Gubernur Kembali Operasikan Trans Sarbagita Bandara
Bus Trans Sarbagita akan melayani rute menuju dan dari Bandara – Nusa Dua dan Bandara – Batubulan.
MANGUPURA, NusaBali
Gubernur I Wayan Koster meresmikan pengoperasian kembali Trans Sarbagita rute menuju dan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (2/5) siang. Pengoperasian moda angkutan massal ini diharapkan bisa meningkatkan pelayanan di bandara tersibuk kedua di Indonesia itu.
Gubernur Koster mengapresiasi Manajemen PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Ngurah Rai yang menyediakan layanan transportasi massal di dalam bandara. Diakuinya, salah satu persoalan yang dihadapi dalam pelayanan keparawisataan dan penumpang di bandara adalah transportasi yang belum memadai. Sehingga perlu adanya inovasi dan moda yang tepat dalam melayani pengguna jasa bandara. Pasalnya, penggunaan moda transportasi yang tepat bisa mengurai kekroditan yang kerap ditemui di akses jalan menuju dan keluar bandara. “Saya juga memikirkan bagaimana transportasi yang layak untuk bisa dikembangkan, yang melayani penumpang menuju dan meninggalkan bandar udara. Ke depan, transportasi harus kita bangun dan kembangkan secara terus menerus secara inovatif, dengan moda yang tepat,” ujarnya.
Gubernur Koster menjelaskan, Pemerintahan Provinsi Bali memang menghentikan beberapa trayek yang dilayani oleh Trans Sarbagita termasuk di bandara. Penutupan trayek itu karena minimnya pengguna angkutan umum serta biaya operasional yang sangat tinggi. Namun setelah melihat situasi saat ini yang kian macet, pihaknya kemudian membuka kembali layanan transportasi massal di bandara. Ke depannya, Pemprov melalui Dinas Perhubungan akan mengevaluasi bus Trans Sarbagita khusus trayek di bandara.
“Harapannya dengan dibukanya trayek di bandara, masyarakat dapat memiliki semakin banyak ragam pilihan sarana transportasi darat yang terhubung dengan bandar udara. Dengan demikian, bisa menekan kekroditan lalu lintas yang terjadi di akses masuk dan keluar bandara,” tuturnya.
Sementara GM Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Haruman Sulaksono mengaku bahwa layanan transportasi massal ini akan beroperasi dengan rute Bandara – Nusa Dua dan Bandara – Batubulan (Kecamatan Sukawati, Gianyar), dengan jumlah armada 6 bus. Untuk masing-masing rute, bus beroperasi dengan tiga jam keberangkatan. Bus yang melayani penumpang dari dan ke bandar udara akan berhenti di shelter yang terletak di area pick-up zone Terminal Domestik dan Terminal Internasional. Untuk rute Bandara – Nusa Dua, bus akan berangkat pada pukul 09.15 Wita, pukul 13.15 Wita, dan pukul 17.15 Wita. Sementara untuk rute Bandara – Batubulan, jam keberangkatan bus Trans Sarbagita adalah pukul 11.00 Wita, pukul 15.00 Wita, dan pukul 19.00 Wita.
“Pengguna jasa bandar udara yang hendak menuju bandar udara atau sebaliknya, dapat menikmati fasilitas transportasi massal ini dengan tarif Rp 3.500 per orang. Sedangkan untuk pelajar, dapat menggunakan moda transportasi ini dengan cuma-cuma alias gratis,” imbuhnya.
Sulaksono menjelaskan, dioperasikannya layanan transportasi massal ini juga merupakan upaya dari Angkasa Pura I selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk terus menerus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pengguna jasa bandar udara, serta untuk menjawab temuan dari Skytrax, perusahaan konsultan yang mengkhususkan diri dalam penilaian kualitas layanan bandar udara dan maskapai penerbangan.
“Dengan dioperasikannya kembali Trans Sarbagita dengan melewati bandar udara ini, kami berharap hal ini dapat menjawab pertanyaan masyarakat luas akan ketersediaan sarana transportasi massal yang melayani penumpang dari dan menuju bandar udara. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat positif, karena kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi bersifat masif saat ini sangat tinggi,” tutur Sulaksono. *dar
Gubernur Koster mengapresiasi Manajemen PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Ngurah Rai yang menyediakan layanan transportasi massal di dalam bandara. Diakuinya, salah satu persoalan yang dihadapi dalam pelayanan keparawisataan dan penumpang di bandara adalah transportasi yang belum memadai. Sehingga perlu adanya inovasi dan moda yang tepat dalam melayani pengguna jasa bandara. Pasalnya, penggunaan moda transportasi yang tepat bisa mengurai kekroditan yang kerap ditemui di akses jalan menuju dan keluar bandara. “Saya juga memikirkan bagaimana transportasi yang layak untuk bisa dikembangkan, yang melayani penumpang menuju dan meninggalkan bandar udara. Ke depan, transportasi harus kita bangun dan kembangkan secara terus menerus secara inovatif, dengan moda yang tepat,” ujarnya.
Gubernur Koster menjelaskan, Pemerintahan Provinsi Bali memang menghentikan beberapa trayek yang dilayani oleh Trans Sarbagita termasuk di bandara. Penutupan trayek itu karena minimnya pengguna angkutan umum serta biaya operasional yang sangat tinggi. Namun setelah melihat situasi saat ini yang kian macet, pihaknya kemudian membuka kembali layanan transportasi massal di bandara. Ke depannya, Pemprov melalui Dinas Perhubungan akan mengevaluasi bus Trans Sarbagita khusus trayek di bandara.
“Harapannya dengan dibukanya trayek di bandara, masyarakat dapat memiliki semakin banyak ragam pilihan sarana transportasi darat yang terhubung dengan bandar udara. Dengan demikian, bisa menekan kekroditan lalu lintas yang terjadi di akses masuk dan keluar bandara,” tuturnya.
Sementara GM Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai Haruman Sulaksono mengaku bahwa layanan transportasi massal ini akan beroperasi dengan rute Bandara – Nusa Dua dan Bandara – Batubulan (Kecamatan Sukawati, Gianyar), dengan jumlah armada 6 bus. Untuk masing-masing rute, bus beroperasi dengan tiga jam keberangkatan. Bus yang melayani penumpang dari dan ke bandar udara akan berhenti di shelter yang terletak di area pick-up zone Terminal Domestik dan Terminal Internasional. Untuk rute Bandara – Nusa Dua, bus akan berangkat pada pukul 09.15 Wita, pukul 13.15 Wita, dan pukul 17.15 Wita. Sementara untuk rute Bandara – Batubulan, jam keberangkatan bus Trans Sarbagita adalah pukul 11.00 Wita, pukul 15.00 Wita, dan pukul 19.00 Wita.
“Pengguna jasa bandar udara yang hendak menuju bandar udara atau sebaliknya, dapat menikmati fasilitas transportasi massal ini dengan tarif Rp 3.500 per orang. Sedangkan untuk pelajar, dapat menggunakan moda transportasi ini dengan cuma-cuma alias gratis,” imbuhnya.
Sulaksono menjelaskan, dioperasikannya layanan transportasi massal ini juga merupakan upaya dari Angkasa Pura I selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk terus menerus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pengguna jasa bandar udara, serta untuk menjawab temuan dari Skytrax, perusahaan konsultan yang mengkhususkan diri dalam penilaian kualitas layanan bandar udara dan maskapai penerbangan.
“Dengan dioperasikannya kembali Trans Sarbagita dengan melewati bandar udara ini, kami berharap hal ini dapat menjawab pertanyaan masyarakat luas akan ketersediaan sarana transportasi massal yang melayani penumpang dari dan menuju bandar udara. Hal ini merupakan suatu hal yang sangat positif, karena kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi bersifat masif saat ini sangat tinggi,” tutur Sulaksono. *dar
1
Komentar