18 Finalis Maju di Festival Film Pelajar Gianyar
Kreasi pelajar SMP, SMA/SMK di Gianyar dalam membuat film dokumenter makin menggeliat.
GIANYAR, NusaBali
Hal ini terbukti dari gelaran Festival Film Pelajar Gianyar (FFPG) I serangkaian peringatan HUT Kota Gianyar ke-248, diikuti 54 tim.
Dari jumlah itu, dewan juri terdiri dari penggiat film Samsul Hadi, Gusti Made Ariadi, dan Komisioner KPPAD Kadek Ariyasa, membukukan 18 finalis terdiri dari 9 finalis SMP dan 9 SMA/SMK. Senin (22/4), Komisioner KPPAD Bali, Kadek Ariyasa mengatakan proses penjurian cukup ketat. Penjurian dilakukan dengan sistem presentasi dan tanya jawab. Kata dia, kreativitas pelajar Gianyar dalam memproduksi film patut diacungi jempol. Bahkan untuk menetapkan lima film terbaik, perlu waktu diskusi sampai tiga jam. Dijelaskan Ariyasa, FFPG ini digelar guna menekan penyimpangan penggunaan smartphone di kalangan pelajar. Festival Film yang diprakarsai Dinas Kebudayaan Gianyar didukung Komunitas Penggiat Film dan Dokumentasi, Listibya Bidang Dokumentasi Film dan Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak ( KPPAD ) Provinsi Bali bidang Pendidikan dan Kebudayaan. FFPG dicetuskan sebagai wadah positif kreatif bagi anak-anak, khususnya pelajar. Guna mencegah kekerasan terhadap anak akibat penyimpangan penggunaan fungsi smartphone. Dalam balutan tema "Gianyar Student Smartphone Documentary Film/Video Festival 2019", bertujuan untuk pelestarian seni budaya tradisi Bali lewat media film.
Lebih khusus, jelas dia, tema film yang diangkat yakni Bayu Premana sebagai pelestarian seni budaya tradisi Bali di Gianyar. Peserta bisa mengangkat cerita tentang seni budaya tradisi warisan leluhur yang dinilai memberi pengaruh kuat dalam perkembangan kehidupan sosial masyarakat. Menariknya, pembuatan film cukup dengan menggunakan handphone dengan proses editing sederhana maupun profesional. Kriterianya, durasi film maksimal 15 menit termasuk bumper, judul, credit dan title. Terpenting, film tidak mengandung unsur promosi, SARA, dan pornografi.*nvi
Dari jumlah itu, dewan juri terdiri dari penggiat film Samsul Hadi, Gusti Made Ariadi, dan Komisioner KPPAD Kadek Ariyasa, membukukan 18 finalis terdiri dari 9 finalis SMP dan 9 SMA/SMK. Senin (22/4), Komisioner KPPAD Bali, Kadek Ariyasa mengatakan proses penjurian cukup ketat. Penjurian dilakukan dengan sistem presentasi dan tanya jawab. Kata dia, kreativitas pelajar Gianyar dalam memproduksi film patut diacungi jempol. Bahkan untuk menetapkan lima film terbaik, perlu waktu diskusi sampai tiga jam. Dijelaskan Ariyasa, FFPG ini digelar guna menekan penyimpangan penggunaan smartphone di kalangan pelajar. Festival Film yang diprakarsai Dinas Kebudayaan Gianyar didukung Komunitas Penggiat Film dan Dokumentasi, Listibya Bidang Dokumentasi Film dan Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak ( KPPAD ) Provinsi Bali bidang Pendidikan dan Kebudayaan. FFPG dicetuskan sebagai wadah positif kreatif bagi anak-anak, khususnya pelajar. Guna mencegah kekerasan terhadap anak akibat penyimpangan penggunaan fungsi smartphone. Dalam balutan tema "Gianyar Student Smartphone Documentary Film/Video Festival 2019", bertujuan untuk pelestarian seni budaya tradisi Bali lewat media film.
Lebih khusus, jelas dia, tema film yang diangkat yakni Bayu Premana sebagai pelestarian seni budaya tradisi Bali di Gianyar. Peserta bisa mengangkat cerita tentang seni budaya tradisi warisan leluhur yang dinilai memberi pengaruh kuat dalam perkembangan kehidupan sosial masyarakat. Menariknya, pembuatan film cukup dengan menggunakan handphone dengan proses editing sederhana maupun profesional. Kriterianya, durasi film maksimal 15 menit termasuk bumper, judul, credit dan title. Terpenting, film tidak mengandung unsur promosi, SARA, dan pornografi.*nvi
Komentar