Pangempon Pura Agung Pulaki Gelar Pecaruan Eka Sata
Pasca Bocah Meninggal di Pura Gamang Pulaki
SINGARAJA, NusaBali
Pangempon Pura Agung Pulaki menggelar pecaruan Eka Sata di wewidangan pura pasca meninggalnya Kadek Kariani, 12, bocah asal Banjar Dinas Madan, Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Buleleng di areal Pura Gamang, Jumat (3/5) akibat serangan jantung. Seluruh rangkaian upacara pecaruan digelar di jaba sisi Pura Gamang yang berlokasi tepat di sebelah Timur Pura Pulaki pada Saniscara Wage Dukut, Sabtu (4/5).
Ketua Pangempon Pura Agung Pulaki, Nyoman Bagiarta, mengatakan upacara pecaruan tersebut merupakan upacara pembersihan secara niskala, setelah peristiwa meninggalnya seorang bocah di areal Pura. Dengan upacara pecaruan yang dilaksanakan bertepatan dengan rahina Tilem (bulan mati, red) diharapkan wewidangan Pura Agung Pulaki kembali suci.
Pangempon pura juga menghaturkan banten Guru Piduka sebagai simbol permohonan maaf atas peristiwa leteh (kotor) yang terjadi secara tidak sengaja itu kepada sesuhunan yang berstana di sana. Selain juga menghaturkan banten pananggeh (penundaan, red) pacaruan agung yang seharusnya digelar atas kejadian itu. Seluruh rangkaian upacara tersebut dipuput oleh pamangku Pura Agung Pulaki, Jro Mangku Nyoman Suarta.
“Sementara kami baru menggelar pacaruan Eka Sata, karena kami masih melakukan sejumlah perbaikan di areal Pura, sehingga kami juga haturkan banten pananggeh. Untuk pecaruan besarnya yang menggunakan berbagai macam sarana masih menunggu hari baik dan berbarengan dengan acara pamelaspas,” ungkap Bagiarta yang juga Perbekel Desa Kalisada ini.
Meski demikian pecaruan yang dilakukan saat ini tak mengurangi arti upaya pembersihan yang dilakukan oleh pangempon Pura Agung Pulaki. Ia pun berharap peristiwa yang sama tak terulang di masa mendatang.
Sebelumnya diberitakan seorang anak, Kadek Kariani, 12, asal Banjar Dinas Madan, Desa Musi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng meninggal mendadak saat akan tangkil ke Pura Gamang Pulaki. Bocah perempuan yang masih duduk di bangku kelas VI SD itu datang bersama ibunya ke Pura Gamang Pulaki di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, untuk nunas tamba (obat secara niskala).
Hanya saja belum terisi keinginannya, mendadak penyakit jantung yang diderita Kariani kumat. Ia pun dinyatakan pingsan dan meninggal saat masih berada di areal pura, Jumat (3/5). *k23
Ketua Pangempon Pura Agung Pulaki, Nyoman Bagiarta, mengatakan upacara pecaruan tersebut merupakan upacara pembersihan secara niskala, setelah peristiwa meninggalnya seorang bocah di areal Pura. Dengan upacara pecaruan yang dilaksanakan bertepatan dengan rahina Tilem (bulan mati, red) diharapkan wewidangan Pura Agung Pulaki kembali suci.
Pangempon pura juga menghaturkan banten Guru Piduka sebagai simbol permohonan maaf atas peristiwa leteh (kotor) yang terjadi secara tidak sengaja itu kepada sesuhunan yang berstana di sana. Selain juga menghaturkan banten pananggeh (penundaan, red) pacaruan agung yang seharusnya digelar atas kejadian itu. Seluruh rangkaian upacara tersebut dipuput oleh pamangku Pura Agung Pulaki, Jro Mangku Nyoman Suarta.
“Sementara kami baru menggelar pacaruan Eka Sata, karena kami masih melakukan sejumlah perbaikan di areal Pura, sehingga kami juga haturkan banten pananggeh. Untuk pecaruan besarnya yang menggunakan berbagai macam sarana masih menunggu hari baik dan berbarengan dengan acara pamelaspas,” ungkap Bagiarta yang juga Perbekel Desa Kalisada ini.
Meski demikian pecaruan yang dilakukan saat ini tak mengurangi arti upaya pembersihan yang dilakukan oleh pangempon Pura Agung Pulaki. Ia pun berharap peristiwa yang sama tak terulang di masa mendatang.
Sebelumnya diberitakan seorang anak, Kadek Kariani, 12, asal Banjar Dinas Madan, Desa Musi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng meninggal mendadak saat akan tangkil ke Pura Gamang Pulaki. Bocah perempuan yang masih duduk di bangku kelas VI SD itu datang bersama ibunya ke Pura Gamang Pulaki di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, untuk nunas tamba (obat secara niskala).
Hanya saja belum terisi keinginannya, mendadak penyakit jantung yang diderita Kariani kumat. Ia pun dinyatakan pingsan dan meninggal saat masih berada di areal pura, Jumat (3/5). *k23
Komentar