Guru Matematika SMAN Bali Mandara Sabet Emas
I Kadek Santika sajikan gagasan ilmiah berjudul ‘Implementasi bentuk soal pilihan ganda model Examination for Japannese University, untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi, sekaligus meningkatkan karakter dalam bidang Matematika’ dalam ajang OGN 2019
Berjaya Bersama Dua Tokoh Bali Lainnya di Olimpiade Guru Nasional 2019
SINGARAJA, NusaBali
Inilah kado istimewa bagi Bali, khususnyua Buleleng, untuk Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2019. Selain sukses Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja I Putu Eka Wilantara dan Pengawas SMP Dinas Pendidikan Buleleng, I Gusti Ngurah Agung Oka Yadnya, yang menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah Best Practice Nasional 2019, seorang guru SMAN Bali Mandara Buleleng yakni I Kadek Santika, 30, juga meraih prestasi membanggakan. Kadek Santika sukses rebut medali emas Olimpiade Guru Nasional 2019 untuk bidang studi Matematika.
I Kadek Santika, 30, yang kesehariannya menjadi guru bidang studi Matematika SMAN Bali Mandara di Banjar Yeh Sanih, Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng berhasil merebut medali emas dalam Olimpiade Guru Nasional (UGN) di Jakarta 29 April-3 Mei 2019 lalu. Kadek Santika mengungguli guru Matematika asal Sulawesi Tengah yang kebagian medali perak dan guru Matematika asal Bogor, Jawa Barat yang kebagian medali perunggu.
Kadek Santika adalah satu dari tiga guru berprestasi asal Bali yang meraih medali emas di ajang bergengsi OGN 2019 ini. Sedangkan dua guru asal Bali lainnya yang juga sukses sabet medali emas, masing-masing I Gede Yokta Pradana (SMAN 1 Marga, Tabanan) dan I Gede Suweca (guru SLB Negeri 1 Badung). Khsus Gede Yokta Pradana, yang kesehariannya guru Fisika SMAN 1 Marga, dalam OGN 2019 ini sabet medali emas bidang studi Fisika.
Dalam ajang OGN 2019 ini, Kadek Santika menyajikan gagasan ilmiah berjudul ‘Implementasi bentuk soal pilihan ganda model EJU (Examination for Japannese University), untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi, sekaligus meningkatkan karakter dalam bidang Matematika’.
Kepada NusaBali, Kadek Santika mengaku tidak menyangka akan pulang membawa medali emas dari ajang OGN 2019 di Jakarya. Sebab, dia bersama rekan guru dari SMAN Bali Mandara awalnya hanya coba-coba mengikuti ajang bergengsi OGN 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut.
Menurut Santika, peserta dari seluruh Indonesia awalnya hanya diminta mengirimkan gagasan ilmiah soal ‘membangun pendidikan karakter denagn permaslaahan, berorientasi pada keetrampilan berkiri tingkat tinggi’. Santika bersama 5 guru SMAN Bali Mandara lainnya yang mengajar bidang studi Fisika, Biologi, dan Ekonomi pun ikut bagian. Selang beberapa lama, mereka dinyatakan lolos dan berhak mengikuti seleksi di tingkat provinsi untuk mewakili Bali ke tingkat nasional.
“Saya ikut seleksi tingkat provinsi pertengahan April 2019 lalu. Saya dan peserta lainnya dari berbagai kabupaten se-Bali menjawab 100 soal secara online. Saat itu, saya dinyatakan lolos OGN Tngkat Nasional 2019 untuk bidang studi Matematika, mewakili Bali,” ungkap Santika saat dikonfirmasi NusaBali per telepon dari Singaraja, Minggu (5/5).
Saat berangkat ke Jakarta, guru Matematika jebolan Undiksha Singaraja ini sempat kehlangan rasa opercaya diri. Sebab, semua peserta (masing-masing 15 orang untuk 9 mata pelajaran yang diujikan), rata-rata sudah berpengalaman. Ada yang sandang status instruktur, sebagian besar mereka juga tamatan S2. “Jadi, saya sempat agak canggung dan merasa rendah diri,” kenang guru kelahiran 14 Oktober 1988 asal Banjar Padpadan, Desa Petak Kaja, Kecmatan Gianyar ini.
Sedangkan Santika sendiri hanyalah tamatan S1 Pendidikan Matematika Undiksha, yang baru diangkat menjadi guru sejak 2015. Meski demikian, dengan kekatan tekadnya, Santika berhasil memulihkan rasa percaua diri. Bersama 5 guru asal Bali lainnya, Santika mamu berjuang maksimal di ajang OGN 2019.
Dalam ajang OGN 2019 ini, Santika mengusulkan gagasan ilmiah berjudul ‘Implementasi bentuk soal pilihan ganda model EJU (Examination for Japannese University), untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi, sekaligus meningkatkan karakter dalam bidang Matematika’. Hal itu seketika melintas di pikirannya saat Santika mengasuh anak didiknya yang mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi di Jepang. Seleksi yang dilalui itu pun menggunakan model soal pilihan ganda, dengan 10 opsi jawaban.
Menurut Santik, model soal itu memang merupakan soal level tinggi yang dapat melatih siswa berpikir lebih keras. Selain itu, dalam model soal yang diterapkan, juga banyak hal yang dapat digali. Model soal tersebut sangat bagus jika diterapkan untuk mengasah kemampuan siswa lebih tinggi.
Hanya saja, untuk menerapkan model soal dengan iklim pendidikan di Indonesia, masih memerlukan penyesuaian waktu lama. Namun, Santika tetap akan mencobanya di SMAN Bali Mandara, terutama untuk menyiapkan siswanya yang ingin ikut seleksi masuk perguruan tinggi di Jepang.
Sementara itu, dalam OGN 2019 di Jakarta yang diikuti Santika, setiap peserta tak hanya dituntut untuk mengumpulkan gagasan ilmiah. Dalam penentuan peserta terbaik di masing-masing bidang studi, mereka juga diuji keterampilan sebagai seorang guru. Mereka harus mealui tes tulis dengan materi pedagogik, tes praktek membuat media pembelajaran dan membuat bahan ajar lengkap dari RPP, Silabus, hingga penilaian disesuaikan dengan bahan ajar yang telah dibuat. Selanjutnya, mereka mempresentasikan hasil media pembelajarannya dan bahan ajar lengkap yang dibuat sebelumnya.
Selain sukses Kadek Santika cs yang sabet 3 medali emas di ajang OGN 2019, Bali juga dapat kado istimewa peringatan Hari Pendidikan Nasioonal, melalui dua guru asal Buleleng, yakni Kasek SMAN 1 Singaraja Putu Eka Wilantara dan Pengawas SMP Dinas Pendidikan Buleleng, I Gusti Ngurah Agung Oka Yadnya, yang menjuarai Lomba Karya Ilmiah Best Practice Nasional 2019 di Jakarta, 29 April hingga 3 Mei lalu. Putu Eka Wilantara dinobatkan sebagai Best Practise Nasional kategori Kepala Sekolah, sementara IGN Agung Oka Yadnya raih Best Practise Nasional kategori Pengawas. *k23
1
Komentar