Bibit Abalone Kembali Ditebar di Penimbangan
Sempat Ludes Karena Diterjang Badai
SINGARAJA, NusaBali
Sedikitnya 15.000 ekor bibit Abalone kembali ditebarliarkan di Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa (23/4) pagi oleh petugas Balai Produksi Induk Udang Unggul Dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem. Balai ini memenuhi permintaan Kelompok masyarakat dan Pengawas (Pokmaswas) Pantai Penimbangan setelah mengalami kegagalan pasca sarang abalonnya diterjang badai beberapa bulan lalu.
Kepala Seksi Sarana dan Pasarana BPIU2K Karangasem Joko Purwanto, ditemui usai pelepasan itu, mengatakan restocking kerang Abalone itu disebut merupakan tugas Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dibebankan kepada BPIU2K Karangasem, untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dipilihnya kerang abalone untuk ditebar di laut Penimbangan selain permintaan dari Pokmaswas, juga untuk mendukung Bali sebagai penghasil Abalone di Indonesia. “Bali sebagai sumber penghasil Abalone, banyak masyarakat yang suka dan nilai ekonomisnya tinggi. Harapan kami bibit-bibit ini dapat berkembang banyak dan menjadi sumber penghasilan untuk nelayan,” kata Joko Purwanto.
Selain di Buleleng, penebaran bibit kerang Abalone sebelumnya sudah dilakukan di Badung dan Jembrana. Ia pun menyebutkan Buleleng yang memiliki garis pantai terpanjang di Bali juga berhak mendapatkan restocking bibit abalone. Apalagi di laut Buleleng banyak titik konservasi terumbu karang yang bagus untuk perkembang biakan Abalone. Terkait dengan kegagalan perkembang biakan Abalone di Pantai Penimbangan yang sebelumnya sempat ditebar oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol, Buleleng, Joko Purwanto mengaku sudah mengantisipasi kegagalan kembali.
Bibit Abalone yang ditebar kemarin sudah berukuran 3 cm. Ukuran itu pun diklaimnya dapat lebih tahan terhadap perubahan lingkungan baik itu badai maupun gelombang pasang. Selain juga akan lebih tahan dari serangan ikan predator. Kerang Abalone yang ditebar, disebut Joko, sudah dapat dipanen saat ukurannya sudah mencapai kisaran 5-7 cm.
Ketua Pokmaswas Pantai Penimbangan Gede Wiadnyana, mewakili nelayan Pantai Penimbangan pihaknya mengucapkan terimakasih kepada BPIU2K Karangasem yang sudah memenuhi permintaannya. Uji coba pengembangbiakan kerang Abalone di Pantai Penimbangan memang tak dipungkiri olehnya sudah dua kali. Hanya saja dua kali penebaran, dua sarang Abalone yang ada di Pantai Penimbangan habis tersapu gelombang pasang dan dimakan ikan predator. “Kendala kami sebelumnya memang di bencana dan serangan ikan predator, sehingga dua sraang yang kami bikin kemarin masih dievaluasi. Rencananya sekarang ditebar liarkan tidak dilokalisir lagi. Karena begitu ikan predator tahu tempatnya dihabisi langsung,” kata Wiadnyana.
Belasan ribu bibit Abalone itu kemudian ditebarliarkan di tengah laut yang berjarak 100 meter dari pinggir pantai dengan kedalaman lima meter, disaksikan langsung oleh Satpolairud Polres Buleleng, Perbekel Baktiseraga, Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng dan Jurusan Kelautan Undiksha. Kerang-kerang Abalone itu pun ditebar di kawasan sekitar dua puluh meter persegi. “Ya mudah-mudahan kali ini berhasil, sehingga tujuan utama untuk mensejahterakan nelayan disini bisa tercapai,” kata dia.*k23
Kepala Seksi Sarana dan Pasarana BPIU2K Karangasem Joko Purwanto, ditemui usai pelepasan itu, mengatakan restocking kerang Abalone itu disebut merupakan tugas Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dibebankan kepada BPIU2K Karangasem, untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dipilihnya kerang abalone untuk ditebar di laut Penimbangan selain permintaan dari Pokmaswas, juga untuk mendukung Bali sebagai penghasil Abalone di Indonesia. “Bali sebagai sumber penghasil Abalone, banyak masyarakat yang suka dan nilai ekonomisnya tinggi. Harapan kami bibit-bibit ini dapat berkembang banyak dan menjadi sumber penghasilan untuk nelayan,” kata Joko Purwanto.
Selain di Buleleng, penebaran bibit kerang Abalone sebelumnya sudah dilakukan di Badung dan Jembrana. Ia pun menyebutkan Buleleng yang memiliki garis pantai terpanjang di Bali juga berhak mendapatkan restocking bibit abalone. Apalagi di laut Buleleng banyak titik konservasi terumbu karang yang bagus untuk perkembang biakan Abalone. Terkait dengan kegagalan perkembang biakan Abalone di Pantai Penimbangan yang sebelumnya sempat ditebar oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol, Buleleng, Joko Purwanto mengaku sudah mengantisipasi kegagalan kembali.
Bibit Abalone yang ditebar kemarin sudah berukuran 3 cm. Ukuran itu pun diklaimnya dapat lebih tahan terhadap perubahan lingkungan baik itu badai maupun gelombang pasang. Selain juga akan lebih tahan dari serangan ikan predator. Kerang Abalone yang ditebar, disebut Joko, sudah dapat dipanen saat ukurannya sudah mencapai kisaran 5-7 cm.
Ketua Pokmaswas Pantai Penimbangan Gede Wiadnyana, mewakili nelayan Pantai Penimbangan pihaknya mengucapkan terimakasih kepada BPIU2K Karangasem yang sudah memenuhi permintaannya. Uji coba pengembangbiakan kerang Abalone di Pantai Penimbangan memang tak dipungkiri olehnya sudah dua kali. Hanya saja dua kali penebaran, dua sarang Abalone yang ada di Pantai Penimbangan habis tersapu gelombang pasang dan dimakan ikan predator. “Kendala kami sebelumnya memang di bencana dan serangan ikan predator, sehingga dua sraang yang kami bikin kemarin masih dievaluasi. Rencananya sekarang ditebar liarkan tidak dilokalisir lagi. Karena begitu ikan predator tahu tempatnya dihabisi langsung,” kata Wiadnyana.
Belasan ribu bibit Abalone itu kemudian ditebarliarkan di tengah laut yang berjarak 100 meter dari pinggir pantai dengan kedalaman lima meter, disaksikan langsung oleh Satpolairud Polres Buleleng, Perbekel Baktiseraga, Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng dan Jurusan Kelautan Undiksha. Kerang-kerang Abalone itu pun ditebar di kawasan sekitar dua puluh meter persegi. “Ya mudah-mudahan kali ini berhasil, sehingga tujuan utama untuk mensejahterakan nelayan disini bisa tercapai,” kata dia.*k23
Komentar