Tuntutan KSPI: Turunkan Listrik-Sembako
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI) memusatkan peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Tennis Indoor Senayan.
JAKARTA, NusaBali
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan ada sejumlah tuntutan yang disampaikan massa. Apa saja? Pertama, kata Said, menuntut pemerintah mencabut PP Nomor 78/2015 tentang Pengupahan. Said menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal mengumumkan revisi PP 78/2015 itu.
"Cabut PP 78. Walaupun Pak Presiden Jokowi sudah berjanji akan mencabut PP Nomor 78, tapi kita akan lihat isinya bagaimana," ujar Said di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5) seperti dilansir detik.
Kemudian, KSPI menuntut penghapusan sistem kerja outsourcing, termasuk pemagangan yang berkedok outsourcing. Selain itu, kata Said, KSPI meminta peningkatan pelayanan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Berikutnya, Said menyebut KSPI menuntut penurunan harga listrik dan sembako. Ia berharap hal ini bisa diwujudkan siapa pun presiden yang memimpin RI.
"Keempat adalah turunkan harga listrik dan sembako, siapa pun presidennya harus bisa menurunkan harga listrik dan sembako. Kelima adalah meningkatkan kesejahteraan guru honor dan tenaga honor dan ojek online," kata dia.
Ia kemudian juga menyinggung gelaran Pemilu 2019. Said mengatakan kaum buruh akan turut mengawal penghitungan suara KPU.
"Kita instruksikan seluruh buruh di Indonesia (untuk kawal C1) karena kita, selain mengawal suara pilpres, juga mengawal (suara) caleg. Insyaallah mudah-mudahan ada dua atau tiga orang caleg buruh lolos ke DPR RI dari Partai Gerindra," jelas Said.
Disebutkan, diperkirakan sekitar 50 ribu buruh yang hadir dalam aksi peringatan May Day di Tennis Indoor Senayan.
Sementara itu, peringatan hari Buruh kemarin tercoreng dengan adanya sekelompok remaja berpakaian hitam-hitam yang mencoba menyusup aksi buruh di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/5). Sekelompok remaja yang identik dengan mengenakan pakaian serba hitam itu dijaring petugas di beberapa titik sekitar Gedung Sate. Mereka didominasi siswa SMP, SMA hingga mahasiswa.
Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema mengatakan sekelompok remaja tersebut mencoba menyusup aksi buruh. Mengantisipasi gesekan, polisi mengamankan mereka.
"Sekelompok orang itu bukan buruh. Identitas hitam-hitam mereka ternyata ada indikasi gesekan dengan buruh. Karena mencoba menyusup," kata Irman.
Ia menuturkan selain mencoba menyusup, ratusan remaja itu melakukan aksi vandalime terhadap mobil dan fasilitas umum di sekitar Monumen Perjuangan. Alat-alat sepeti cat semprot hingga double stik disita. "Ada indikasi seperti itu bawa pilox, double stik dan alkohol juga tadi," ungkap dia. *
"Cabut PP 78. Walaupun Pak Presiden Jokowi sudah berjanji akan mencabut PP Nomor 78, tapi kita akan lihat isinya bagaimana," ujar Said di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5) seperti dilansir detik.
Kemudian, KSPI menuntut penghapusan sistem kerja outsourcing, termasuk pemagangan yang berkedok outsourcing. Selain itu, kata Said, KSPI meminta peningkatan pelayanan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Berikutnya, Said menyebut KSPI menuntut penurunan harga listrik dan sembako. Ia berharap hal ini bisa diwujudkan siapa pun presiden yang memimpin RI.
"Keempat adalah turunkan harga listrik dan sembako, siapa pun presidennya harus bisa menurunkan harga listrik dan sembako. Kelima adalah meningkatkan kesejahteraan guru honor dan tenaga honor dan ojek online," kata dia.
Ia kemudian juga menyinggung gelaran Pemilu 2019. Said mengatakan kaum buruh akan turut mengawal penghitungan suara KPU.
"Kita instruksikan seluruh buruh di Indonesia (untuk kawal C1) karena kita, selain mengawal suara pilpres, juga mengawal (suara) caleg. Insyaallah mudah-mudahan ada dua atau tiga orang caleg buruh lolos ke DPR RI dari Partai Gerindra," jelas Said.
Disebutkan, diperkirakan sekitar 50 ribu buruh yang hadir dalam aksi peringatan May Day di Tennis Indoor Senayan.
Sementara itu, peringatan hari Buruh kemarin tercoreng dengan adanya sekelompok remaja berpakaian hitam-hitam yang mencoba menyusup aksi buruh di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (1/5). Sekelompok remaja yang identik dengan mengenakan pakaian serba hitam itu dijaring petugas di beberapa titik sekitar Gedung Sate. Mereka didominasi siswa SMP, SMA hingga mahasiswa.
Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema mengatakan sekelompok remaja tersebut mencoba menyusup aksi buruh. Mengantisipasi gesekan, polisi mengamankan mereka.
"Sekelompok orang itu bukan buruh. Identitas hitam-hitam mereka ternyata ada indikasi gesekan dengan buruh. Karena mencoba menyusup," kata Irman.
Ia menuturkan selain mencoba menyusup, ratusan remaja itu melakukan aksi vandalime terhadap mobil dan fasilitas umum di sekitar Monumen Perjuangan. Alat-alat sepeti cat semprot hingga double stik disita. "Ada indikasi seperti itu bawa pilox, double stik dan alkohol juga tadi," ungkap dia. *
1
Komentar