Produksi Ikan Nila dan Mujair Menurun
Produksi ikan air tawar di Kabupaten Badung mengalami penurunan.
MANGUPURA, NusaBali
Data Dinas Perikanan Kabupaten Badung, pada 2016 total produksi ikan nila dan mujair sempat menyentuh angka 127 ton lebih per tahun. Namun, jumlah tersebut menurun menjadi 118 ton lebih pada 2017. Anjlok lagi pada tahun 2018, dengan hanya 47 ton lebih.
Kepala Dinas Perikanan Badung Putu Oka Swadiana, mengatakan penurunan produksi ikan karena banyak petani menjual ikan masih dalam ukuran tanggung. Ironisnya, ikan yang dibeli dari Badung masuk ke kabupaten lain untuk dibudidayakan lagi, dan tercatat sebagai prosuksi kabupaten setempat. “Kami di Dinas Perikanan rugi secara data produksi karena dicatat di kabupaten lain,” ungkapnya, Kamis (25/4).
Di samping itu, lanjut Swadiana, masih rendahnya minat petani lokal untuk membudidayakan ikan air tawar juga menjadi penyebab lain menurunkan produksi. Padahal, dari segi peluang pasar sangat menjanjikan. Terlebih semakin banyak warung menjual makanan olahan ikan. “Seharusnya ini menjadi peluang bagi petani untuk beramai-ramai membudidayakan ikan nila untuk memenuhi permintaan,” katanya.
Disinggung upaya pemerintah mendorong warga Badung mau membudidayakan ikan air tawar jenis nila dan mujair, Swadiana yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Badung, itu menyatakan berupaya memberikan bibit ikan kepada masyarakat. Selain melakukan penebaran benih ikan di sejumlah desa.
“Kami akan membuat percontohan budidaya ikan, seperti mina padi, keramba, kolam air tenang, budidaya ikan di saluran irigasi, kolam terpal, kolam air deras, dan sebagainya,” paparnya. Pihaknya berharap dengan cara ini dapat meningkatkan produksi ikan air tawar di Badung. *asa
Kepala Dinas Perikanan Badung Putu Oka Swadiana, mengatakan penurunan produksi ikan karena banyak petani menjual ikan masih dalam ukuran tanggung. Ironisnya, ikan yang dibeli dari Badung masuk ke kabupaten lain untuk dibudidayakan lagi, dan tercatat sebagai prosuksi kabupaten setempat. “Kami di Dinas Perikanan rugi secara data produksi karena dicatat di kabupaten lain,” ungkapnya, Kamis (25/4).
Di samping itu, lanjut Swadiana, masih rendahnya minat petani lokal untuk membudidayakan ikan air tawar juga menjadi penyebab lain menurunkan produksi. Padahal, dari segi peluang pasar sangat menjanjikan. Terlebih semakin banyak warung menjual makanan olahan ikan. “Seharusnya ini menjadi peluang bagi petani untuk beramai-ramai membudidayakan ikan nila untuk memenuhi permintaan,” katanya.
Disinggung upaya pemerintah mendorong warga Badung mau membudidayakan ikan air tawar jenis nila dan mujair, Swadiana yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kadis Pertanian dan Pangan Badung, itu menyatakan berupaya memberikan bibit ikan kepada masyarakat. Selain melakukan penebaran benih ikan di sejumlah desa.
“Kami akan membuat percontohan budidaya ikan, seperti mina padi, keramba, kolam air tenang, budidaya ikan di saluran irigasi, kolam terpal, kolam air deras, dan sebagainya,” paparnya. Pihaknya berharap dengan cara ini dapat meningkatkan produksi ikan air tawar di Badung. *asa
Komentar