Sering Diprotes Sang Anak Gara-gara Jarang Ada di Rumah
Sebagai Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari dituntut punya energi lebih karena seringnya terjadi lakalantas dan musibah truk mogok di Jalur Tengkorak Denpasar-Gilimanuk
AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari, Kasat Lantas Perempuan Ketiga di Polres Tabanan
TABANAN, NusaBali
Jabatan Kepala Satuan Lalulintas (Kasat Lantas) Polres Tabanan kembali dipegang perwira perempuan. Dia adalah AKP Ida Ayu Made Kalpika Sari, 32, yang diplot menjadi Kasat Lantas Polres Tabanan sejak 24 Mei 2018. Polwan asal Banjar Griya, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung ini merupakan Kasat Lantas Perempuan ketiga di Polres Tabanan. Karena jabatannya, AKP Dayu Kalpika Sari kerap diprotes sang anak, lantaran jarang di rumah.
AKP Dayu Kalpika Sari dialihkan menjadi Kasat Lantas Polres Tabanan, setahun lalu, untuk menggantikan AKP Kadek Citra Dewi Suparwati yang sedang hamil. Jadi, AKP Dayu Kalpika Sari merupakan Kasat Lantas Perempuan ketiga di Polres Tabanan. Sedangkan Polwan pertama yang pegang posisi tersebut di Polres Tabanan adalah Kompol Ni Putu Utaruani.
Sebelum dialihkan menjadai Kasat Lantas Polres Tabanan, AKP Dayu Kalpika Sari menjabat sebagai Paur BKKB Ditlantas Polda Bali. Ditemui NusaBali di sela-sela tugasnya bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Minggu, 21 April 2019 lalu, Dayu Kalpika Sari sempat menceritakan riwayat hidupnya hingga akhirnya menjadi polisi.
Menurut Polwan kelahiran Klungkung, 27 Mei 1987 ini, menjadi polisi adalah cita-citanya sejak kecil, meski di lingkungan keluarganya tidak ada yang berdinas di kepolisian. "Cita-cita jadi polisi sudah tumbuh sejak kecil,” kenang Dayu Kalpika Sari.
Sebelum menjadi polisi, alumnus SMAN 1 Semarapura, Klungkung (2005) ini sempat kuliah di Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Hindu (Unhi) Denpasar. Namun, ketika ada bukaan polisi tahun 2007, Dayu Kalpika Sari langsung melamar di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Dia pun diterima di Akpol, hingga rela meninggalkan sementara statusnya sebagai mahasiswa Unhi.
Lulus Akpol tahun 2010 dengan pangkat Ipda, anak kedua dari tiga bersaudara keluarga pasangan Ida Bagus Nyoman Danu dan Ida Ayu Putu Niti Adnyani langsung ditugaskan sebagai Kanit Intel Polres Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Setelah bertugas selama 2 tahun di rantau, Dayu Kalpika Sari kemudian dipindahkan ke Bali pada 2012 dan ditugaskan menjadi Kanit Lantas Polsek Denpasar Selatan.
Pada 2014, Dayu Kalpika Sari dipindahkan ke Poda Bali menduduki posisi Paur Dit Lantas. Setelah 4 tahun di Polda Bali, Dayu Kalpika Sari akhirnya dialihkan menjadi Kasat Lantas Polres Tabanan, 24 Mei 2018.
Menurut Dayu Kalpika Sari, menjadi seorang polisi adalah kebanggan tersendiri, karena dalam setiap bertugas selalu mendapatkan pengalaman baru. Apalagi, jabatan yang dipegangnya selalu bertugas di lapangan. "Setiap tugas yang saya dapatkan ada saja pengalaman unik dan berkesan," beber ibu dua anak dari pernikahannya dengan Ida Bagus Tri Suputra---pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Selatan---ini.
Pengalaman tak terlupakan Dayu Kalpika Sari adalah saat menjadi Kanit Lantas Polsek Denpasar Selatan. Saat itu, terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan 12 bus di jalur padat Jalan Ngurah Rai Denpasar. "Saat itu, anggota saya sedikit, hingga kami sempat kelabakan. Beruntung, anggota dari Polresta Denpasar datang membantu," kenang Polwan yang semasa kecil suka bermain layangan ini.
Setelah bertugas di Polres Tabanan pun, Dayu Kalpika Sari kerap mendapat pengalaman yang tidak terlupakan. Pasalnya, di Jalur Tengkorak Denpasar-Gilimanuk kawasan Tabanan yang cukup exstrem kerap terjadi kecelakaan lalulintas, termasuk truk mogok yang harus menguras energi anggota kepolisian.
"Seperti kemarin ada truk mogok sampai berturut-turut, kami harus begadang sampai pagi mengatur arus lalulintas sebelum mobil derek datang," cerita Dayu Kalpika Sari. Sebagai seorang polisi, dia juga dituntut ketahan fisik dan mentalnya, terutama dalam menangani kasus-kasus yang rumit.
Selain menjadi polisi dengan jabatan strategis, Dayu Kalpika Sari juga seorang ibu. Dua kewajiban itu harus dilakukan dengan baik, sehingga dia dituntut pintar mengatur waktu untuk mengurus anak. Apalagi, selama ini Dayu Kalpika Sari sering diprotes anaknya, karena jarang di rumah. "Saya sering diprotes oleh anak-anak, karena paginya sudah kerja, kemudian kalau ada kejadian sore saya kembali harus kerja,” ujar ibu dari dua anak balita: Ida Ayu Putu Sunu Ardareswari, 3, dan Ida Ayu Pinda Karani 1,5, ini.
Dayu Kalpika sari tetap bersyukur, meskipun dia sedikit punya waktu untuk kedua putrinya yang kini diasuh oleh pembantu rumah tangganya. Sebab, dia tetap mampu menjalankan kewajiban sebagai Polwan dan ibu bagi anaknya. Menurut Dayu Kalpika Sari, setiap perempuan harus mencontoh pergerakan dan perjuangan Raden Ajeng Kartini, dalam hal emansipasi. "Mari kita menjadi Kartini Kartini muda yang bisa membuat cinta bangsa ini lebih baik dan berwarna,” katanya. *des
Komentar