DLHK Badung 'Sulam' Mangrove yang Mati
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung melakukan pemantauan perkembangan mangrove di kawasan Tahura Ngurah Rai, Patasari, Kecamatan Kuta, pada Jumat (26/4) pagi.
MANGUPURA, NusaBali
Proses pemantauan ini sebagai salah satu upaya dalam menjaga kelestarian mangrove di lingkungan itu. Kadis LHK Kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan mengungkapkan kegiatan yang dilakukan timnya pada Jumat pagi memang sudah rutin dilakukan di sejumlah kawasan mangrove. Namun kali ini difokuskan di Patasari untuk melihat perkembangan dari mangrove yang ditanam kelompok nelayan Patasari bersama pihaknya. "Kalau untuk kegiatan memang sudah biasa kita lakukan setiap hari Jumat. Tapi, lokasinya berbeda. Nah, kali ini memang fokus di Patasari karena ada beberapa agenda yang dilakukan kedepanya, termasuk pengecekan oleh pihak LHK Pusat Sabtu besok (hari ini, red). Makanya kita pantau dari sisi kebersihan dan juga kondisi mangrove yang sudah ditanam sebelumnya," ungkapnya.
Diakuinya, tim yang turun pada Jumat pagi itu bergerak bersama kelompok nelayan untuk melakukan pemungutan sampah sekitar mangrove dan juga melakukan penyulaman mangrove yang mati. Menurut dia, beberapa titik di lokasi itu memang ada yang mengalami kerusakan, dikarenakan berbagai faktor, mulai dari alam maupun ulah manusia. Nah, bersama kelompok nelayan yang sudah bergerak sejak 5 tahun ini melakukan upaya penyulaman demi kelestarian lingkungan kedepnnya. "Kegiatan seperti ini memang dilakukan bersama kelompok nelayan Patasari yang memang fokus dalam pemerhatian dan pemeliharaan mangrove. Sehingga, atas keseriusan dan juga ketulusan kelompok nelayan ini, kita memberikan apresiasi, salah satunya merekomendasikan kelompok nelayan ini sebagai penerima Kapaltaru," katanya.
Nah, atas rekomendasi itulah, kelompok Nelayan Patasari ini menjadi nominasi dan akan dinilai secara langsung oleh tim LHK RI pada Sabtu (27/4) siang. Ia berharap, dengan ketulusan kelompok dalam mengawal dan memelihara mangrove bisa mejadi juara. "Ini memang masih ada hubungan juga dengan Kapaltaru. Hari ini akan dinilai, semoga saja mendapat penilaian yang baik," harapnya. *dar
Diakuinya, tim yang turun pada Jumat pagi itu bergerak bersama kelompok nelayan untuk melakukan pemungutan sampah sekitar mangrove dan juga melakukan penyulaman mangrove yang mati. Menurut dia, beberapa titik di lokasi itu memang ada yang mengalami kerusakan, dikarenakan berbagai faktor, mulai dari alam maupun ulah manusia. Nah, bersama kelompok nelayan yang sudah bergerak sejak 5 tahun ini melakukan upaya penyulaman demi kelestarian lingkungan kedepnnya. "Kegiatan seperti ini memang dilakukan bersama kelompok nelayan Patasari yang memang fokus dalam pemerhatian dan pemeliharaan mangrove. Sehingga, atas keseriusan dan juga ketulusan kelompok nelayan ini, kita memberikan apresiasi, salah satunya merekomendasikan kelompok nelayan ini sebagai penerima Kapaltaru," katanya.
Nah, atas rekomendasi itulah, kelompok Nelayan Patasari ini menjadi nominasi dan akan dinilai secara langsung oleh tim LHK RI pada Sabtu (27/4) siang. Ia berharap, dengan ketulusan kelompok dalam mengawal dan memelihara mangrove bisa mejadi juara. "Ini memang masih ada hubungan juga dengan Kapaltaru. Hari ini akan dinilai, semoga saja mendapat penilaian yang baik," harapnya. *dar
1
Komentar