Kembangkan Sanggar dalam Konsep Yadnya
Konsep yadnya dalam berkesenian menjadikan materi bukan sebagai tolok ukur. Melainkan niat yang tulus untuk ngayah dan tetap berkreasi.
Garap Fragmentari Perang Puputan Kusamba dari Kursi Roda
I Dewa Gede Alit Saputra, juga dipercaya oleh Pemkab Klungkung untuk menggarap fragmen tari Perang Puputan Kusamba, yang dipentaskan pada 29 April 2016. Serangkaian memperingati hari ulang tahun (HUT) Kota Semarapura ke-24 yang jatuh pada 28 April lalu. Fragmentari Perang Puputan Kusamba ini, merupakan salah satu syarat dokumen untuk pengusulan nama Ida I Dewa Agung Istri Kanya menjadi pahlawan nasional.
Hanya saja, beberapa minggu setelah dirinya ditunjuk oleh Pemkab untuk menggarap fragmen tari tersebut, ayah yang dikarunia 4 anak dengan istrinya Desak Putu Widiani ini mengalami musibah. Dewa Alit terjatuh dari tangga hingga tersungkur ke lantai, sehingga menyebabkan kakinya patah. “Karena sudah mendapat kepercayaan, saya bertekad untuk tetap melanjutkan tugas ini,” kenangnya.
Meskipun dengan kondisi fisik yang terbatas, Dewa Alit memaksakan diri untuk melatih dan membina anak didiknya dari atas kursi roda. Hebatnya saat gladi dan pementasan Fragmentari Perang Kusamba ini, dia memandu dari atas kursi roda. Alhasil penampilan dari Sanggar Kayonan ini mampu memukau para penonton. “Sekarang kondisi saya kian membaik,” katanya.
Sebagai narator pembuat naskah fragmen tari tersebut, Dewa Alit memang menemukan sejumlah persoalan. Di antaranya, untuk mencari referensi, dia juga membuka sejumlah pustaka-pustaka sejarah, untuk mengetahui seperti apa perang yang dimaksud. Yang agak rumit, saat mengaplikasi gambaran perang dalam bentuk tari kreasi. “Kami melibatkan penari dan penabuh 125 orang,” katanya.
Dijelaskan, skenario fragmentasi ini diawali kehidupan warga pribumi di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung yang makmur. Kemudian datang tentara Belanda dengan menggunakan sekoci di parairan Kusamba, mereka juga membawa orang-orang Sasak. Namun, saat itu masih berlaku peraturan hak tawan karang. Sehingga sekoci tentara Belanda akhirnya ditahan oleh warga sekitar. Saat itu pemerintahan dipimpin pahlawan wanita bernama Ida I Dewa Agung Isti Kanya.
Kondisi ini membuat situasi kian memanas, akhirnya wilayah Klungkung kembali diserang oleh Belanda. Setelah terjadi pertempuran yang sengit, di bawah pimpinan I Dewa Agung Istri Kanya, berhasil membunuh Jenderal Belanda AV Michiels dengan menggunakan senjata meriam selisik. 7w
Komentar