Sidak Takjil, Ditemukan 33 Sachet Bubuk Minuman Kadaluwarsa
Jajaran Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar bersama tim gabungan Dinas Kesehatan Jembrana serta Dinas Koperindag Jembrana, menggelar sidak takjil di seputaran Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, dan Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Rabu (8/5) sore.
NEGARA, NusaBali
Dari salah satu pedagang minuman, petugas menemukan 33 sachet bubuk minuman cokelat yang sudah kadaluwarsa. Atas temuan tersebut, BBPOM menganjurkan agar puluhan sachet bubuk minuman cokelat kadaluwarsa itu dimusnahkan. Satu per satu sachet serbuk minuman cokelat itu digunting, dan isinya dituang ke dalam sebuah plastik, kemudian dibuang ke tempat sampah. Si pedagang yang mengaku tidak memperhatikan tanggal kadaluwarsa produk sachet bubuk minuman cokelat itu juga diminta lebih teliti agar tidak membahayakan konsumen. “Ya saya tidak tahu kalau kadaluwarsa,” ujar pedagang minuman tersebut.
Selain mengecek berbagai produk dagangan penjual takjil, petugas juga sempat mengambil sebanyak 24 sampel makanan yang dicurigai mengandung bahan kimia, seperti rhodamin B, methamin yellow, formalin, dan boraks, untuk diuji lab. Hasilnya, tidak ada satu pun makanan yang mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya tersebut. “Sampel makanan yang kami uji yang memiliki warna mencolok. Dari 24 sampel makanan yang diuji lab, semua layak untuk dikonsumsi,” ujar Kepala BBPOM Denpasar I Gusti Ayu Adhi Aryapatni.
Meski demikian, Adhi Aryapatni tetap meminta agar masyarakat dapat menjadi konsumen yang cerdas. Masyarakat diimbau untuk selalu teliti dalam setiap pembelian makanan dan obat dengan ‘cek KLIK’, yakni cek kemasan, cek label, cek izin edar, dan cek kadaluwarsa. Jika masyarakat sudah cerdas dan tidak mau membeli makanan yang sudah kadaluwarsa atau izin edar tidak jelas, pihaknya yakin produsen makanan akan berpikir dua kali untuk membuat produk-produk makanan. “Mulai sekarang jadilah pembeli yang cerdas,” tandasnya. *ode
Selain mengecek berbagai produk dagangan penjual takjil, petugas juga sempat mengambil sebanyak 24 sampel makanan yang dicurigai mengandung bahan kimia, seperti rhodamin B, methamin yellow, formalin, dan boraks, untuk diuji lab. Hasilnya, tidak ada satu pun makanan yang mengandung sejumlah bahan kimia berbahaya tersebut. “Sampel makanan yang kami uji yang memiliki warna mencolok. Dari 24 sampel makanan yang diuji lab, semua layak untuk dikonsumsi,” ujar Kepala BBPOM Denpasar I Gusti Ayu Adhi Aryapatni.
Meski demikian, Adhi Aryapatni tetap meminta agar masyarakat dapat menjadi konsumen yang cerdas. Masyarakat diimbau untuk selalu teliti dalam setiap pembelian makanan dan obat dengan ‘cek KLIK’, yakni cek kemasan, cek label, cek izin edar, dan cek kadaluwarsa. Jika masyarakat sudah cerdas dan tidak mau membeli makanan yang sudah kadaluwarsa atau izin edar tidak jelas, pihaknya yakin produsen makanan akan berpikir dua kali untuk membuat produk-produk makanan. “Mulai sekarang jadilah pembeli yang cerdas,” tandasnya. *ode
1
Komentar