di wilayah Lingkungan Sawe Rangsasa ini sudah terjadi sejak dua tahun lalu. Kerusakan jalan tersebut menyulitkan kendaraan lewat, terutama ketika melintasi kerusakan jalan yang paling parah di salah satu titik tanjakan tersebut. “Sebelumnya juga banyak orang naik motor terjatuh. Warga yang jatuh memang bukan warga sini, dan orangnya hanya luka-luka. Tetapi kasihan, karena jalan rusak begitu, banyak orang jatuh. Apalagi banyak anak-anak sekolah lewat sini,” ujarnya.
Menurutnya, ketika jam pulang sekolah tidak jarang para pelajar dari lingkungan setempat maupun dari wilayah di utara, harus rela antre di titik tanjakan tersebut. Mereka harus bergantian lewat, karena sangat berbahaya ketika menerjang lubang jalan yang sementara hanya diuruk tanah itu.
“Waktu rapat forum lingkungan beberapa bulan lalu, juga sudah dibahas usulan perbaikan jalan ini. Tetapi belum ada tanda-tanda perbaikan. Karena belum tahu kapan diperbaiki, sementara diuruk secara swadaya,” kata Suardika.
Sementara Lurah Dauhwaru Ni Komang Sri Wahyuni, mengaku belum tahu secara pasti apakah usulan perbaikan kerusakan jalan yang informasinya telah dibahas di forum lingkungan itu, apakah sudah masuk dalam usulan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2020. Hal itu karena ketika Musrenbang kelurahan maupun kecamatan yang berlangsung pada Februari lalu, dia belum menjabat sebagai lurah. “Apakah sudah masuk atau tidak usulan perbaikannya, nanti akan kami cek dulu di dokumen Musrenbang,” ujarnya. *ode
Dari pemantauan pada Minggu (21/4), kerusakan jalan itu mulai terlihat dari utara GOR Kresna Jvara. Selain bergelombang, juga tampak beberapa lubang. Semakin ke utara, tepatnya mulai di depan SDN 2 Dauhwaru hingga di Bale Lingkungan Sawe Rangsasa, juga tampak kondisi serupa. Bahkan di salah satu titik tanjakan, terdapat lubang yang cukup lebar, dan sementara terpaksa diuruk menggunakan tanah untuk meminimalisir kecelakaan di titik tersebut.
Salah seorang warga setempat, Kade Suardika, kerusakan jalan di wilayah Lingkungan Sawe Rangsasa ini sudah terjadi sejak dua tahun lalu. Kerusakan jalan tersebut menyulitkan kendaraan lewat, terutama ketika melintasi kerusakan jalan yang paling parah di salah satu titik tanjakan tersebut. “Sebelumnya juga banyak orang naik motor terjatuh. Warga yang jatuh memang bukan warga sini, dan orangnya hanya luka-luka. Tetapi kasihan, karena jalan rusak begitu, banyak orang jatuh. Apalagi banyak anak-anak sekolah lewat sini,” ujarnya.
Menurutnya, ketika jam pulang sekolah tidak jarang para pelajar dari lingkungan setempat maupun dari wilayah di utara, harus rela antre di titik tanjakan tersebut. Mereka harus bergantian lewat, karena sangat berbahaya ketika menerjang lubang jalan yang sementara hanya diuruk tanah itu.
“Waktu rapat forum lingkungan beberapa bulan lalu, juga sudah dibahas usulan perbaikan jalan ini. Tetapi belum ada tanda-tanda perbaikan. Karena belum tahu kapan diperbaiki, sementara diuruk secara swadaya,” kata Suardika.
Sementara Lurah Dauhwaru Ni Komang Sri Wahyuni, mengaku belum tahu secara pasti apakah usulan perbaikan kerusakan jalan yang informasinya telah dibahas di forum lingkungan itu, apakah sudah masuk dalam usulan Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2020. Hal itu karena ketika Musrenbang kelurahan maupun kecamatan yang berlangsung pada Februari lalu, dia belum menjabat sebagai lurah. “Apakah sudah masuk atau tidak usulan perbaikannya, nanti akan kami cek dulu di dokumen Musrenbang,” ujarnya. *ode
Komentar