Kartun Bali Dikoleksi Sekjen OWHC
Visual kartun mampu memberikan informasi yang cerdas dan unik kepada audience tanpa kendala bahasa.
DENPASAR, NusaBali
Ada yang menarik dari acara konferensi internasional The Organization of World Heritage Cities (OWHC) Eurasia IX yang diselenggarakan selama 29 April-2 Mei 2019 di Prama Beach Hotel Sanur. Ada pameran kartun yang bertema ‘The Heritage of Bali’ di area sekitar tempat berlangsungnya konferensi. Menariknya, Sekjen OWHC, Denish Richard langsung mengoleksi tiga kartun karya kartunis Bali, Jango Pramartha. Konferensi internasional ini sendiri ditutup, Kamis (2/5) ditandai dengan gelaran Farewell Dinner.
Pameran kartun ‘The Heritage of Bali’ menjadi salah satu bagian yang ikut serta meramaikan perhelatan konferensi internasioanal OWHC Eurasia IX tersebut. Usai pembukaan konferensi, Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Gubernur Bali Wayan Koster, dan Sekjen OWHC Denish Richard didampingi oleh semua ketua delegasi negara peserta langsung membuka pameran kartun tersebut. Puluhan karya kartun yang menggambarkan heritage itu dinikmati oleh para delegasi.
Sedikitnya ada 30-an kartun yang dipamerkan merupakan karya kartunis Jango Pramartha, Chuk Handono, Ardian Wahyu, Mahayogi, Pinky Sinanta, Agus Yudha, dan Purik. Kartunis Bali, Jango Pramartha mengatakan, awal mula kartun bisa masuk meramaikan konferensi tersebut berawal dari Walikota Rai Mantra yang tertarik untukk menempatkan pameran kartun sebagai ikonik tersendiri di tengah perhelatan konferensi itu. Alasannya karena visual kartun mampu memberikan informasi yang cerdas dan unik kepada audience tanpa kendala bahasa.
Bahkan Sekjen OWHC, Denish Richard, sangat tertarik dengan pameran kartun tersebut. Ia langsung mengoleksi tiga karya kartun Jango untuk dipajang di kantor pusat OWHC sebagai edukasi dan sosialisasi heritage. Ia menilai kartun sangat dinamis dan humoris. Pria asal Kanada tersebut berjanji akan membawa dan menggelar pameran kartun ke konferensi-konferensi OWHC di kota-kota selanjutnya.
“Sebelum ini (konferensi sebelumnya) belum ada kesan apa-apa. Kemarin Pak Denish Richard intens ngomong dengan saya. Bahwa selama ini dia memantau juga bahwa setiap ada kongres OWHC, kita terlibat dalam pameran kartun. Sehingga ia berencana akan memasukkan kartun ke dalam program sosialisasi OWHC. Sehingga di manapun ada konferensi-konferensi OWHC, dia akan memperjuangkan kartun masuk ke sana,” tutur Jango.
Menariknya, menurut pendiri Bog-bog Bali Cartoon tersebut, kartun Bali sangat pas masuk dalam tema heritage dalam konferensi internasional ini. Selain pameran kartun ditampilkan juga pameran lukisan dan foto yang melibatkan beberapa seniman seperti Deddy Reru, Wayan Paramartha, IB Ibi, dan Bhakti Wyasa.
Jango menambahkan, tidak hanya berpameran kartun di sana. Momen kartun bisa ‘tembus’ di ajang konferensi internasional sesungguhnya kesempatan bagus untuk mengenalkan kartun ke generasi muda. “Untuk anak muda sekarang jangan takut berkesenian terutama di bidang kartun. Yang ingin jadi kartunis tidak banyak sekarang. Makanya lewat momen ini saya sampaikan agar mereka tertarik bahwa ini (kartun) bisa jadi sesuatu,” tandasnya. *ind
Pameran kartun ‘The Heritage of Bali’ menjadi salah satu bagian yang ikut serta meramaikan perhelatan konferensi internasioanal OWHC Eurasia IX tersebut. Usai pembukaan konferensi, Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Gubernur Bali Wayan Koster, dan Sekjen OWHC Denish Richard didampingi oleh semua ketua delegasi negara peserta langsung membuka pameran kartun tersebut. Puluhan karya kartun yang menggambarkan heritage itu dinikmati oleh para delegasi.
Sedikitnya ada 30-an kartun yang dipamerkan merupakan karya kartunis Jango Pramartha, Chuk Handono, Ardian Wahyu, Mahayogi, Pinky Sinanta, Agus Yudha, dan Purik. Kartunis Bali, Jango Pramartha mengatakan, awal mula kartun bisa masuk meramaikan konferensi tersebut berawal dari Walikota Rai Mantra yang tertarik untukk menempatkan pameran kartun sebagai ikonik tersendiri di tengah perhelatan konferensi itu. Alasannya karena visual kartun mampu memberikan informasi yang cerdas dan unik kepada audience tanpa kendala bahasa.
Bahkan Sekjen OWHC, Denish Richard, sangat tertarik dengan pameran kartun tersebut. Ia langsung mengoleksi tiga karya kartun Jango untuk dipajang di kantor pusat OWHC sebagai edukasi dan sosialisasi heritage. Ia menilai kartun sangat dinamis dan humoris. Pria asal Kanada tersebut berjanji akan membawa dan menggelar pameran kartun ke konferensi-konferensi OWHC di kota-kota selanjutnya.
“Sebelum ini (konferensi sebelumnya) belum ada kesan apa-apa. Kemarin Pak Denish Richard intens ngomong dengan saya. Bahwa selama ini dia memantau juga bahwa setiap ada kongres OWHC, kita terlibat dalam pameran kartun. Sehingga ia berencana akan memasukkan kartun ke dalam program sosialisasi OWHC. Sehingga di manapun ada konferensi-konferensi OWHC, dia akan memperjuangkan kartun masuk ke sana,” tutur Jango.
Menariknya, menurut pendiri Bog-bog Bali Cartoon tersebut, kartun Bali sangat pas masuk dalam tema heritage dalam konferensi internasional ini. Selain pameran kartun ditampilkan juga pameran lukisan dan foto yang melibatkan beberapa seniman seperti Deddy Reru, Wayan Paramartha, IB Ibi, dan Bhakti Wyasa.
Jango menambahkan, tidak hanya berpameran kartun di sana. Momen kartun bisa ‘tembus’ di ajang konferensi internasional sesungguhnya kesempatan bagus untuk mengenalkan kartun ke generasi muda. “Untuk anak muda sekarang jangan takut berkesenian terutama di bidang kartun. Yang ingin jadi kartunis tidak banyak sekarang. Makanya lewat momen ini saya sampaikan agar mereka tertarik bahwa ini (kartun) bisa jadi sesuatu,” tandasnya. *ind
1
Komentar