nusabali

Lima Bulan, 2.123 Kasus DB di Badung

  • www.nusabali.com-lima-bulan-2123-kasus-db-di-badung

Dari 2.123 kasus DB, lima orang meninggal dunia. RSUD disarankan membeli NS1, alat yang efektif mendiagnosa apakah seseorang yang demam tinggi menderita DB atau tidak.

MANGUPURA, NusaBali
Lima bulan terakhir penderita demam berdarah (DB) di Kabupaten Badung tercatat mencapai 2.123 kasus. Di Gumi Keris, kasus DB bahkan merenggut lima korban jiwa.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung dr Gede Putra Suteja, menuturkan, kasus DB paling tinggi terjadi pada bulan April, yakni 805 kasus. Sedangkan pada Mei hanya sekitar 400 kasus. Adapun total kasus kematian akibat DB tercatat sebanyak lima kasus. “Itu data yang kami terima sampai bulan ini,” jelas dr Suteja, Senin (30/5).

Upaya fogging, menurut dr Suteja, tak cukup menangkal mewabahnya kasus DB. Salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M.

“Ini yang kami sedang gencarkan turun bersama masyarakat lakukan PSN, tindakan mengubur, menutup, dan menguras (3M). Kalau fogging saja tidak cukup. Nyamuk dewasa saja mati, tapi jentiknya hidup,” terangnya.

Diakui, banyak masyarakat melakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan masing-masing. Tapi itu saja tidak cukup bila tidak dibarengi dengan upaya 3 M dimaksud. “Kami banyak menemukan pot-pot bunga masih banyak berisi air. Tapi tidak ada ikannya. Sehingga muncul jentik-jentik nyamuk. Itu yang justru membahayakan,” kata pejabat asal Mengwitani, tersebut.

Terkait informasi yang berkembang di masyarakat, bahwa penyebaran DB oleh virus bisa melalui udara seperti virus influenza, tidak sepenuhnya tepat. “Yang benar penyebaran DB tetap harus melalui nyamuk, tidak benar bisa menyebar melalui udara,” tandas dr Suteja.

Bagaimana upaya ke depan agar kasus DB tidak merenggut korban jiwa? Tahun depan, katanya, setiap banjar akan ditempatkan juru pemantau jentik (jumantik), yang bertugas memantau jentik nyamuk di setiap rumah di lingkungan banjar masing-masing.

“Kami sudah persiapkan program penyuluh jumantik. Nanti setiap banjar akan kami latih. Jumantik ini yang akan memantau seluruh rumah warga,” tandasnya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung I Made Ponda Wirawan, mendesak pemerintah melakukan pengadaan alat pendeteksi. Karena menurutnya, sekarang ada alat bernama NS1 untuk mendeteksi dini penyakit DB. “Memang harganya agak mahal. Tapi ini untuk kepentingan masyarakat. Jadi pemerintah harus melakukan pengadaan alat ini,” harapnya.

Menurutnya banyak klinik swasta yang justru banyak memiliki alat ini. Oleh karena itu agar pelayanan kesehatan masyarakat optimal, rumah sakit milik pemerintah melakukan pengadaan.

Sementara Dirut RSUD Mangusada Badung dr Agus Bintang Suryadhi mengakui alat NS1 efektif mendiagnosa apakah pasien dengan demam tinggi menderita DB atau tidak. “Alat ini memang sangat efektif. Tidak perlu menunggu sampai tiga hari seperti pemeriksaan darah pada umumnya. Dengan alat ini pada hari pertama sudah bisa diketahui apakah pasien terjangkit DB atau tidak,” jelasnya.

Kapan rumah sakit akan melakukan pengadaan alat ini? Anggaran perubahan 2016 ini sudah direncanakan pengadaan alat NS1. Namun dr Bintang tidak menyebut berapa kebutuhan anggaran untuk pengadaan alat tersebut. 7 asa

Komentar