Adi Wiryatama, Kampanyekan Jokowi-Ma’ruf, Sasar Seluruh Komunitas
Caleg Digjaya yang Suaranya Lampau Harga Kursi DPR RI
DENPASAR,NusaBali
Politisi gaek PDIP, Nyoman Adi Wiryatama,66, membuktikan naluri politiknya mendulang suara sehingga meneguhkan kemenangan PDIP menyapu 33 kursi DPRD Bali di Pileg 2019. Adi Wiryatama yang juga ayah dari Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti ini mengukuhkan diri sebagai caleg digjaya yang suaranya setara dengan kursi DPR RI.
Sejumlah rekan separtai dari Adi Wiryatama yang lolos ke DPR RI sebut saja I Ketut Kariyasa Adnyana, politisi asal Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng buat sementara meraih 74.032 suara. Sementara Adi Wiryatama buat sementara memperoleh 88.061 suara DPRD Bali di Dapil Kabupaten Tabanan. Perolehan suara Adi Wiryatama naik dari Pileg 2014 yang mencapai 51.352.
Naiknya suara mantan Bupati Tabanan periode 2000-2005 dan 2005-2010 ini tidak memerlukan strategi khusus. Selain sudah investasi politik selama 48 tahun, Adi Wiryatama mengakui hanya kampanyekan Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin dan sasar seluruh komunitas di Tabanan, perolehan suaranya naik signifikan. Selain Adi Wiryatama yang suaranya melampui atau setara perolehan caleg DPR RI, adalah I Bagus Alit Sucipta politisi PDIP asal Desa Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung yang buat sementara kantongi 109.551 DPRD Bali di Dapil Kabupaten Badung.
Kemudian I Kadek Diana, politisi PDIP asal Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yang sementara memperoleh 87.134 suara DPRD Bali di Dapil Kabupaten Gianyar.
Adi Wiryatama kepada NusaBali, Sabtu (4/5) siang mengatakan dirinya hanya bermodal rajin turun menyanggong semua komunitas, tidak pandang bulu, siapa yang mengundang turun ke masyarakat. Mulai dari Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR), komunitas milenial di mana mereka merupakan pemilih pemula, kalangan sekaa teruna-teruni, basis suara PDIP, hingga tokoh-tokoh masyarakat.
“Saya kerja 6 bulan penuh sejak ditetapkan menjadi caleg DPRD Bali. Saya intens saja ke masyarakat simakrama dan mensosialisasikan program partai. Tetapi kalau investasi politik di Bali ya sejak saya aktif di PNI, PDI, PDI Perjuangan hingga sekarang. Kalau dihitung mungkin sudah 48 tahun investasi sosial-politik saya,” ujar pria yang menjabat Ketua DPRD Bali periode 2014-2019 ini.
Adi Wiryatama mengakui perolehan suara yang meroket melampui perolehan 2014 silam karena Jokowi Effect juga. Apalagi dirinya di Dapil Kabupaten Tabanan memprioritaskan kampanyekan Capres-Cawapres 01 Jokowi-Ma’ruf Amin yang diusung PDIP di seluruh pelosok dan kantong-kantong suara. “Ini ada juga pengaruh dari dukungan kita ke Jokowi,” tegas pria yang kini menjabat Sekretaris Deperda DPD PDIP Bali.
Adi Wiryatama mengaku mendapatkan perintah Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk habis-habisan memenangkan Jokowi-Ma’ruf. “Sesuai dengan perintah Ketua Umum DPP PDIP Ibu Megawati saya maksimalkan bergerak di Tabanan, total untuk Jokowi. Ini juga berdampak dengan perolehan suara partai di Pileg. Saya garap suara pasemetonan, bertandem dengan caleg-caleg kabupaten, menjaga soliditas dengan jajaran kader dan tokoh. Bupati Tabanan (Ni Putu Eka Wiryastuti) yang kader senior PDIP juga maksimal di Tabanan sehingga semua komponen partai total untuk Jokowi,” kata politisi asal Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kabupaten Tabanan ini.
Ketika ditanya ada pengaruh karena punya kekuatan hibah/bansos, status caleg incumbent dan sebagai Ketua DPRD Bali, Adi Wiryatama mengatakan tidak sepenuhnya bansos/hibah berpengaruh. “Saya katakan begitu karena caleg-caleg partai lain juga punya bansos/hibah yang sama. Tetapi kenapa PDIP dipercaya? Ingat DPRD Bali tidak punya bansos/hibah, tetapi hanya memfasilitasi. Sekarang tergantung cara mengkomunikasikan dengan masyarakat bansos/hibah itu, sehingga tepat sasaran, dirasakan masyarakat,” ungkap pria yang sempat merasakan pahit getir perjuangan ketika berhadapan dengan penguasa orde baru ini.
Namun demikian Adi Wiryatama tidak mau nigtig tangkah (sombong) dengan perolehan suara signifikan. Sebab suara signifikan adalah mengandung makna kepercayaan masyarakat yang harus dilaksanakan dan dikawal sebaik-baiknya, dalam bentuk perjuangan program dan aspirasi di pemerintahan. “Kalau bangga saya bangga, tetapi bukan untuk jumawa, apalagi nigtig tangkah (sombong). Ini bagian kepercayaan yang harus dipertanggungjawabkan. Kemenangan ini kemenangan rakyat, terimakasih telah memberikan kepercayaan kepada Jokowi- Ma’ruf untuk periode 2019-2024 dan untuk PDIP,” pungkas kandidat kuat Ketua DPRD Bali periode 2019-2024 ini. *nat
Sejumlah rekan separtai dari Adi Wiryatama yang lolos ke DPR RI sebut saja I Ketut Kariyasa Adnyana, politisi asal Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng buat sementara meraih 74.032 suara. Sementara Adi Wiryatama buat sementara memperoleh 88.061 suara DPRD Bali di Dapil Kabupaten Tabanan. Perolehan suara Adi Wiryatama naik dari Pileg 2014 yang mencapai 51.352.
Naiknya suara mantan Bupati Tabanan periode 2000-2005 dan 2005-2010 ini tidak memerlukan strategi khusus. Selain sudah investasi politik selama 48 tahun, Adi Wiryatama mengakui hanya kampanyekan Capres-Cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin dan sasar seluruh komunitas di Tabanan, perolehan suaranya naik signifikan. Selain Adi Wiryatama yang suaranya melampui atau setara perolehan caleg DPR RI, adalah I Bagus Alit Sucipta politisi PDIP asal Desa Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung yang buat sementara kantongi 109.551 DPRD Bali di Dapil Kabupaten Badung.
Kemudian I Kadek Diana, politisi PDIP asal Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yang sementara memperoleh 87.134 suara DPRD Bali di Dapil Kabupaten Gianyar.
Adi Wiryatama kepada NusaBali, Sabtu (4/5) siang mengatakan dirinya hanya bermodal rajin turun menyanggong semua komunitas, tidak pandang bulu, siapa yang mengundang turun ke masyarakat. Mulai dari Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR), komunitas milenial di mana mereka merupakan pemilih pemula, kalangan sekaa teruna-teruni, basis suara PDIP, hingga tokoh-tokoh masyarakat.
“Saya kerja 6 bulan penuh sejak ditetapkan menjadi caleg DPRD Bali. Saya intens saja ke masyarakat simakrama dan mensosialisasikan program partai. Tetapi kalau investasi politik di Bali ya sejak saya aktif di PNI, PDI, PDI Perjuangan hingga sekarang. Kalau dihitung mungkin sudah 48 tahun investasi sosial-politik saya,” ujar pria yang menjabat Ketua DPRD Bali periode 2014-2019 ini.
Adi Wiryatama mengakui perolehan suara yang meroket melampui perolehan 2014 silam karena Jokowi Effect juga. Apalagi dirinya di Dapil Kabupaten Tabanan memprioritaskan kampanyekan Capres-Cawapres 01 Jokowi-Ma’ruf Amin yang diusung PDIP di seluruh pelosok dan kantong-kantong suara. “Ini ada juga pengaruh dari dukungan kita ke Jokowi,” tegas pria yang kini menjabat Sekretaris Deperda DPD PDIP Bali.
Adi Wiryatama mengaku mendapatkan perintah Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk habis-habisan memenangkan Jokowi-Ma’ruf. “Sesuai dengan perintah Ketua Umum DPP PDIP Ibu Megawati saya maksimalkan bergerak di Tabanan, total untuk Jokowi. Ini juga berdampak dengan perolehan suara partai di Pileg. Saya garap suara pasemetonan, bertandem dengan caleg-caleg kabupaten, menjaga soliditas dengan jajaran kader dan tokoh. Bupati Tabanan (Ni Putu Eka Wiryastuti) yang kader senior PDIP juga maksimal di Tabanan sehingga semua komponen partai total untuk Jokowi,” kata politisi asal Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kabupaten Tabanan ini.
Ketika ditanya ada pengaruh karena punya kekuatan hibah/bansos, status caleg incumbent dan sebagai Ketua DPRD Bali, Adi Wiryatama mengatakan tidak sepenuhnya bansos/hibah berpengaruh. “Saya katakan begitu karena caleg-caleg partai lain juga punya bansos/hibah yang sama. Tetapi kenapa PDIP dipercaya? Ingat DPRD Bali tidak punya bansos/hibah, tetapi hanya memfasilitasi. Sekarang tergantung cara mengkomunikasikan dengan masyarakat bansos/hibah itu, sehingga tepat sasaran, dirasakan masyarakat,” ungkap pria yang sempat merasakan pahit getir perjuangan ketika berhadapan dengan penguasa orde baru ini.
Namun demikian Adi Wiryatama tidak mau nigtig tangkah (sombong) dengan perolehan suara signifikan. Sebab suara signifikan adalah mengandung makna kepercayaan masyarakat yang harus dilaksanakan dan dikawal sebaik-baiknya, dalam bentuk perjuangan program dan aspirasi di pemerintahan. “Kalau bangga saya bangga, tetapi bukan untuk jumawa, apalagi nigtig tangkah (sombong). Ini bagian kepercayaan yang harus dipertanggungjawabkan. Kemenangan ini kemenangan rakyat, terimakasih telah memberikan kepercayaan kepada Jokowi- Ma’ruf untuk periode 2019-2024 dan untuk PDIP,” pungkas kandidat kuat Ketua DPRD Bali periode 2019-2024 ini. *nat
Komentar