Kerajinan Unik Tabanan Pikat Inacraft
Kerajinan batok kelapa, gelang kopi dan kerajinan besi UKM Kabupaten Tabanan menjadi bagian daya tarik Inacraft 2019.
JAKARTA, NusaBali
Stand Dekranasda kabupaten Tabanan menghadirkan tiga UKM unik pada Inacraft 2019 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Jakarta, 24-28 April 2019. Mereka adalah perajin lukisan batok kelapa dan gelang kopi organik bermerek Mismas. Selanjutnya ada bordir kombinasi bernama Jineng Kebaya Bali garapan Wayan Adit serta kerajinan besi oleh Made Agus Semadhi.
Kasie Aneka Industri Dinas Perindag kabupaten Tabanan I Gede Wayan Sukaja mengatakan, setiap tahun stand mereka selalu menampilkan UKM berbeda. Selain itu, produk mereka adalah unggulan dari kabupaten Tabanan. "Seperti kerajinan besi, lukisan batok, gelang kopi dan kain bordir memang unggulan dari kabupaten Tabanan," ujar Wayan Sukaja kepada NusaBali di JCC, Jumat (26/4).
Produk stand mereka pun menarik pengunjung. Apalagi kerajinan dari besi dipajang di beranda stand. Kerajinan besi itu, berbentuk binatang lucu dengan warna-warna cerah semisal gajah, ikan, kodok, gajah dan kura-kura. Ada pula bentuk mobil dan motor.
"Bisa juga untuk menaruh lilin aroma terapi dan obat nyamuk," ucap Made Agus Semadhi atau biasa dipanggil Kompiang. Kompiang mengaku, baru pertama kali mengikuti Inacraft. Selama beberapa hari, respons pengunjung diakui bagus. Apalagi harga yang ditawarkan terjangkau. Mulai dari Rp 57 ribu sampai Rp 125 ribu. Ajang Inacraft itu pun, menjadi ajang promosi baginya untuk menambah buyers.
Menurut Kompiang, produk buatannya sudah ekspor ke sejumlah Negara, di antaranya Australia, AS dan Jerman. Setiap bulan, dia mengekspor lebih dari 1.000 pieces. Saat mengikuti Inacraft, pengunjung dari Serbia juga berminat membeli dalam jumlah banyak.
"Tidak hanya pengunjung dari luar negeri, dari dalam negeri tertarik pula dengan produk kerajinan besi ini," ucap Kompiang.
Kompiang sendiri sudah menekuni profesi itu selama 26 tahun. Awalnya dia bekerja pada salah satu perusahaan yang membuat kerajinan besi. Baru empat tahun bekerja, dia dan empat orang temannya nekad mendirikan usaha sendiri. Mereka mencari plat-plat besi untuk produknya. Plat besi selanjutnya dibentuk dan dilas sesuai bentuk yang mereka inginkan. Lalu dicat dengan warna-warna terang agar lebih menarik. Usaha mereka berhasil. Apalagi Kompiang tidak segan terlibat membuat produk itu. Kini mereka memiliki 15 karyawan. Sehari bisa menghasilkan 1.000 pieces kerajinan besi.
Sementara Wayan Adit memulai usaha bordir kombinasi sejak 2012 lalu. Dia terinspirasi membuka usaha itu, karena senang mendandani sang istri menggunakan tenun hand made. "Dari sana muncul inspirasi saya agar tenun lebih manarik lagi perlu di bordir. Dengan begitu, bordiran akan lebih muncul di kain," terangnya.
Motif bordiran beraneka ragam. Antara lain burung jalak Bali, naga dan burung kalibri. Kain ia jual berkisar Rp 650 ribu hingga Rp 1 juta. Sementara kerajinan lukisan batok kelapa bergambar pemandangan alam dijual sekitar Rp. 200 ribu. Perwakilan dari Dinas Perindag kabupaten Tabanan AA Mira menjelaskan, lukisan batok kelapa paling diminati. Lantaran mereka ingin wajahnya langsung yang digambar. Jika seperti itu, harganya naik menjadi Rp 250 ribu. "Kalung kopinya juga sangat menarik pengunjung, karena aroma kopinya masih terasa. Gelang dijual oleh perajinnya Rp. 20 ribu," ucap AA Mira. *k22
Kasie Aneka Industri Dinas Perindag kabupaten Tabanan I Gede Wayan Sukaja mengatakan, setiap tahun stand mereka selalu menampilkan UKM berbeda. Selain itu, produk mereka adalah unggulan dari kabupaten Tabanan. "Seperti kerajinan besi, lukisan batok, gelang kopi dan kain bordir memang unggulan dari kabupaten Tabanan," ujar Wayan Sukaja kepada NusaBali di JCC, Jumat (26/4).
Produk stand mereka pun menarik pengunjung. Apalagi kerajinan dari besi dipajang di beranda stand. Kerajinan besi itu, berbentuk binatang lucu dengan warna-warna cerah semisal gajah, ikan, kodok, gajah dan kura-kura. Ada pula bentuk mobil dan motor.
"Bisa juga untuk menaruh lilin aroma terapi dan obat nyamuk," ucap Made Agus Semadhi atau biasa dipanggil Kompiang. Kompiang mengaku, baru pertama kali mengikuti Inacraft. Selama beberapa hari, respons pengunjung diakui bagus. Apalagi harga yang ditawarkan terjangkau. Mulai dari Rp 57 ribu sampai Rp 125 ribu. Ajang Inacraft itu pun, menjadi ajang promosi baginya untuk menambah buyers.
Menurut Kompiang, produk buatannya sudah ekspor ke sejumlah Negara, di antaranya Australia, AS dan Jerman. Setiap bulan, dia mengekspor lebih dari 1.000 pieces. Saat mengikuti Inacraft, pengunjung dari Serbia juga berminat membeli dalam jumlah banyak.
"Tidak hanya pengunjung dari luar negeri, dari dalam negeri tertarik pula dengan produk kerajinan besi ini," ucap Kompiang.
Kompiang sendiri sudah menekuni profesi itu selama 26 tahun. Awalnya dia bekerja pada salah satu perusahaan yang membuat kerajinan besi. Baru empat tahun bekerja, dia dan empat orang temannya nekad mendirikan usaha sendiri. Mereka mencari plat-plat besi untuk produknya. Plat besi selanjutnya dibentuk dan dilas sesuai bentuk yang mereka inginkan. Lalu dicat dengan warna-warna terang agar lebih menarik. Usaha mereka berhasil. Apalagi Kompiang tidak segan terlibat membuat produk itu. Kini mereka memiliki 15 karyawan. Sehari bisa menghasilkan 1.000 pieces kerajinan besi.
Sementara Wayan Adit memulai usaha bordir kombinasi sejak 2012 lalu. Dia terinspirasi membuka usaha itu, karena senang mendandani sang istri menggunakan tenun hand made. "Dari sana muncul inspirasi saya agar tenun lebih manarik lagi perlu di bordir. Dengan begitu, bordiran akan lebih muncul di kain," terangnya.
Motif bordiran beraneka ragam. Antara lain burung jalak Bali, naga dan burung kalibri. Kain ia jual berkisar Rp 650 ribu hingga Rp 1 juta. Sementara kerajinan lukisan batok kelapa bergambar pemandangan alam dijual sekitar Rp. 200 ribu. Perwakilan dari Dinas Perindag kabupaten Tabanan AA Mira menjelaskan, lukisan batok kelapa paling diminati. Lantaran mereka ingin wajahnya langsung yang digambar. Jika seperti itu, harganya naik menjadi Rp 250 ribu. "Kalung kopinya juga sangat menarik pengunjung, karena aroma kopinya masih terasa. Gelang dijual oleh perajinnya Rp. 20 ribu," ucap AA Mira. *k22
Komentar