nusabali

Keluhi Ayam Luar, Peternak Ingin Lapor Gubernur

  • www.nusabali.com-keluhi-ayam-luar-peternak-ingin-lapor-gubernur

Niat para peternak ayam yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Peternak Ayam Rakyat (Pinsar) Bali audiensi dengan DPRD Bali diperkirakan gagal terwujud pasca kesibukan Pemilu Legislatif.

DENPASAR, NusaBali

Pinsar pun mengalihkan ‘pengaduan’ kepada Gubernur Bali Wayan Koster. Ketua  DPD Pinsar Bali I Ketut Yahya Kurniadi,  mengatakan niat itu tak lepas dari keluhan peternak terhadap dugaan melubernya daging ayam dari luar daerah. Banjir daging dari luar daerah, di antaranya dari Jawa menyebabkan kerugian peternak, karena serapan produksi ayam mereka merosot drastis. “Kami pikir kurang efektif. Siapa nanti ditemui di Dewan mengingat sekarang masih dalam suasana pasca pemilu,”  ujar Yahya Kurniadi, Minggu (28/4).

Kata Yahya Kurniadi, diharapkan pekan depan peternak sudah bisa beraudiensi dengan Gubernur. “Sehingga Pak Gubernur mendapat penjelasan langsung dari peternak,”  ujarnya.

Maksud Yahya Kurniandi, penjelasan kepada Gubernur tersebut adalah persoalan  yang selama ini dihadapi peternak, yakni dugaan luberan daging ayam dari luar Bali, yang merugikan peternak ayam di Bali.

Apalagi ada data-data terkait bisnis ayam, mulai dari DOC (daily old child/bibit ayam), produksi hingga kebutuhan terkesan simpang siur. “Ada data yang menyebut produksi ayam di Bali hanya 35 ribu ton per tahun,” ungkap Yahya Kurniadi. Padahal, riil di lapangan kata Yahya Kurniadi, produksi ayam di Bali pertahun sekitar 180 ribu ton per tahun. “Kalau dibandingkan, jelas timpang sekali,” kata Yahya Kurniadi.

Diharapkan pertemuan dengan Gubernur memang bisa membahas lebih lanjut peta bisnis ayam, kaitannya dengan Pergub Gubernur Nomor 99 Tahun 2018 , tentang Pemasaran dan Pemanfaatkan Produk Pertanian, Perikanan, Industri Lokal Bali.Sebelumnya pihak peternak ayam (Pinsar) menyatakan akan menemui Dewan (DPRD) Bali, untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi peternak, yakni dugaan membanjirnya daging ayam ilegal ke Bali, yang menyebabkan kerugian peternak Bali.

Sementara terkait antisipasi stok ayam jelas bulan puasa, Yahya Kurniadi mengatakan peternak tentu sudah melakukannya. Termasuk mensiasati kemungkinan banyaknya pekerja/petugas kandang yang mudik. “Kandang tentu tetap diupayakan terisi, mengantisipasi kelangkaan,” ujarnya.

Namun demikian secara umum dari pengalaman sebelumnya permintaan ayam pada saat bulan puasa justru berkurang, sampai 50 persen. Sementara harga ayam hidup saat ini berkisar Rp 22 ribu hingga  Rp 23 ribu perkilogram.

Sebelumnya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Putu Astawa, mewanti agar berbagai pihak terkait dengan bahan kebutuhan pokok, termasuk daging ayam melakukan antisipasi. “Jangan sampai harga daging melonjak seperti tahun lalu,”  ujarnya. Astawa mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk produsen, distributor untuk menjamin ketersediaan bahan- bahan kebutuhan pokok. Mulai dari beras, bumbu dapur, daging, dalam hal ini daging sapi dan daging ayam dan kebutuhan serta barang penting lainnya. *k17

Komentar