Pasar Darurat Segera Dibangun
Terkait Relokasi Pedagang Pasar Banyuasri
SINGARAJA, NusaBali
Pasar darurat sebagai tempat penampungan sementara bagi seluruh pedagang Pasar Banyuasri, dipastikan dikerjakan Mei 2019. Pengecekan lokasi pasar darurat, di areal Terminal Banyuasri telah dilakukan, Senin (6/5) pagi.
Rombongan dipimpin Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, bersama Kadis Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Ketut Suparto, Kadis Perhubungan, Gede Gunawan dan staf dari Dinas PUPR.
Kepala Dinas Dagprin, Ketut Suparto mengungkapkan, pengerjaan itu setelah ada rekanan pemenang tender dengan nilai penawaran sebesar Rp 1.271.894.606. Kontrak kerja akan ditandatangani pada Kamis (16/5) lusa. Dengan penandatanganan kontrak kerja itu, Suparto menyebut rekanan sudah bisa memulai tahap pengerjaan.
Sambil menunggu waktu pengerjaan, Dinas Perhubungan diminta sudah mulai mengosongkan areal terminal. “Karena sudah ditetapkan pemenangnya, kami sudah diprintahkan sama pimpinan dan kami pastikan 16 Mei 2019 sudah mulai dikerjakan dan hari ini kami ini koordinasi teknis ke lapangan,” katanya.
Menurut Suparto, sesuai degan perencanaan yang disusun nantinya untuk lambung barat Terminal Banyuasri difungsikan menampung pedagang yang sekarang ini menempati Pasar Banyuasri. Sedangkan, untuk pedagang pasar tumpah akan menempati areal terminal di lambung timur dari selatan ke utara. Sedangkan, ruas Jalan Samudra dari barat ke timur akan dibangun untuk lokasi kios dan rumah toko (ruko). Untuk kios akan dibangun sebanyak 56 unit dan 92 ruko. “Karena ini akan memanfaatkan jalan dan areal terminal kami minta Dishub mengatur lalulintas, agar satu sisi kita bangun ruko dan kios dan jalan bisa difungsikan karena jalan ini masih difungsikan untuk akses keluar masuk warga,” jelasnya.
Sesuai kontrak, pengerjaan pasar darurat selama 45 hari sejak kontrak dimulai. Sehingga diperkirakan pasar darurat rampung pada 30 Juni 2019. Dengan demikian, relokasi pedagang pasar dijadwalkan pada 7 Juli 2019 mendatang.
Sementara, Kepala Dishub Buleleng, Gede Gunawan mengatakan, menyusul kepastian pembangunan pasar darurat itu, pihkanya sudah menugaskan kepala terminal untuk berkordinasi dengan perusahaan angkutan umum terutama untuk armada bus. Nantinya, aktivitas terminal ini dipindahkan ke Terminal Barang di Jalan Ahmad Yani Barat. Selain menututp Terminal Banyuasri untuk angkutan umum, Gunawan juga melakukan rekayasa (pengalihan) arus kendaraan di Jalan Samudra yang akan dibangun kiso dan ruko. Rencananya, ruas Jalan Samudra di sebelah utara tetap difungsikan untuk lalulintas kendaraan satu arah. “Kami sudah minta kepada Dinas PUPR untuk dipasang beier portable untuk membatasi ruas Jalan Samudra yang sebagian akan dibangun kios dan ruko. Dan soal pemindahan angkutan umum kami sudah koordinasi dengan perusahaan dan pada dasarnya mereka memaklumi pemindahan ke Terminal Barang di Jalan Ahmad Yani,” jelasnya. *k19
Rombongan dipimpin Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, bersama Kadis Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Ketut Suparto, Kadis Perhubungan, Gede Gunawan dan staf dari Dinas PUPR.
Kepala Dinas Dagprin, Ketut Suparto mengungkapkan, pengerjaan itu setelah ada rekanan pemenang tender dengan nilai penawaran sebesar Rp 1.271.894.606. Kontrak kerja akan ditandatangani pada Kamis (16/5) lusa. Dengan penandatanganan kontrak kerja itu, Suparto menyebut rekanan sudah bisa memulai tahap pengerjaan.
Sambil menunggu waktu pengerjaan, Dinas Perhubungan diminta sudah mulai mengosongkan areal terminal. “Karena sudah ditetapkan pemenangnya, kami sudah diprintahkan sama pimpinan dan kami pastikan 16 Mei 2019 sudah mulai dikerjakan dan hari ini kami ini koordinasi teknis ke lapangan,” katanya.
Menurut Suparto, sesuai degan perencanaan yang disusun nantinya untuk lambung barat Terminal Banyuasri difungsikan menampung pedagang yang sekarang ini menempati Pasar Banyuasri. Sedangkan, untuk pedagang pasar tumpah akan menempati areal terminal di lambung timur dari selatan ke utara. Sedangkan, ruas Jalan Samudra dari barat ke timur akan dibangun untuk lokasi kios dan rumah toko (ruko). Untuk kios akan dibangun sebanyak 56 unit dan 92 ruko. “Karena ini akan memanfaatkan jalan dan areal terminal kami minta Dishub mengatur lalulintas, agar satu sisi kita bangun ruko dan kios dan jalan bisa difungsikan karena jalan ini masih difungsikan untuk akses keluar masuk warga,” jelasnya.
Sesuai kontrak, pengerjaan pasar darurat selama 45 hari sejak kontrak dimulai. Sehingga diperkirakan pasar darurat rampung pada 30 Juni 2019. Dengan demikian, relokasi pedagang pasar dijadwalkan pada 7 Juli 2019 mendatang.
Sementara, Kepala Dishub Buleleng, Gede Gunawan mengatakan, menyusul kepastian pembangunan pasar darurat itu, pihkanya sudah menugaskan kepala terminal untuk berkordinasi dengan perusahaan angkutan umum terutama untuk armada bus. Nantinya, aktivitas terminal ini dipindahkan ke Terminal Barang di Jalan Ahmad Yani Barat. Selain menututp Terminal Banyuasri untuk angkutan umum, Gunawan juga melakukan rekayasa (pengalihan) arus kendaraan di Jalan Samudra yang akan dibangun kiso dan ruko. Rencananya, ruas Jalan Samudra di sebelah utara tetap difungsikan untuk lalulintas kendaraan satu arah. “Kami sudah minta kepada Dinas PUPR untuk dipasang beier portable untuk membatasi ruas Jalan Samudra yang sebagian akan dibangun kios dan ruko. Dan soal pemindahan angkutan umum kami sudah koordinasi dengan perusahaan dan pada dasarnya mereka memaklumi pemindahan ke Terminal Barang di Jalan Ahmad Yani,” jelasnya. *k19
Komentar