Dikagetkan 'Wong Samar', Truk Nyangkut di Tajun
Saat kejadian sopir truk terkejut dan banting stir setelah melihat wong samar di lokasi yang menurut warga memang dikenal angker.
Jalur Singaraja-Kintamani Masih Krodit
SINGARAJA, NusaBali
Sudah lima hari jalur Singaraja-Kintamani krodit dan dialihkan sementara ke jalur arternatif Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan. Penyebabnya adalah truk gandeng yang merintangi jalan pasca mengalami kecelakaan tunggal pada Jumat (3/5) pukul 02.00 WITA dinihari.
Truk pengakut alat berat yang mengalami kecelakaan dan nyangkut di tikungan Banjar Dinas Pasek Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng tersebut hingga Rabu (8/5) belum dapat dievakuasi. Kejadian mistis pun disebut mewarnai kecelakaan truk gandeng berukuran 12 meter tersebut.
Menurut keterangan sopir truk bernomor polisi BL 9509 N, Julfan, 50, asal Aceh, dia bersama dua rekan sopirnya yakni Junson dan Fery, bertugas membawa alat berat dari Aceh menuju Bali. Rencananya alat berat itu akan dibawa ke lokasi pembangunan bendungan di Desa Belok-Sidan, Kecamatan Petang, Badung.
Untuk mempercepat waktu perjalanan mereka pun memilih jalan Singaraja-Kintamani dan dikawal oleh mobil Patroli Jalan Raya (PJR) milik Polda Bali sejak memasuki wilayah Gilimanuk, untuk memperlancar perjalanan. Truk yang masuk ke Bali melalui pelabuhan Gilimanuk pada Jumat (3/5) kemudian melanjutkan perjalanan via Buleleng. Namun saat melaju dan mendekati tikungan dari arah Utara menuju Selatan, tepat di depan rumah Gede Prama, spiritualis asal Tajun, Buleleng, mendadak Julfan membanting stirnya ke kanan.
Ia mengaku terkejut saat melihat sekelebat bayangan putih melintas di depan kendaraan yang dikemudikannya. Alhasil kendaraan panjang dengan beban berat itu tak dapat melanjutkan perjalanan dan nyangkut di tikungan. Kepala truk mepet dengan pagar rumah Gede Prama, sedangkan ekor truk yang menggandeng alat berat melintang di tikungan.
“Kejadiannya malam, pikiran saya sedang kosong, tiba-tiba lihat makhluk halus melintas di depan, saya kaget langsung banting stir. Karena tikungan tajam dan truknya panjang dan berat jadi nyangkut,” katanya saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (8/5) siang kemarin.
Pasca kejadian tersebut proses evakuasi pun sudah diupayakan berulang kali namun hasilnya masih nihil. Hingga Selasa (7/5) siang kemarin untuk ketiga kalinya alat berat dari Jawa didatangkan untuk mengevakuasi kendaraan besar itu.
Julfan dan teman-temannya yang masih bertanggung jawab mengantarkan alat berat samapi ke tujuan sejak terpaksa menginap di rumah Wayan Nganteg, warga setempat. Proses evakuasi di lokasi yang kenal angker oleh masyarakat Tajun juga sudah disertai dengan sesajen. Hanya saja sejauh ini belum ada perkembangan berarti. Sejumlah petugas termasuk Julfan dan teman-temannya masih berkutat membantu proses evakuasi hingga Rabu sore kemarin. Truk yang memuat alat pembelah bukit itu disebut Julfan berangkat dari Aceh menuju Bali pada Selasa (23/4) lalu.
Sementara itu Kapolsek Kubutambahan, AKP Made Mustiada mengatakan, sejak truk tersebut nyangkut, pihaknya rutin menerjunkan dua personelnya untuk ditugaskan melakukan pengalihan arus lalu lintas. Masing-masing ditempatkan di ujung selatan dan utara ruas jalan alternative Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, untuk menghindari kemacetan.
“Truknya panjang dan jalan sempit. Sehingga proses evakuasi sangat sulit dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama. Kami sudah tugaskan dua personel setiap hari untuk rekayasa arus lalu lintas,” jelas dia.
Kecelakaan lalu lintas yang menutup akses jalan di Tajun itu disebut AKP Mustiada karena faktor sopir. Posisi tikungan tajam hampir berbentuk huruf U memang snagat riskan untuk kendaraan besar apalagi sopir baru pertama kali melintasi jalur tersebut. Sedangkan dari sejumlah keterangan warga setempat, lokasi nyangkutnya truk berukuran besar itu memang dikenal angker. Masyarakat di sana pun mempercayai jika saat melintas harus membunyikan klakson sebagai tanda permisi mau melintas. *k23
1
Komentar