Denpasar Tuan Rumah International Conference OWHC Eurasia IX
Komitmen Kota Denpasar dalam mendukung kelestarian warisan budaya mendapat apresiasi dari dunia internasional.
DENPASAR, NusaBali
Setelah resmi bergabung menjadi anggota Organitation World Heritage City (OWHC) pada tahun 2013 lalu dan sukses menggelar Konferensi Strategic Meeting OWHC Asia Pasific pada tahun 2016, kini dunia internasional kembali mengapresiasi ibukota Provinsi Bali ini dengan mempercayai Denpasar sebagai tuan rumah penyelenggaraan International Conference OWHC Eurasia IX yang akan dihelat di kawasan wisata Sanur, Denpasar pada 29 April hingga 2 Mei 2019 mendatang.
Wakil Walikota, IGN Jaya Negara menyambut baik dipilihnya Kota Denpasar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konfrensi OWHC Eurasia IX Tahun 2019 ini. Hal ini tentunya menjadi momentum bagi seluruh stakeholder Kota Denpasar, utamanya yang bergarak dalam bidang pariwisata budaya. “Hal ini tentu harus dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder untuk memperkenalkan Kota Denpasar di kancah dunia tentang berbagai potensi pariwisata budaya,” ujar Jaya Negara saat Jumpa Pers di Denpasar, Senin (29/4). Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekjen UCLG Eurasia Regional Cordinator of OWHC, Rasikh Sagitov, Sekjen OWHC, Denish Ricard, OPD terkait serta Panitia OWHC Tahun 2019.
Jaya Negara menambahkan, momentum ini juga harus menjadi tonggak untuk memperkuat warisan budaya sebagai elemen penting pengembangan sektor pariwisata. Dimana, keberadaan pariwisata di Kota Denpasar wajib memperkuat kebudayaan dan kearifan lokal yang bergerak dalam balutan ekonomi kreatif. “Momen internasional ini tentunya dapat menjadi momentum untuk memperkuat kebudayaan dan kearifan lokal di Kota Denpasar sebagai heritage city,” tambah Jaya Negara.
Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Denpasar, yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Gusti Ngurah Eddy Mulya menjelaskan bahwa Kota Denpasar menjadi kota kedua yang dipercaya menyelenggarakan International Conference OWHC Eurasia setelah Kota Solo pada tahun 2008 lalu. Adapun penyelenggaran konferensi internasional yang mempertemukan kota pusaka di wilayah Benua Aisa dan Eropa tahun ini mengangkat tema tentang Reselient Heritage and Tourism yang mengandung makna warisan tangguh dan pariwisata.
“Tema tahun ini diangkat sesuai dengan permasalahan yang rentan dihadapi oleh Kota Pusaka Dunia, yakni bagaimana memadukan kota pusaka dengan keaslianya yang berjalan saling mendukung dengan sektor pariwisata,” jelas Eddy Mulya.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa pemilihan tema ini juga menjadi cerminan semangat Kota Denpasar yang secara berkelanjutan terus berupaya untuk menyelamatkan cagar budaya, salah satunya adalah Kota Pusaka. Sehingga kedepanya cagar budaya dapat terus diperkuat esensinya yang tentunya mampu menyelematkan peradaban dunia.
“Konferensi ini bertujuan untuk mengembangkan jaringan kemiteraan diantara kota warisan budaya dunia untuk dapat berbagi pengalaman, bertukar gagasan dalam memperkuat warisan budaya sebagai penyelemat dasar wisata budaya dan memperkuat peradaban di masa depan,” terangnya.
Eddy Mulya menambahkan bahwa pelaksanaan konferensi internasional yang menghadirkan delegasi dari 13 negara di Benua Asia dan Eropa serta 7 kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ini rencananya dibuka Gubernur Bali, I Wayan Koster ini dikemas dengan beberapa kegiatan. Mulai dari pameran yang melibatkan seniman fotography, lukisan, UMKM, pihak eurasia, unsur pariwisata dan Bekraf Kota Denpasar, penandatanganan Loi Sister City.
Main Planerry Sesion yang membahas tentang upaya pelestarian warisan budaya dengan melibatkan 5 kota. Business session yang membahas tentang kunci keberhasilan pengembangan pariwisata budaya dengan melibatkan 4 kota termasuk Denpasar. Dan stocktaking yang lebih kepada diskusi dan tanya jawab tentang pengembangan kota warisan budaya dan kota pusaka. “Pada sesi Business session seluruh delegasi diberikan kesempatan untuk memaparkan potensi kotanya sebagai ajang promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan,” paparnya. Di akhir kegiatan, lanjut Eddy Mulya, seluruh delegasi akan diajak mengunjungi obyek wisata yang memiliki nilai warisan budaya dan sejarah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang dikemas dalam kegiatan bertajuk Site Visit, seperti mengunjungi Prasasti Blanjong, Monumen Bajra Sandi, Denpasar Art Space, Pasar Badung, Puri Jro Kuta, Taman Ayun, dan Inna Bali. Serta akan dilaksanakan Painting Well oleh seniman dari Kota Bolgar di Taman Kumbasari Denpasar.
Selain sebagai ajang pelestarian warisan budaya dan sejarah, ajang ini juga menjadi wahana promosi pariwisata bagi negara-negara di benua Asia dan Eropa. “Tentunya kami di Pemkot Denpasar sangat menyambut baik event internasional ini. Kami berharap penyelanggaraan event ini dapat berjalan lancar serta dapat dimanfaatkan oleh stakeholder khususnya bidang pariwisata sebagai ajang promosi pariwisata warisan budaya dan sejarah di Kota Denpasar,” pungkasnya.
Sekjen OWHC Denish Richard didamping Sekjen UCLG Eurasia regional Cordinator of OWHC, Rasikh Sagitov mengaku bangga Kongres Eurasia OWHC kali ini dilaksanakan di Bali, khususnya Kota Denpasar. Pikanya berharap warisan budaya di Kota Denpasar tetap lestari. “Setiap kota beserta seluruh jajaran pimpinan memiliki kewajiban untuk ikut menjaga warisan budaya, sehingga hal ini dapat menjadi wahan edukasi peradaban di masa depan, dan hal ini harus mendapat dukungan semua pihak termasuk wartawan yang tentunya dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk ikut menjaga warisan budaya,” terangnya. *mis
Wakil Walikota, IGN Jaya Negara menyambut baik dipilihnya Kota Denpasar sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konfrensi OWHC Eurasia IX Tahun 2019 ini. Hal ini tentunya menjadi momentum bagi seluruh stakeholder Kota Denpasar, utamanya yang bergarak dalam bidang pariwisata budaya. “Hal ini tentu harus dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder untuk memperkenalkan Kota Denpasar di kancah dunia tentang berbagai potensi pariwisata budaya,” ujar Jaya Negara saat Jumpa Pers di Denpasar, Senin (29/4). Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekjen UCLG Eurasia Regional Cordinator of OWHC, Rasikh Sagitov, Sekjen OWHC, Denish Ricard, OPD terkait serta Panitia OWHC Tahun 2019.
Jaya Negara menambahkan, momentum ini juga harus menjadi tonggak untuk memperkuat warisan budaya sebagai elemen penting pengembangan sektor pariwisata. Dimana, keberadaan pariwisata di Kota Denpasar wajib memperkuat kebudayaan dan kearifan lokal yang bergerak dalam balutan ekonomi kreatif. “Momen internasional ini tentunya dapat menjadi momentum untuk memperkuat kebudayaan dan kearifan lokal di Kota Denpasar sebagai heritage city,” tambah Jaya Negara.
Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Denpasar, yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Gusti Ngurah Eddy Mulya menjelaskan bahwa Kota Denpasar menjadi kota kedua yang dipercaya menyelenggarakan International Conference OWHC Eurasia setelah Kota Solo pada tahun 2008 lalu. Adapun penyelenggaran konferensi internasional yang mempertemukan kota pusaka di wilayah Benua Aisa dan Eropa tahun ini mengangkat tema tentang Reselient Heritage and Tourism yang mengandung makna warisan tangguh dan pariwisata.
“Tema tahun ini diangkat sesuai dengan permasalahan yang rentan dihadapi oleh Kota Pusaka Dunia, yakni bagaimana memadukan kota pusaka dengan keaslianya yang berjalan saling mendukung dengan sektor pariwisata,” jelas Eddy Mulya.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa pemilihan tema ini juga menjadi cerminan semangat Kota Denpasar yang secara berkelanjutan terus berupaya untuk menyelamatkan cagar budaya, salah satunya adalah Kota Pusaka. Sehingga kedepanya cagar budaya dapat terus diperkuat esensinya yang tentunya mampu menyelematkan peradaban dunia.
“Konferensi ini bertujuan untuk mengembangkan jaringan kemiteraan diantara kota warisan budaya dunia untuk dapat berbagi pengalaman, bertukar gagasan dalam memperkuat warisan budaya sebagai penyelemat dasar wisata budaya dan memperkuat peradaban di masa depan,” terangnya.
Eddy Mulya menambahkan bahwa pelaksanaan konferensi internasional yang menghadirkan delegasi dari 13 negara di Benua Asia dan Eropa serta 7 kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ini rencananya dibuka Gubernur Bali, I Wayan Koster ini dikemas dengan beberapa kegiatan. Mulai dari pameran yang melibatkan seniman fotography, lukisan, UMKM, pihak eurasia, unsur pariwisata dan Bekraf Kota Denpasar, penandatanganan Loi Sister City.
Main Planerry Sesion yang membahas tentang upaya pelestarian warisan budaya dengan melibatkan 5 kota. Business session yang membahas tentang kunci keberhasilan pengembangan pariwisata budaya dengan melibatkan 4 kota termasuk Denpasar. Dan stocktaking yang lebih kepada diskusi dan tanya jawab tentang pengembangan kota warisan budaya dan kota pusaka. “Pada sesi Business session seluruh delegasi diberikan kesempatan untuk memaparkan potensi kotanya sebagai ajang promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan,” paparnya. Di akhir kegiatan, lanjut Eddy Mulya, seluruh delegasi akan diajak mengunjungi obyek wisata yang memiliki nilai warisan budaya dan sejarah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung yang dikemas dalam kegiatan bertajuk Site Visit, seperti mengunjungi Prasasti Blanjong, Monumen Bajra Sandi, Denpasar Art Space, Pasar Badung, Puri Jro Kuta, Taman Ayun, dan Inna Bali. Serta akan dilaksanakan Painting Well oleh seniman dari Kota Bolgar di Taman Kumbasari Denpasar.
Selain sebagai ajang pelestarian warisan budaya dan sejarah, ajang ini juga menjadi wahana promosi pariwisata bagi negara-negara di benua Asia dan Eropa. “Tentunya kami di Pemkot Denpasar sangat menyambut baik event internasional ini. Kami berharap penyelanggaraan event ini dapat berjalan lancar serta dapat dimanfaatkan oleh stakeholder khususnya bidang pariwisata sebagai ajang promosi pariwisata warisan budaya dan sejarah di Kota Denpasar,” pungkasnya.
Sekjen OWHC Denish Richard didamping Sekjen UCLG Eurasia regional Cordinator of OWHC, Rasikh Sagitov mengaku bangga Kongres Eurasia OWHC kali ini dilaksanakan di Bali, khususnya Kota Denpasar. Pikanya berharap warisan budaya di Kota Denpasar tetap lestari. “Setiap kota beserta seluruh jajaran pimpinan memiliki kewajiban untuk ikut menjaga warisan budaya, sehingga hal ini dapat menjadi wahan edukasi peradaban di masa depan, dan hal ini harus mendapat dukungan semua pihak termasuk wartawan yang tentunya dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk ikut menjaga warisan budaya,” terangnya. *mis
Komentar