Rem Blong, Mobil Box Terjun ke Jurang di Goa Gong
Dalam waktu sebulan terakhir, sudah ada 10 kejadian kendaraan roda empat terjun ke tebing maupun yang nyangkut di bibir tebing di Jalan Goa Gong, Jimbaran.
MANGUPURA, NusaBali
Satu unit mobil box pengangkut es mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Goa Gong, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung pada Kamis (9/5) sekitar pukul 13.00 Wita. Penyebab kecelakaan lantaran mobil naas tersebut mengalami rem blong. Walhasil, mobil yang ditumpangi dua orang itu terjun bebas ke jurang. Untungnya, dalam musibah itu tidak ada korban jiwa dan dua penumpang hanya memgalami keseleo.
Kecekakaan mobil box pengangkut es dengan nomor polisi DK 9504 BA itu berawal saat mobil yang dikemudikan oleh Nanda Septian Hambali bergerak dari arah Ungasan usai mengantarkan es ke sejumlah hotel. Mobil hendak menuju Jimbaran dengan melintasi Jalan Goa Gong. Namun, saat melintas di turunan dekat pura, mobil itu melaju liar dan nyungsep ke jurang yang ada di sebelah kiri. “Diduga mobil naas itu mengalami rem blong. Sehingga melaju liar dan nyungsep di jurang,” ungkap seorang warga sekitar, I Made Sutama.
Beruntung, dalam insiden itu tidak ada korban jiwa. Pengemudi mengalami keseleo dan penumpangnya hanya luka lecet. Mereka berdua dievakuasi dari bangkai mobil untuk mendapatkan penanganan di lokasi. Kecelakaan itu kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian untuk penanganan dan evakuasi bangkai mobil. Saat kecelakaan itu, lalu lintas di sekitar lokasi sedang sepi, sehingga saat rem blong, mobil naas itu tidak menabrak pengendara lainnya. “Kalau (kondisi) jalannya kan memang sangat terjal. Pengemudi harus benar-benar hati-hati. Ya, salah sedikit langsung nyunsep. Apalagi, pemicu kejadian itu rem blong,” ucap Sutama yang juga Wakil Komandan Regu Satpol PP Kuta Selatan.
Menurut Sutama, di Jalan Goa Gong memang sering terjadi kecelakaan. Kondisi jalanan yang sangat terjal (berupa tanjakan/jalan menurun dan menikung) membuat mobil yang melintas di jalan itu harus ekstra hati-hati. Bahkan, kebanyakan mobil jenis truk tidak mampu menanjak, bahkan hingga terguling. Untuk sebulan terakhir saja, sudah ada 10 kejadian serupa, baik yang terjun bebas ke tebing maupun yang nyangkut di bibir tebing. Situasi ini juga membuat warga yang tinggal di seputaran lokasi waswas.
“Kalau hari ini (kemarin) sudah ada dua kejadian. Paginya ada truk yang tidak kuat nanjak, kemudian tertahan di bibir tebing itu. Nah, peristiwa kedua ini mobil box pengangkut es,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Camat Kuta Selatan I Made Widiana, menerangkan Jalan Goa Gong memang menjadi jalan pintas menuju Kutuh dan Pecatu. Sehingga, banyak kendaraan bermotor yang melintas di jalan tersebut. Namun, dari sekian banyak kendaraan yang melintas, dipastikan ada saja kendaraan yang tidak kuat nanjak dan terperosok masuk ke rumah warga. Atas berbagai insiden itu, warga yang berada di sekitar lokasi tanjakan berharap dilakukan evaluasi kondisi medan jalan yang kerap memakan korban, khususnya kendaraan roda empat.
“Kondisi tanjakan itu memang dikategorikan rawan, karena tanjakannya itu cukup panjang dengan kemiringan bervariasi. Jadi, warga seputar lokasi berharap adanya evaluasi untuk perbaikan. Karena, yang jadi korban juga kan warga di sekitar lokasi itu,” tutur Widiana, Selasa (7/5) siang.
Mengenai perlunya evaluasi kondisi tanjakan di Jalan Goa Gong itu pernah diusulkan dalam Musrembang beberapa waktu lalu. Pun pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Badung untuk menyikapi kondisi dimaksud.
Terkait adanya usulan evaluasi tanjakan di Jalan Goa Gong, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Badung Sang Nyoman Oka Permana mengaku bahwa tanjakan Jalan Goa Gong sudah diatensi pihaknya sejak 2018. Hal tersebut berdasarkan kajian pihaknya dan usulan masyarakat, yang menilai tanjakan tersebut perlu dievaluasi. Tetapi saat itu perbaikan tersebut belum masuk prioritas. Nah, aspirasi masyarakat itu akan kembali diusulkan dan bisa masuk dalam APBD 2020 nanti. “Tahun lalu memang sudah dirancang, tapi belum jadi prioritas. Nah, mudah-mudahan tahun 2020 bisa lolos dan langsung dikerjakan. Kalau soal anggarannya sekitar Rp 4,5 miliar dengan waktu pengerjaan sekitar enam bulan,” beber Oka Permana.
Tidak dipungkirinya kondisi tanjakan Jalan Goa Gong memang terlalu tajam, sehingga kecepatan kendaraan harus dalam keadaan top speed. Sementara jika ada kendaraan berpapasan, atau kendaraan mengangkut beban akan keteteran untuk menanjak. Untuk itu diperlukan perbaikan alignment tanjakan Jalan Goa Gong dengan cara dilandaikan, yang mana titik bagian atas akan digali sekitar 6 meter dan bagian bawah akan diuruk. Namun pada umumnya bentuk jalan akan tetap sama, tetapi disesuaikan kelandaiannya saja.
“Saat ini alignment vertikal tanjakan tersebut mencapai 27–30 persen dan paling terjal saat ini di Badung, sementara kondisi ideal landai itu 10 persen. Namun karena di sana ada pura, sesuai estetika maka alignment akan diubah menjadi 13 persen dan itu sudah aman untuk lalu lintas,” tutur Oka Permana. *dar
Kecekakaan mobil box pengangkut es dengan nomor polisi DK 9504 BA itu berawal saat mobil yang dikemudikan oleh Nanda Septian Hambali bergerak dari arah Ungasan usai mengantarkan es ke sejumlah hotel. Mobil hendak menuju Jimbaran dengan melintasi Jalan Goa Gong. Namun, saat melintas di turunan dekat pura, mobil itu melaju liar dan nyungsep ke jurang yang ada di sebelah kiri. “Diduga mobil naas itu mengalami rem blong. Sehingga melaju liar dan nyungsep di jurang,” ungkap seorang warga sekitar, I Made Sutama.
Beruntung, dalam insiden itu tidak ada korban jiwa. Pengemudi mengalami keseleo dan penumpangnya hanya luka lecet. Mereka berdua dievakuasi dari bangkai mobil untuk mendapatkan penanganan di lokasi. Kecelakaan itu kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian untuk penanganan dan evakuasi bangkai mobil. Saat kecelakaan itu, lalu lintas di sekitar lokasi sedang sepi, sehingga saat rem blong, mobil naas itu tidak menabrak pengendara lainnya. “Kalau (kondisi) jalannya kan memang sangat terjal. Pengemudi harus benar-benar hati-hati. Ya, salah sedikit langsung nyunsep. Apalagi, pemicu kejadian itu rem blong,” ucap Sutama yang juga Wakil Komandan Regu Satpol PP Kuta Selatan.
Menurut Sutama, di Jalan Goa Gong memang sering terjadi kecelakaan. Kondisi jalanan yang sangat terjal (berupa tanjakan/jalan menurun dan menikung) membuat mobil yang melintas di jalan itu harus ekstra hati-hati. Bahkan, kebanyakan mobil jenis truk tidak mampu menanjak, bahkan hingga terguling. Untuk sebulan terakhir saja, sudah ada 10 kejadian serupa, baik yang terjun bebas ke tebing maupun yang nyangkut di bibir tebing. Situasi ini juga membuat warga yang tinggal di seputaran lokasi waswas.
“Kalau hari ini (kemarin) sudah ada dua kejadian. Paginya ada truk yang tidak kuat nanjak, kemudian tertahan di bibir tebing itu. Nah, peristiwa kedua ini mobil box pengangkut es,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Camat Kuta Selatan I Made Widiana, menerangkan Jalan Goa Gong memang menjadi jalan pintas menuju Kutuh dan Pecatu. Sehingga, banyak kendaraan bermotor yang melintas di jalan tersebut. Namun, dari sekian banyak kendaraan yang melintas, dipastikan ada saja kendaraan yang tidak kuat nanjak dan terperosok masuk ke rumah warga. Atas berbagai insiden itu, warga yang berada di sekitar lokasi tanjakan berharap dilakukan evaluasi kondisi medan jalan yang kerap memakan korban, khususnya kendaraan roda empat.
“Kondisi tanjakan itu memang dikategorikan rawan, karena tanjakannya itu cukup panjang dengan kemiringan bervariasi. Jadi, warga seputar lokasi berharap adanya evaluasi untuk perbaikan. Karena, yang jadi korban juga kan warga di sekitar lokasi itu,” tutur Widiana, Selasa (7/5) siang.
Mengenai perlunya evaluasi kondisi tanjakan di Jalan Goa Gong itu pernah diusulkan dalam Musrembang beberapa waktu lalu. Pun pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Badung untuk menyikapi kondisi dimaksud.
Terkait adanya usulan evaluasi tanjakan di Jalan Goa Gong, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Badung Sang Nyoman Oka Permana mengaku bahwa tanjakan Jalan Goa Gong sudah diatensi pihaknya sejak 2018. Hal tersebut berdasarkan kajian pihaknya dan usulan masyarakat, yang menilai tanjakan tersebut perlu dievaluasi. Tetapi saat itu perbaikan tersebut belum masuk prioritas. Nah, aspirasi masyarakat itu akan kembali diusulkan dan bisa masuk dalam APBD 2020 nanti. “Tahun lalu memang sudah dirancang, tapi belum jadi prioritas. Nah, mudah-mudahan tahun 2020 bisa lolos dan langsung dikerjakan. Kalau soal anggarannya sekitar Rp 4,5 miliar dengan waktu pengerjaan sekitar enam bulan,” beber Oka Permana.
Tidak dipungkirinya kondisi tanjakan Jalan Goa Gong memang terlalu tajam, sehingga kecepatan kendaraan harus dalam keadaan top speed. Sementara jika ada kendaraan berpapasan, atau kendaraan mengangkut beban akan keteteran untuk menanjak. Untuk itu diperlukan perbaikan alignment tanjakan Jalan Goa Gong dengan cara dilandaikan, yang mana titik bagian atas akan digali sekitar 6 meter dan bagian bawah akan diuruk. Namun pada umumnya bentuk jalan akan tetap sama, tetapi disesuaikan kelandaiannya saja.
“Saat ini alignment vertikal tanjakan tersebut mencapai 27–30 persen dan paling terjal saat ini di Badung, sementara kondisi ideal landai itu 10 persen. Namun karena di sana ada pura, sesuai estetika maka alignment akan diubah menjadi 13 persen dan itu sudah aman untuk lalu lintas,” tutur Oka Permana. *dar
1
Komentar