Ribuan Krama Iringi Palebon Putra-Cucu I Gusti Ngurah Rai
Ribuan krama iringi prosesi palebon jenazah paman dan keponakan dari Puri Ngurah Rai Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung, I Gusti Ngurah Tantra, 75, dan I Gusti Ngurah Agung Daniel Yunanda Yudha alias Gung Daniel, 47, pada Soma Wage Dukut, Senin (29/4).
MANGUPURA, NusaBali
Mereka mengiringi bade palebon tumpang sia (tingkat 9) setinggi 20 meter dengan berat 5 ton, dari rumah duka di Pura Ngurah Carangsari menuju setra yang berjarak sekitar 2 kilometer.
Selain bade palebon tumpang sia, dua naga juga ikut mengantar jenazah almarhum IGN Tantra (putra dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai) dan Gung Daniel (cucu dari I Gusti Ngurah Rai) menuju setra, yang lokasinya bersebalahan dengan monuman Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai. Pantauan NusaBali, prosesi pelebon dimulai dari rumah duka di Puri Ngurah Rai Carangsari, Senin siang sekitar pukul 13.00 Wita.
Bade palebon yang di dalamnya berisi dua peti jenazah almarhum IGN Tantra dan Gung Daniel (putra dari sesepuh Golkar I Gusti Ngurah Alit Yudha) kemudian diarak secara estafet menuju Setra Desa Adat Carangsari, dengan diiringi gambelan angklung, tabuh baleganjur, karangan bunga, dua naga, dan teragtag. Iring-iringan tiba di setra sekitar pukul 13.30 Wita.
Bade palebon seberat 5 ton dan dua naga disunggi (diusung) oleh sekitar 1.800 krama lanang secara bergantian (setafet). Krama penyunggi berasal dari Desa Carangsari dan desa-desa lainnya. Desa Adat Auman, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, misalnya, mengerahkan 150 krama penyunggi.
Berdasarkan kepercayaan keluarga Puri Carangsari, bade palebon dan naga tidak akan bisa diangkat kalau tak disunggi oleh krama Desa Adat Auman. “Ada kepercayaan seperti itu, sehingga krama Desa Adat Auman mesti ikut nyunggi bade dan naga. Kalau tidak, bade tak akan bisa terangkat,” ungkap adik kandung almarhum Gung Daniel, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha alias Gung Inda, 43, kepada NusaBali.
Bahkan, ada pula krama dari Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Bangli yang ikut ngayah nyunggi bade palebon putra dan cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai ini. Menurut Gung Inda, krama dari Desa Catur yang yang datang sebagai penyunggi bade sebanyak 200 orang.
Bukan hanya itu, 380 krama Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang juga ikut ngayah nyunggi bade palebon. Demikian pula 250 krama penyunggi dari Desa Pangsan, Kecamatan Petang. Gung Inda menyebutkan, ini merupakan proses palebon terbesar kedua keluarga Puri Carangsari setelah palebon Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai tahun 1962.
“Ini palebon terbesar kedua setelah palebon kakek saya (I Gusti Ngurah Rai). Waktu palebon kakek saya tahun 1962, prosesi dihadiri langsung mendiang Presiden Soekarno. Waktu itu mungkin ayah saya (I Gusti Ngurah Alit Yudha, Red) dan paman saya (almarhum IGN Tantra) masih kecil,” papar Gung Inda, yang kemarin didampingi ibunya, I Gusti Ayu Wardani Pinda, dan istri dari almahum IGN Tantra yakni I Gusti Ayu Adi.
“Paman saya, I Gusti Ngurah Tantra, juga merupakan pelaku sejarah. Beliau adalah saksi ketika kakek saya I Gusti Ngurah Rai berperang pada zaman mempertahankan kemerdekaan dulu,” lanjut Gung Inda, yang merupakan caleg terpilih DPRD Badung dari PDIP Dapil Kecamatan Petang dalam Pileg 2019.
Sementara itu, istri almarhum IGN Tantra, I Gusti Ayu Adi, menyatakan karya pelebon ini sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada suami dan keponakannya, Gung Daniel. “Ya, semoga beliau bedua mendapat tempat yang tenang di alam sana dan diampuni dosa-dosa selama hidupnya,” tutur IGA Adi sembari menyatakan keluarga yang ditinggalkan amarhum berjanji akan tetap mempertahankan tradiri keluarga Puri Carangsari.
Almarhum Gung Danil sendiri meninggal mendadak saat dilarikan ke RS Sang-lah, Denpasar, 9 Januari 2019 dinihari, diduga karena serangan jantung. Sebelum menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 02.00 Wita, almarhum sempat dilarikan ke RS Sanglah. Mantan politisi Golkar yang hijrah ke NasDem 2 tahun lalu ini datang ke RS Sanglah diantar adik perempuannya, dr I Gusti Ayu Agung Elis Indira alias Gung Elis, 42. Namun, belum sempat dirawat, Gung Danil yang datang dalam kondisi pingsan sudah keburu meninggal.
Gung Danil berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta I Gusti Ayu Pradnyani, 43, dan tiga anak: I Gusti Ayu Jaynaki Karinda, 22, I Gusti Ayu Agung Anjali Danisuara, 17, I Gusti Ngurah Walmiki Yudha, 7. Politisi kelahiran 23 april 1972 ini merupakan anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan I Gusti Ngurah Alit Yudha, 73, dan I Gusti Ayu Wardani, 66. Sang ayah, IGN Alit Yudha, merupakan sesepuh Beringin Ketua DPD I Golkar Bali 1998-2005.
Hanya berselang dua pekan pasca meninggalnya Gung Daniel, sang paman yakni IGN Tantra, menyusul meninggal mendadak, 22 Januari 2019 sore sekitar pukul 15.00 Wita. IGN Tantra meninggal di kediamannya di Puri Ngurah Rai Carangsari, tanpa sempat mengeluh sakit, hanya beberapa saat setelah memberi makan burung perkutut piaraannya.
Almarhum IGN Tantra yang dikenal sebagai putra pejuang yang peduli terhadap masyarakat sekitar berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta I Gusti Ayu Adi, 70, serta tiga anak yakni AA Wiwin Ratnawati, 48, AA Ngurah Putra, 46, AA Ngurah Jogana Tantra, 42, dan 8 cucu. *asa
Mereka mengiringi bade palebon tumpang sia (tingkat 9) setinggi 20 meter dengan berat 5 ton, dari rumah duka di Pura Ngurah Carangsari menuju setra yang berjarak sekitar 2 kilometer.
Selain bade palebon tumpang sia, dua naga juga ikut mengantar jenazah almarhum IGN Tantra (putra dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai) dan Gung Daniel (cucu dari I Gusti Ngurah Rai) menuju setra, yang lokasinya bersebalahan dengan monuman Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai. Pantauan NusaBali, prosesi pelebon dimulai dari rumah duka di Puri Ngurah Rai Carangsari, Senin siang sekitar pukul 13.00 Wita.
Bade palebon yang di dalamnya berisi dua peti jenazah almarhum IGN Tantra dan Gung Daniel (putra dari sesepuh Golkar I Gusti Ngurah Alit Yudha) kemudian diarak secara estafet menuju Setra Desa Adat Carangsari, dengan diiringi gambelan angklung, tabuh baleganjur, karangan bunga, dua naga, dan teragtag. Iring-iringan tiba di setra sekitar pukul 13.30 Wita.
Bade palebon seberat 5 ton dan dua naga disunggi (diusung) oleh sekitar 1.800 krama lanang secara bergantian (setafet). Krama penyunggi berasal dari Desa Carangsari dan desa-desa lainnya. Desa Adat Auman, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, misalnya, mengerahkan 150 krama penyunggi.
Berdasarkan kepercayaan keluarga Puri Carangsari, bade palebon dan naga tidak akan bisa diangkat kalau tak disunggi oleh krama Desa Adat Auman. “Ada kepercayaan seperti itu, sehingga krama Desa Adat Auman mesti ikut nyunggi bade dan naga. Kalau tidak, bade tak akan bisa terangkat,” ungkap adik kandung almarhum Gung Daniel, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha alias Gung Inda, 43, kepada NusaBali.
Bahkan, ada pula krama dari Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Bangli yang ikut ngayah nyunggi bade palebon putra dan cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai ini. Menurut Gung Inda, krama dari Desa Catur yang yang datang sebagai penyunggi bade sebanyak 200 orang.
Bukan hanya itu, 380 krama Desa Bilok Sidan, Kecamatan Petang juga ikut ngayah nyunggi bade palebon. Demikian pula 250 krama penyunggi dari Desa Pangsan, Kecamatan Petang. Gung Inda menyebutkan, ini merupakan proses palebon terbesar kedua keluarga Puri Carangsari setelah palebon Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai tahun 1962.
“Ini palebon terbesar kedua setelah palebon kakek saya (I Gusti Ngurah Rai). Waktu palebon kakek saya tahun 1962, prosesi dihadiri langsung mendiang Presiden Soekarno. Waktu itu mungkin ayah saya (I Gusti Ngurah Alit Yudha, Red) dan paman saya (almarhum IGN Tantra) masih kecil,” papar Gung Inda, yang kemarin didampingi ibunya, I Gusti Ayu Wardani Pinda, dan istri dari almahum IGN Tantra yakni I Gusti Ayu Adi.
“Paman saya, I Gusti Ngurah Tantra, juga merupakan pelaku sejarah. Beliau adalah saksi ketika kakek saya I Gusti Ngurah Rai berperang pada zaman mempertahankan kemerdekaan dulu,” lanjut Gung Inda, yang merupakan caleg terpilih DPRD Badung dari PDIP Dapil Kecamatan Petang dalam Pileg 2019.
Sementara itu, istri almarhum IGN Tantra, I Gusti Ayu Adi, menyatakan karya pelebon ini sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada suami dan keponakannya, Gung Daniel. “Ya, semoga beliau bedua mendapat tempat yang tenang di alam sana dan diampuni dosa-dosa selama hidupnya,” tutur IGA Adi sembari menyatakan keluarga yang ditinggalkan amarhum berjanji akan tetap mempertahankan tradiri keluarga Puri Carangsari.
Almarhum Gung Danil sendiri meninggal mendadak saat dilarikan ke RS Sang-lah, Denpasar, 9 Januari 2019 dinihari, diduga karena serangan jantung. Sebelum menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 02.00 Wita, almarhum sempat dilarikan ke RS Sanglah. Mantan politisi Golkar yang hijrah ke NasDem 2 tahun lalu ini datang ke RS Sanglah diantar adik perempuannya, dr I Gusti Ayu Agung Elis Indira alias Gung Elis, 42. Namun, belum sempat dirawat, Gung Danil yang datang dalam kondisi pingsan sudah keburu meninggal.
Gung Danil berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta I Gusti Ayu Pradnyani, 43, dan tiga anak: I Gusti Ayu Jaynaki Karinda, 22, I Gusti Ayu Agung Anjali Danisuara, 17, I Gusti Ngurah Walmiki Yudha, 7. Politisi kelahiran 23 april 1972 ini merupakan anak sulung dari empat bersaudara keluarga pasangan I Gusti Ngurah Alit Yudha, 73, dan I Gusti Ayu Wardani, 66. Sang ayah, IGN Alit Yudha, merupakan sesepuh Beringin Ketua DPD I Golkar Bali 1998-2005.
Hanya berselang dua pekan pasca meninggalnya Gung Daniel, sang paman yakni IGN Tantra, menyusul meninggal mendadak, 22 Januari 2019 sore sekitar pukul 15.00 Wita. IGN Tantra meninggal di kediamannya di Puri Ngurah Rai Carangsari, tanpa sempat mengeluh sakit, hanya beberapa saat setelah memberi makan burung perkutut piaraannya.
Almarhum IGN Tantra yang dikenal sebagai putra pejuang yang peduli terhadap masyarakat sekitar berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta I Gusti Ayu Adi, 70, serta tiga anak yakni AA Wiwin Ratnawati, 48, AA Ngurah Putra, 46, AA Ngurah Jogana Tantra, 42, dan 8 cucu. *asa
Komentar