Tanjakan Goa Gong Diminta Dievaluasi
Alignment vertikal tanjakan di Jalan Goa Gong mencapai 27–30 persen dan paling terjal saat ini di Badung, sementara kondisi ideal landai sekitar 10 persen.
MANGUPURA, NusaBali
Jalan menanjak dan menikung yang curam di Jalan Goa Gong, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung kerap menimbulkan kecelakaan lalu lintas (laka). Atas berbagai insiden di lokasi, warga menyarankan perlu dilakukan evaluasi. Sementara PUPR Badung telah mengusulkan evaluasi kondisi jalan tersebut sejak 2018, tetapi belum masuk prioritas.
Camat Kuta Selatan I Made Widiana, menerangkan Jalan Goa Gong memang menjadi jalan pintas menuju Kutuh dan Pecatu. Sehingga, banyak kendaraan bermotor yang melintas di jalan tersebut. Namun, dari sekian banyak kendaraan yang melintas, dipastikan ada saja kendaraan yang tidak kuat nanjak dan terperosok masuk ke rumah warga. Atas berbagai insiden itu, warga yang berada di sekitar lokasi tanjakan berharap dilakukan evaluasi kondisi medan jalan yang kerap memakan korban, khususnya kendaraan roda empat.
“Kondisi tanjakan itu memang dikategorikan rawan, karena tanjakannya itu cukup panjang dengan kemiringan bervariasi. Jadi, warga seputar lokasi berharap adanya evaluasi untuk perbaikan. Karena, yang jadi korban juga kan warga di sekitar lokasi itu,” tutur Widiana, Selasa (7/5) siang.
Mengenai perlunya evaluasi kondisi tanjakan di Jalan Goa Gong itu pernah diusulkan dalam Musrembang beberapa waktu lalu. Pun pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Badung untuk menyikapi kondisi dimaksud. Namun belum ada angin segar. Meski demikian, Widiana berharap untuk jangka pendek, pihak terkait bisa mengupayakan pembatasan kendaraan yang melintas. Utamanya kendaraan roda empat yang mengangkut barang dan kendaraan di atas roda empat. Sehingga risiko terperosoknya mobil bisa diminimalisir, apalagi sepengetahuannya kendaraan yang sering terperosok adalah jenis kendaraan berat. “Karena perbaikan tanjakan itu belum terealisasi, tentu jangka pendeknya harus ada pembatasan kendaraan yang melintas dari simpang Unud. Semoga ini bisa diatensi dan dilakukan pengaturan di lapangan, karena tanjakan itu sangat rawan terjadi kecelakaan,” harapnya.
Terkait adanya usulan evaluasi tanjakan di Jalan Goa Gong, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Badung Sang Nyoman Oka Permana mengaku bahwa tanjakan Jalan Goa Gong sudah diatensi pihaknya sejak 2018. Hal tersebut berdasarkan kajian pihaknya dan usulan masyarakat, yang menilai tanjakan tersebut perlu dievaluasi. Tetapi saat itu perbaikan tersebut belum masuk prioritas. Nah, aspirasi masyarakat itu akan kembali diusulkan dan bisa masuk dalam APBD 2020 nanti. “Tahun lalu memang sudah dirancang, tapi belum jadi prioritas. Nah, mudah-mudahan tahun 2020 bisa lolos dan langsung dikerjakan. Kalau soal anggarannya sekitar Rp 4,5 miliar dengan waktu pengerjaan sekitar enam bulan,” beber Oka Permana yang dikonfirmasi terpisah.
Tidak dipungkirinya kondisi tanjakan Jalan Goa Gong memang terlalu tajam, sehingga kecepatan kendaraan harus dalam keadaan top speed. Sementara jika ada kendaraan berpapasan, atau kendaraan mengangkut beban akan keteteran untuk menanjak. Untuk itu diperlukan perbaikan alignment tanjakan Jalan Goa Gong dengan cara dilandaikan, yang mana titik bagian atas akan digali sekitar 6 meter dan bagian bawah akan diuruk. Namun pada umumnya bentuk jalan akan tetap sama, tetapi disesuaikan kelandaiannya saja.
“Saat ini alignment vertikal tanjakan tersebut mencapai 27–30 persen dan paling terjal saat ini di Badung, sementara kondisi ideal landai itu 10 persen. Namun karena di sana ada pura, sesuai estetika maka alignment akan diubah menjadi 13 persen dan itu sudah aman untuk lalulintas,” tutur Oka Permana. *dar
Camat Kuta Selatan I Made Widiana, menerangkan Jalan Goa Gong memang menjadi jalan pintas menuju Kutuh dan Pecatu. Sehingga, banyak kendaraan bermotor yang melintas di jalan tersebut. Namun, dari sekian banyak kendaraan yang melintas, dipastikan ada saja kendaraan yang tidak kuat nanjak dan terperosok masuk ke rumah warga. Atas berbagai insiden itu, warga yang berada di sekitar lokasi tanjakan berharap dilakukan evaluasi kondisi medan jalan yang kerap memakan korban, khususnya kendaraan roda empat.
“Kondisi tanjakan itu memang dikategorikan rawan, karena tanjakannya itu cukup panjang dengan kemiringan bervariasi. Jadi, warga seputar lokasi berharap adanya evaluasi untuk perbaikan. Karena, yang jadi korban juga kan warga di sekitar lokasi itu,” tutur Widiana, Selasa (7/5) siang.
Mengenai perlunya evaluasi kondisi tanjakan di Jalan Goa Gong itu pernah diusulkan dalam Musrembang beberapa waktu lalu. Pun pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Badung untuk menyikapi kondisi dimaksud. Namun belum ada angin segar. Meski demikian, Widiana berharap untuk jangka pendek, pihak terkait bisa mengupayakan pembatasan kendaraan yang melintas. Utamanya kendaraan roda empat yang mengangkut barang dan kendaraan di atas roda empat. Sehingga risiko terperosoknya mobil bisa diminimalisir, apalagi sepengetahuannya kendaraan yang sering terperosok adalah jenis kendaraan berat. “Karena perbaikan tanjakan itu belum terealisasi, tentu jangka pendeknya harus ada pembatasan kendaraan yang melintas dari simpang Unud. Semoga ini bisa diatensi dan dilakukan pengaturan di lapangan, karena tanjakan itu sangat rawan terjadi kecelakaan,” harapnya.
Terkait adanya usulan evaluasi tanjakan di Jalan Goa Gong, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Badung Sang Nyoman Oka Permana mengaku bahwa tanjakan Jalan Goa Gong sudah diatensi pihaknya sejak 2018. Hal tersebut berdasarkan kajian pihaknya dan usulan masyarakat, yang menilai tanjakan tersebut perlu dievaluasi. Tetapi saat itu perbaikan tersebut belum masuk prioritas. Nah, aspirasi masyarakat itu akan kembali diusulkan dan bisa masuk dalam APBD 2020 nanti. “Tahun lalu memang sudah dirancang, tapi belum jadi prioritas. Nah, mudah-mudahan tahun 2020 bisa lolos dan langsung dikerjakan. Kalau soal anggarannya sekitar Rp 4,5 miliar dengan waktu pengerjaan sekitar enam bulan,” beber Oka Permana yang dikonfirmasi terpisah.
Tidak dipungkirinya kondisi tanjakan Jalan Goa Gong memang terlalu tajam, sehingga kecepatan kendaraan harus dalam keadaan top speed. Sementara jika ada kendaraan berpapasan, atau kendaraan mengangkut beban akan keteteran untuk menanjak. Untuk itu diperlukan perbaikan alignment tanjakan Jalan Goa Gong dengan cara dilandaikan, yang mana titik bagian atas akan digali sekitar 6 meter dan bagian bawah akan diuruk. Namun pada umumnya bentuk jalan akan tetap sama, tetapi disesuaikan kelandaiannya saja.
“Saat ini alignment vertikal tanjakan tersebut mencapai 27–30 persen dan paling terjal saat ini di Badung, sementara kondisi ideal landai itu 10 persen. Namun karena di sana ada pura, sesuai estetika maka alignment akan diubah menjadi 13 persen dan itu sudah aman untuk lalulintas,” tutur Oka Permana. *dar
1
Komentar