Harga Gabah Turun
Nilai tukar petani (NTP) Bali pada April lalu menurun 0,66 persen.
DENPASAR, NusaBali
Salah satu penyebab utamanya, adalah turunnya harga gabah menyusul panen raya. Berdasarkan pencatatan harga gabah di Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung , Karangasem dan Buleleng, penurunan harga kering panen sampai -8,35 persen. Dari Rp 4.598 per kilogram pada Maret, menjadi Rp 4.214.
Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan, penurunan juga terjadi pada gabah kering di tingkat penggilingan, yakni turun -7,98 persen. Mulanya Rp 4.670 per kilogram turun menjadi Rp 4.298 perkilogram. “Penurunan nilai tukar petani pada bulan April, hampir terjadi pada semua sub sektor. Namun penurunan paling terdalam adalah pada sub sektor tanaman pangan,” ujar Adi Nugroho, Minggu (5/5).
Gabah sendiri, merupakan satu-satunya komoditas pada kelompok padi.Sebaliknya kelompok palawija meningkat mengalami kenaikkan 0,99 persen. Khususnya pada kacang tanah, ketela pohon dan jagung.
Dijelaskan Adi Nugroho, Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan satu indikator proksi untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP diperoleh dari perbandingan Indeks Harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani . “Semakin tinggi NTP, secara relatif makin kuat peranannya dalam kemampuan daya beli petani,” jelasnya.
Meski mengalami penurunan NTP, dikatakan Adi Nugroho usaha pertanian masih merupakan usaha yang menguntungkan. Itu karena secara keseluruhan NTP diatas 100. *k17
Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan, penurunan juga terjadi pada gabah kering di tingkat penggilingan, yakni turun -7,98 persen. Mulanya Rp 4.670 per kilogram turun menjadi Rp 4.298 perkilogram. “Penurunan nilai tukar petani pada bulan April, hampir terjadi pada semua sub sektor. Namun penurunan paling terdalam adalah pada sub sektor tanaman pangan,” ujar Adi Nugroho, Minggu (5/5).
Gabah sendiri, merupakan satu-satunya komoditas pada kelompok padi.Sebaliknya kelompok palawija meningkat mengalami kenaikkan 0,99 persen. Khususnya pada kacang tanah, ketela pohon dan jagung.
Dijelaskan Adi Nugroho, Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan satu indikator proksi untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP diperoleh dari perbandingan Indeks Harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani . “Semakin tinggi NTP, secara relatif makin kuat peranannya dalam kemampuan daya beli petani,” jelasnya.
Meski mengalami penurunan NTP, dikatakan Adi Nugroho usaha pertanian masih merupakan usaha yang menguntungkan. Itu karena secara keseluruhan NTP diatas 100. *k17
Komentar