Berangkat Pagi Pulang Pagi Kawal Pesta Demokrasi
Ketut Ariyani, ‘Superwoman’ di Pemilu 2019
DENPASAR,NusaBali
Pileg 2019 di bulan April ini meloloskan banyak caleg ‘Kartini’ alias pejuang emansipasi perempuan duduk di kursi legislatif. Namun tidak banyak yang tahu kalau ada ‘Kartini’ yang juga memimpin lembaga pengawas pemilu serentak 17 April 2019 yang sekarang sedang tahap rekapitulasi suara di kabupaten/kota menjadi ‘superwoman’ dalam mengawal pesta demokrasi.
Dia adalah Ketua Bawaslu Provinsi Bali, Ketut Ariyani yang kini berjibaku mengawal tahapan penghitungan di 57 kecamatan di 9 kabupaten/kota. Krusialnya proses rekap pemilu kali ini mantan Ketua Panwaslu Kabupaten Buleleng ini harus merelakan waktunya habis di jalan menelusuri desa-desa dan kecamatan di kabupaten/kota di dalam mengawal penghitungan hasil pemilu supaya tidak terjadi kecurangan.
Ariyani pun harus mengurangi jam tidur bersama jajaran pengawasnya di kabupaten/kota, hingga pengawasan kecamatan demi mengawal proses pungut hitung berjalan lancar. “Hari ini PSU di Jembrana. Semuanya berjalan lancar. Besok ada kegiatan pengawasan di Buleleng pagi-pagi. Kebetulan saya Korwil di Buleleng,” beber Ariyani, Minggu (21/4).
Kartini asal Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini harus pergi pagi pulang pagi dalam melakukan pengawasan pungut hitung Pemilu 2019. Termasuk ketika PSU (Pemungutan Suara Ulang) di Desa Loloan Timur, Kecamatan/Kabupaten Jembrana. Ariyani sudah berangkat bersama staf Bawaslu Bali ke Jembrana dinihari pukul 03.40 Wita.
“Karena di Jembrana harus sudah pukul 06. 00 Wita, mendahului mengawasi persiapan PSU. Jadi kurangi jam tidur selama pungut hitung pemilu ini,” kelakar Aryani.
Sebelumnya, menjelang pelaksanaan coblosan Aryani harus terjun memantau di TPS-TPS dari pagi sampai pagi lagi. Berangkatnya pun sama berangkat pagi dan pulang pagi karena rekapan suara hasil coblosan di TPS-TPS rata-rata selesai dini hari. Ariyani pun mengakui sudah terbiasa menyusuri desa-desa ketika menjabat Ketua Panwaslu Kabupaten Buleleng.
Ketua Bawaslu Bali dari perempuan pertama di Bali ini mengatakan bersama jajarannya di kabupaten/kota sampai kecamatan berharap masyarakat tetap memantau pelaksanaan proses penghitungan suara di kecamatan dan kabupaten kota hingga provinsi supaya berjalan transparan. “Jadi pengawasan itu sejak awal saya sampaikan tidak hanya mengandalkan Bawaslu Bali yang kekuatan dan jangkauan personelnya terbatas. Masyarakat dan seluruh elemen berpartisipasi, termasuk awak media,” ujar Ariyani.
Ada 3,1 juta pemilih menggunakan hak pilihnya di Pileg 17 April 2019 di 12.386 TPS di 57 kecamatan dan 9 kabupaten dan kota. "Proses pelaksanaan demokrasi akan berjalan lancar ketika pelanggaran pemilu tidak terjadi," ujar Ariyani. *nat
Dia adalah Ketua Bawaslu Provinsi Bali, Ketut Ariyani yang kini berjibaku mengawal tahapan penghitungan di 57 kecamatan di 9 kabupaten/kota. Krusialnya proses rekap pemilu kali ini mantan Ketua Panwaslu Kabupaten Buleleng ini harus merelakan waktunya habis di jalan menelusuri desa-desa dan kecamatan di kabupaten/kota di dalam mengawal penghitungan hasil pemilu supaya tidak terjadi kecurangan.
Ariyani pun harus mengurangi jam tidur bersama jajaran pengawasnya di kabupaten/kota, hingga pengawasan kecamatan demi mengawal proses pungut hitung berjalan lancar. “Hari ini PSU di Jembrana. Semuanya berjalan lancar. Besok ada kegiatan pengawasan di Buleleng pagi-pagi. Kebetulan saya Korwil di Buleleng,” beber Ariyani, Minggu (21/4).
Kartini asal Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini harus pergi pagi pulang pagi dalam melakukan pengawasan pungut hitung Pemilu 2019. Termasuk ketika PSU (Pemungutan Suara Ulang) di Desa Loloan Timur, Kecamatan/Kabupaten Jembrana. Ariyani sudah berangkat bersama staf Bawaslu Bali ke Jembrana dinihari pukul 03.40 Wita.
“Karena di Jembrana harus sudah pukul 06. 00 Wita, mendahului mengawasi persiapan PSU. Jadi kurangi jam tidur selama pungut hitung pemilu ini,” kelakar Aryani.
Sebelumnya, menjelang pelaksanaan coblosan Aryani harus terjun memantau di TPS-TPS dari pagi sampai pagi lagi. Berangkatnya pun sama berangkat pagi dan pulang pagi karena rekapan suara hasil coblosan di TPS-TPS rata-rata selesai dini hari. Ariyani pun mengakui sudah terbiasa menyusuri desa-desa ketika menjabat Ketua Panwaslu Kabupaten Buleleng.
Ketua Bawaslu Bali dari perempuan pertama di Bali ini mengatakan bersama jajarannya di kabupaten/kota sampai kecamatan berharap masyarakat tetap memantau pelaksanaan proses penghitungan suara di kecamatan dan kabupaten kota hingga provinsi supaya berjalan transparan. “Jadi pengawasan itu sejak awal saya sampaikan tidak hanya mengandalkan Bawaslu Bali yang kekuatan dan jangkauan personelnya terbatas. Masyarakat dan seluruh elemen berpartisipasi, termasuk awak media,” ujar Ariyani.
Ada 3,1 juta pemilih menggunakan hak pilihnya di Pileg 17 April 2019 di 12.386 TPS di 57 kecamatan dan 9 kabupaten dan kota. "Proses pelaksanaan demokrasi akan berjalan lancar ketika pelanggaran pemilu tidak terjadi," ujar Ariyani. *nat
1
Komentar